Sariputta | Suttapitaka | ISTANA PENJAGA PINTU Sariputta

ISTANA PENJAGA PINTU

Dvāra­pāla­vi­mānavat­thu (Vv 55)

Yang Terberkahi sedang berdiam di Rajagaha, di Hutan Bambu Pada waktu itu, seorang umat awam memberikan dana makanan empat kali tanpa henti kepada Sangha. Tetapi karena takut pada pencuri, dia biasanya memastikan bahwa pintu rumahnya selalu terkunci karena rumahnya berada di batas luar kota itu. Karena itu, para bhikkhu yang dating untuk makan di situ kadang-kadang harus pergi lagi dalam keadaan lapar. Setelah mengetahui hal ini dari isterinya, dia menunjuk seorang penjaga pintu untuk menyambut para bhikkhu yang datang dan melayani mereka. Ketika pendana itu meninggal, dia terlahir lagi di alam Yama. Tetapi ketika penjaga pintu itu meninggal, dia terlahir lagi di alam Tiga-Puluh-Tiga dewa dengan Istana emas duabelas yojana, seperti pada cerita sebelumnya. Kepada Y.M. Moggallana yang bertanya serupa, dia menjawab:

1-5 (seperti 54. 1-5)

6 “Masa-hidupku adalah seribu tahun dewa;1 (Tindakan jasaku) terdiri dari kata-kata pengulangan dan penghormatan yang diberikan lewat pikiran.2 Sekian lamanya orang yang telah melakukan tindakan jasa akan tetap ada dan dilengkapi dengan berbagai kesenangan-indera surgawi.

7. Karena inilah maka keelokanku sedemikian rupa … dan keelokanku menyinari segala penjuru.” (Seperti di 1.6, 7, dst.)

Catatan :

Dengan perhitungan manusia, masa ini adalah tiga puluh juta tahun di tambah enam juta tahun, VvA. 247.
Demikian dijelaskan di VvA. 247 dst

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com