Sariputta | Suttapitaka | PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA YANG MENGHINA RELIK Sariputta

PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA YANG MENGHINA RELIK

Dhātu­vivaṇ­ṇa­peta­vatthu (Pv 35)

[212] ‘Berdiri di udara.’ Inilah Penghinaan untuk Cerita Peta Relik.
Ketika Sang Buddha telah mencapai Parinibbana di antara pohon sa1a kembar1 di Hutan Upavattana Sala milik penduduk Malla di Kusinara dan relik Beliau telah dibagi, Raja Ajatasattu mengambil bagian relik yang diperuntukkan baginya. Karena mengingat keluhuran-keluhuran Sang Buddha, dia mengadakan (upacara) penghormatan yang besar yang berlangsung tujuh tahun, tujuh bulan, dan tujuh hari. Selama itu, orang-orang yang tak terhitung banyaknya pun tergugah baktinya di hati dan mencapai surga. Tetapi, ada delapan puluh enam ribu pria yang jahat, karena sudah amat lama tidak memiliki keyakinan dan mempunyai pandangan yang salah, ,dan -walaupun di tengah kondisi yang seharusnya memberikan inspirasi bakti- malahan berpikiran buruk dan muncul di antara para peta. Di Rajagaha yang sama itu, 2ada seorang laki-laki kaya, yang memiliki harta. Isteri, anak perempuan, dan menantu perempuannya berpikir dengan bakti di hati, ‘Marilah kita menghormati relik itu.’ Mereka pun membawa beberapa wewangian dan bunga dan sebagainya, lalu berangkat menuju tempat relik itu disemayamkan. Pria kaya itu menunjukkan penghinaan terhadap penghormatan relik dan mengejek mereka dengan berkata, ‘Apa gunanya menghormati tulang?’ Tanpa memperhatikan apa yang dia katakan, mereka pergi ke tempat itu untuk memberi hormat kepada relik itu. Sekembalinya mereka ke rumah, mereka terserang penyakit3 yang sedemikian sehingga tidak lama kemudian mereka mati, dan muncul di devaloka (karena tindakan berjasa itu). Tetapi pria itu dikuasai kemarahan, dan tidak lama kemudian juga mati, dan muncul di antara para peta karena tindakan jahatnya. Kemudian suatu hari, Y M. Mahakassapa -karena belas kasihan kepada para makhluk- menggunakan kekuatan supranaturalnya sedemikian sehingga orang-orang dapat melihat para peta maupun para devata. Setelah melakukan ini, beliau berdiri di halaman cetiya4. itu dan bertanya kepada peta yang telah menunjukkan penghinaan terhadap relik tersebut dengan tiga syair yang kemudian dijawab oleh peta itu:

1. ‘Berdiri di udara, engkau menyebarkan bau yang busuk dan menusuk, dan cacing-cacing melahap mulutmu yang berbau menusuk itu – tindakan apakah yang telah kau lakukan di masa lalu?5
2. Setelah itu mereka mengambil pisau mereka dan mencincangmu berkali-kali; mereka menyemprotmu dengan alkalin dan kemudian mencincangmu (lagi) berkali-kali.
3. Tindakan jahat apakah yang telah dilakukan olehmu lewat tubuh, ucapan, atau pikiran? Sebagai akibat dari tindakan yang manakah maka engkau menjalani kesengsaraan ini?’
4. [213] ‘Di Rajagaha yang indah, di Giribbaja yang menyenangkan itu, tuan yang baik, saya dahulu adalah majikan dengan kekayaan dan biji-bijian yang sangat melimpah.
5. Saya (dulu mencoba) menghalangi isteri dan anak perempuan dan menantu perempuan saya ini, yang sedang membawa (bunga-bunga) tamala6, teratai biru dan minyak-minyak yang mahal ke stupa – inilah tindakan jahat yang telah dilakukan olehku.
6. Kami yang berjumlah delapan puluh enam ribu secara terpisah menderita, 7karena telah menunjukkan penghinaan terhadap penghormatan stupa, kami mendidih8 secara hebat di neraka.
7. Engkau seharusnya memisahkan diri dari mereka yang menyatakan kerugian-kerugian ketika (upacara) penghormatan yang besar pada stupa Arahat itu sedang berlangsung.
8. Dan lihatlah mereka yang mendekat ini, yang memakai rangkaian bunga dan berhias, yang menikmati hasil dari bunga-bunga – mereka megah, berkilau.9
9. Dan setelah mereka melihat (fakta) yang menakjubkan, memukau, dan mendirikan bulu kuduk ini, para bijaksana akan memuji dan menghormat engkau, wahai petapa yang agung.
10. Bila saya telah pergi dari sini dan memperoleh kandungan manusia, saya akan rajin berulang-ulang memberi hormat kepada stupa.’
1 Di sini, bau yang busuk (duggandho): bau yang tidak menyenangkan, yang artinya bau dengan amisnya mayat yang membusuk. Untuk alasan inilah dia berkata, ‘Engkau menyebarkan (bau) yang busuk.’

2 Setelah itu (tato): setelah mengeluarkan bau busuk itu dan karena cocok dilahap cacing-cacing. Mereka mengambil pisau mereka dan mencincangmu berkali-kali (sattham gahetvana okantanti punappunam): para makhluk yang didorong oleh kamma10 mengambil pisau yang berujung tajam dan mencincang mulutmu11 berkali-kali. Mereka menyemprotmu dengan alkalin dan kemudian mencincangmu berkali-kali (kharena paripphositva okantanti punappunam): mereka memercikkan larutan alkalin di tempat-tempat di mana mereka telah mencincangmu dan kemudian mencincangmu lagi.12

4 Saya dahulu adalah majikan dengan kekayaan dan biji-bijian yang sangat melimpah (issaro dhanadhannassa supahutassa): [214] saya adalah majikan, pemilik, dari kekayaan dan biji-bijian yang luar biasa melimpah dan berjumlah besar, yang artinya saya dahulu sungguh kaya raya.

5 Isteri dan anak perempuan dan menantu perempuan saya (tassayam me bhariya ca dhita ca sunisa ca): isteriku di dalam kehidupanku yang sebelumnya, anak perempuan dan menantu perempuanku ini; dia berbicara sambil menunjuk pada makhluk-makhiuk dewa13 yang berdiri di langit. Mahal (paccaggham): segar. Saya (dulu mencoba) menghalangi … yang sedang membawa … ke stupa (thipam harantiyo viresim): untuk menunjukkan penghinaan terhadap relik, saya menentang … yang sedang membawa … untuk menghormati stupa. Inilah tindakan jahat yang telah dilakukan olehku (tampapam pakatam maya): dengan menyesal dia mengatakan, Tindakan jahat yang menunjukkan penghinaan terhadap relic ini dilakukan, dikejar, olehku.‘14

6 Delapan puluh enam ribu (chalasitisahassani): sebanyak delapan puluh ribu ditambah enam ribu lagi. Kami (mayam): dia berbicara mewakili para peta yang berada bersamanya. Secara terpisah menderita (paccattavedana): ini menunjukkan bahwa penderitaan karena kesengsaraan yang luar biasa sedang dialami secara terpisah, secara individu, oleh masing-masing. Di neraka (niraye): dia mengatakan hal ini, menyamakan alam peta dengan neraka karena besarnya kesengsaraan yang dialami.

7 Mereka yang … ketika (upacara) penghormatan yang besar terhadap stupa Arahat itu sedang berlangsung (ye ca kho thuipapujaya vattante arahato mahe): dia menjelaskan kerugiannya sendiri yang amat besar secara kiasan dengan berkata, ‘Engkau harus memisahkan, seharusnya telah memisahkan, engkau seharusnya mempertimbangkan sebagai orang luar, dari sana, dari tindakan berjasa itu, orang-orang seperti saya yang mengumumkan kerugian-kerugian, kesalahan-kesalahan, dari tindakan menghormat stupa ketika (upacara) penghormatan yang besar terhadap stupa Arahat, Buddha yang Sempurna, itu sedang berlangsung.’

8 Mendekat (ayantiyo): datang melalui langit. Hasil dari bunga-bunga: (malavipakam): hasil, buah,15karena telah memberi hormat dengan bunga-bunga di stupa. Megah (samiddha): megah dengan keelokan surgawi. Mereka berkilau (ta yasassiniyo): mereka memiliki pengikut.16

9 Dan setelah mereka melihat ini (tan ca disvana): setelah mereka melihat akibat yang menakjubkan, memukau, mendirikan bulu kuduk, amat hebat, dan luar biasa dari tindakan penghormatan yang amat terbatas jasanya ini. Para bijaksana akan memuji dan menghormat engkau, wahai petapa yang agung (namo karonti sappanna vandanti tam mahamuni): wanita-wanita ini, Y. M. Kassapa, akan menghormat, akan menyembah di hadapanmu, ladang jasa yang tertinggi, yang artinya mereka akan memuji, memberi hormat17 kepadamu.

[215] Kemudian peta itu, dengan hati yang tergugah, mengucapkan syair (yang bermula dengan:)’Bila saya’ untuk menunjukkan apa yang harus dia lakukan di masa mendatang yang sesuai dengan kesadaran yang tergugah itu. Arti dari hal ini sudah cukup jelas.
Mahakassapa menganggap persoalan yang telah dikatakan demikian oleh peta itu sebagai suatu kebutuhan yang muncul, dan mengajarkan Dhamma kepada yang sedang berkumpul di sana .

Kesengsaraan Cerita Peta Relik telah berakhir – dengan demikian penjelasan mengenai arti dari bab Kecil ketiga, yang berisi sepuluh cerita di kitab Cerita-cerita Makhluk Peta dari Khuddaka Nikaya ini telah diakhiri.18

Catatan

Shorea robusta.
lbukota Ajatasattu
Terbaca tadisena rogena pada Se Be untuk tadisena punnakammena rogena pada teks, walaupun dengan demikian kelihatannya kematian mereka disebabkan oleh perbuatan baik ini yang mempersingkat masa kehidupan mereka, agar mereka dapat menuai kemuliaan yang sudah tiba waktunya bagi mereka; bandingkan PvA 210 di atas. Bisa jadi teks semula terbaca punnakammena devaloke nibbattimsu yang paralel dengan kalimat berikutnya.
Stupa di mana relik ditempatkan.
Terbaca kim kammam akasi pubbe pada Se Be sebagai bagian dari v 1 ; bandingkan 13 1.
Xanthochymus pictorius.
paccattavedana; bandingkan M i 337 di mana salah satu dari tiga sebutan bagi neraka adalah ‘Perasaan-perasaan yang Terpisah’, paccattavedaniyo.
Terbaca paccama pada Se Be untuk paccami pada teks.
Terbaca yasassiniyo pada Se Be untuk yasassiyo pada teks.
Tidaklah jelas apakah kamma ini milik mereka atau milik peta.
Be terbaca vanamukham, iuka yang terbuka, di sini, luka inilah yang mungkin menjadi sumber dari bau yang menjijikkan itu.
Terbaca punappunam pada Se Be untuk puna pada teks.
Terbaca ta devabhuta pada Se Be untuk tava-d-eva bhuta pada teks.
Terbaca tam papam pakatam maya ti tam dhatuvivannanapapam katam pada Se Be untuk tam papan ti dhatuvivannapapam. Pakatam …. pada teks.
Terbaca vipakam phalam pada Be untuk Se vipakaphalam pada teks.
Terbaca ta parivaravantiyo pada Be (Se menghilangkan ta) untuk paricariniyo pada teks.
namakkaram, tidak tertulis di PED.
Demikian Be.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com