Sariputta | Suttapitaka | ISTANA EMAS Sariputta

ISTANA EMAS

Suvaṇ­ṇa­vi­mānavat­thu (Vv 78)

Yang Terberkahi sedang berdiam di Andhakavinda. Pada waktu itu, seorang umat kaya yang memiliki keyakinan membangun “gubuk harum” di sisi bukit yang terbuka untuk Sang Buddha. Dia memohon agar Sang Buddha tinggal di sana dan dia melayani Beliau. Dia memantapkan pengendalian diri dan memiliki kebiasaan moral yang baik dan murni. Setelah meninggal, dia terlahir lagi di alam Tiga-Puluh-Tiga dewa dengan Istana yang berhias permata dan atap keemasan. Y.M. Maha-Moggallana bertanya kepadanya:

1. “Di atas gunung kemasan berdiri Istana yang bersinar ke sekelilingnya, bertabur jala-emas, dilengkapi dengan jala – lonceng yang berbunyi,

2. Pilar-pilar bersisi – delapan yang diukir indah, semuanya terbuat dari batu permata hijau-laut, yang setiap sisinya diciptakan dengan tujuh (jenis) permata:

3. Dari batu permata hijau-laut, dari emas, dari kristal serta perak, dengan permata-mata-kucing, dengan mutiara, serta dengan batu rubi,

4. Lantai yang berwarna warni1, menyenangkan; tak ada debu yang terusik di sana; banyak kasau kuning2 diciptakan untuk menopang atap,

5. Dan diciptakan empat tangga ke empat arah. Dengan ruangan-ruangan yang memiliki banyak permata, Istana ini bersinar bagaikan matahari terbit.

6. Ada empat pagar3 yang membagi, proporsinya terencana, memukau, bersinar ke sekeliling ke empat arah.

7. Di dalam Istana yang megah ini, sebagai dewa-muda dengan sinar yang agung, engkau bersinar dengan keelokan bagaikan matahari.

8. Apakah ini merupakan buah dari danamu, atau juga dari kebiasaan moral, ataukah dari penghormatan dengan tangan tertangkup? Ketika ditanya, jelaskanlah hal ini padaku.”

9. Dewa-muda itu karena gembira ditanya oleh Moggalana, ketika diberi pertanyaan menjelaskan perbuatan apa yang telah menghasilkan buah itu.

10. “Ketika saya dahulu hidup di Andhakavinda, karena memiliki keyakinan, dengan tanganku sendiri saya membuat vihara untuk Sang Guru, Sang Buddha, snak matahari.

11. Di sana, dengan pikiran yang penuh bakti, saya mempersembahkan kepada Sang Guru wewangian dan rangkaian bunga dan kebutuhan-kebutuhan serta salep dan vihara.

12. Karena inilah maka perolehanku sedemikian rupa: sehingga saya sekarang berdiam sebagai tuan di Nandana; dan di Hutan Nandana4 yang menyenangkan, tempat berkumpulnya kawanan burung,5 saya bergembira, dilayani oleh peri-peri yang menyanyi dan menari.”

Catatan :

citra bhumi, seperti di 81.4
Terbuat dari emas dan ratna cempaka (topaz) dsb., VvA.304. Bandingkan VvA.iii.
Ee vedika, VvA. Vedika di dalam syair, yang diterangkan di hal. 304: vediya ti vedika; tidak jelas apakah yang dimaksudkan adalah pagar atau panggung.
Ee pavare. VvA. 303, Be ca vane. Lihat No. 79, syair 12.
Bandingkan 63.34,79.12.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com