Sariputta | Suttapitaka | Kumbang Kotoran Sariputta

Kumbang Kotoran

Mīḷhaka (SN 17.5)

Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, sungguh menakutkan perolehan, kehormatan, dan pujian itu … Misalnya ada seekor kumbang kotoran, pemakan-kotoran, berisi kotoran, penuh dengan kotoran, dan di depannya terdapat tumpukan besar kotoran. Karena hal ini, ia akan memandang rendah kumbang-kumbang lain, dengan berpikir: ‘Aku adalah pemakan-kotoran, berisi kotoran, penuh dengan kotoran, dan di depanku terdapat tumpukan besar kotoran.’ Demikian pula, para bhikkhu, seorang bhikkhu di sini yang pikirannya digoda dan dikuasai oleh perolehan, kehormatan, dan pujian, merapikan jubah di pagi hari dan, dengan membawa mangkuk dan jubahnya, memasuki desa atau kota untuk menerima dana makanan. Di sana ia akan makan sebanyak yang ia inginkan, ia akan diundang untuk makan keesokan harinya, dan dana makanan yang ia terima menjadi berlimpah. Ketika ia kembali ke vihara, ia membual di depan para bhikkhu:

‘Aku makan sebanyak yang kuinginkan, aku diundang untuk makan besok, dan dana makanan yang kuterima berlimpah. Aku memperoleh jubah, dana makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan, tetapi para bhikkhu lainnya ini memiliki sedikit jasa dan pengaruh, dan mereka tidak memperoleh jubah, dana makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.’

Demikianlah, karena pikirannya digoda dan dikuasai oleh perolehan, kehormatan, dan pujian, ia memandang rendah orang lain, para bhikkhu yang berperilaku baik. Ini akan mengarah pada kemalangan dan penderitaan pada orang tidak tahu diri itu untuk waktu yang lama. Sungguh menakutkan, para bhikkhu, perolehan, kehormatan, dan pujian itu … Demikianlah kalian harus berlatih.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com