Sariputta | Suttapitaka | PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA YANG MEMBUAT PERNYATAAN SALAH Sariputta

PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA YANG MEMBUAT PERNYATAAN SALAH

Kūṭa­vi­niccha­yi­kapeta­vatthu (Pv 34)

‘Engkau beruntai bunga, bermahkota1 dan bergelang-lengan.’ Ini dikatakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Hutan Bambu sehubungan dengan peta yang telah membuat pernyataan yang salah.

Pada waktu itu, raja agung Bimbisara biasanya menjalankan Uposatha selama enam hari dalam sebulan. Karena mengikuti contohnya, banyak orang (juga) menjalankan Uposatha. Raja akan bertanya kepada semua orang yang datang,’Nah, apakah kalian menjalankan Uposatha atau tidak?’ Seorang – yang ditetapkan sebagai pengawainya- ternyata suka berucap memfitnah, curang, cenderung menerima suap dan bertindak kejam. Dia berkata, ‘Saya benar-benar menjalankannya, Paduka,’ karena takut mengatakan tidak menjalankannya. Kemudian, ketika tidak lagi di hadapan raja, seorang temannya berkata,’Sahabatku, apakah engkau menjalankannya hari ini?’, ‘Sahabatku, saya mengatakan demikian karena takut ketika berhadapan dengan raja, tetapi sebenarnya saya tidak menjalankannya.’ Kemudian temannya berkata kepadanya, Walaupun demikian, engkau masih bisa menjalankannya setengah hari ini, jadi jalankanlah sumpah Uposatha.’ ‘Baiklah’, katanya menyetujui apa yang dikatakan temannya itu. Dia kemudian pulang, dan tanpa makan, dia mencuci mulutnya dan menjalankan Uposatha. 2Malam itu, ketika dia telah tidur, [210] dia merasakan kesakitan yang tajam dan akut, yang disebabkan oleh angin kuat yang muncul karena kondisinya3 yang kosong. Masa kehidupannya4 pun langsung terpotong. Segera setelah meninggal dunia, dia muncul sebagai vimanapeta di pedalaman sebuah gunung. Karena mempertahankan Uposatha hanya setengah hari selama satu malam itu, dia menerima istana5 dengan pengikut 10 ribu wanita6 dan menikmati keelokan surgawi yang besar; namun karena pernyataannya yang salah dan sifatnya yang memfitnah, dia memakan daging yang telah diirisnya dari punggungnya sendiri. Y. M. Narada, ketika turun dari Puncak Bukit Nasar, 7 melihatnya. Sang thera pun bertanya kepadanya dengan empat syair, dan setelah itu dia pun memberikan jawaban mengenai persoalan itu juga dengan empat syair:

1. ‘Engkau beruntai bunga, bermahkota, dan bergelang lengan, dan anggota-anggota tubuhmu tertutup cendana;8ciri-cirimu jelas dan engkau bersinar bagaikan matahari.
2. Makhluk-makhluk ini yang merupakan pelayanmu,9anggota – anggota bukan-manusia dari kelompokmu, (dan) mereka ini yang merupakan pelayanmu;10sepuluh ribu wanita ini,
3. Mereka mengenakan gelang dan gelang-lengan, dan kepala mereka dihiasi untaian emas11 – engkau memiliki keagungan yang besar dan penampilanmu mendirikan bulu kuduk.
4. Tetapi engkau memakan daging yang telah engkau cungkil12 sendiri dari punggungmu. Tindakan jahat apakah yang telah dilakukan olehmu lewat tubuh, ucapan, atau pikiran? Sebagai akibat dari tindakan yang manakah maka engkau memakan daging dari punggungmu?’
5. ‘Di alam makhluk hidup saya dulu bertindak untuk kehancuranku sendiri dengan ucapan yang memfitnah dan berbohong serta dengan penipuan dan ketidakjujuran.
6. Ketika saya mendekati sekelompok orang di sana dan ketika tiba waktunya untuk berbicara kebenaran, saya menolak apa yang benar13 dan yang penting bagi saya sendiri, dan saya mengikuti arah yang salah.14
7. Sama seperti sekarang ini saya memakan daging dari punggung saya sendiri, bahkan begitu pula dia yang memfitnah akan memangsa dirinya sendiri.
8. [211] Engkau sendiri telah melihat ini, Narada. Mereka yang memiliki belas kasihan dan bajik akan mengatakan, “Janganlah memfitnah maupun menceritakan kebohongan, dan jangan menjadi pemfitnah!”‘
1 Di sini, beruntai bunga ( mali ) : mengenakan rangkaian bunga yang dihiasi dengan bunga-bunga surgawi – demikianlah artinya. Bermahkota (kiriti): dengan kepala yang bertuban. Bergelang-lengan (kayuri): memiliki hiasan lengan, yang artinya dengan lengan yang dipercantik dengan hiasan. Anggota-anggota tubuhmu (gatta): bagian-bagian tubuhmu. Tertutup cendana (candanussada): diminyaki sari cendana. Engkau bersinar bagaikan matahari (suriyavanno va sobhasi): Engkau cemerlang, dengan penampilan seperti matahari yang baru muncul. Atau, pilihan lain, teks itu terbaca, ‘Engkau elok bagaikan matahari fajar'(arunasadisavannava); matahari fajar (arunasadisavannana): matahari fajar (arunam)15 penampilannya mirip deva-deva Araniya yang artinya 16 memiliki penampilan ariya.

2 Anggota-anggota dari kelompokmu (parisajja): mereka yang masuk ke dalam kelompokmu, yang artinya pelayan-pelayan pribadimu.17

3 Engkau: tuvam=tvam (bentuk tata bahasa alternatif). Penampilanmu mendirikan bulu kuduk (lomahamsanarupava): penampilanmu cocok untuk membuat bulu kuduk berdiri karena melihatmu; ini dikatakan karena keagungan dan kekuasaannya yang luar biasa.

4 Yang telah engkau cungkil: ukkantva=ukkantitva (bentuk tata bahasa alternatif), artinya yang telah engkau potong.

5 Saya dulu bertindak. Acarisam=acarim (bentuk tata bahasa alternatif), saya mengambil arah tindakan. Dengan ucapan yang memfitnah dan berbohong: pesunnamusavadena=pesunnena musavadena ca (ketentuan bentuk majemuk). Serta dengan penipuan dan ketidakjujuran: nikativahcanaya ca=nikatiya vahcanaya ca (ketentuan bentuk majemuk), dengan rencana yang jahat dan kebohongan yang terlihat murni oleh orang lain.

6 Ketika tiba waktunya untuk berbicara kebenaran (saccakale): ketika tiba waktunya sehingga pantas untuk membicarakan kebenaran. Apa yang penting bagi saya (attham): hal-hal yang bermanfaat di dalam kehidupan ini juga dan kehidupan selanjutnya. Apa yang benar (dhammam): tugas saya, perilaku yang benar. Saya menolak (nirahkatva): saya memisahkan diri dari, saya meninggalkan.

7. Dia (so): makhluk yang bertindak memfitnah dan sebagainya.

Semua yang lain sama seperti yang diberikan di atas.

Catatan

kiriti ; pengertian ini tidak tercantum di PED, tetapi lihat SED sv kirita dan kiritin.
Pernyataan Gehman ‘membaktikan dirinya untuk perjamuan’ menggambarkan justru hal sebaliknya – seolah-olah seseorang membuat pernyataan yang sama tentang Lent.
Gehman keliru mengartikan ini sebagai ‘ketika dia sampai di tempat tinggalnya, masa kehidupannya terpotong karena ada sebuah pancang yang jatuh tertiup angin kencang di rumahnya yang buruk’.
ayusahkharo, yaitu, masa kehidupan yang akan dinikmatinya sesuai dengan kammanya, seandainya saja tidak dipotong atau diperpendek oleh perbuatan-perbuatan jahat; bandingkan D ii 106 (dan Dial ii 113 n. 1); M i 295; S ii 266; A iv 311; Ud 64.
Terbaca vimanam pada Se Be untuk vipakam pada teks.
kanna.
Bandingkan PvA 205.
Bandingkan Thag 267.
Terbaca te ‘me paricaraka pada Se Be untuk te me parivarika pada teks.
Terbaca te ‘me pariccarika pada Se Be untuk tema paricarika pada teks; bandingkan II 12 6.
kancancavelabhuisitca; cp II 12 6.
semua teks berbeda di sini : teks tertulis ukkantva, Se ukkaddha, sedangkan Be ukkacca.
dhammam
adhammam.
Bandingkan Skt aruna, sais kereta matahari dan ditunjuk untuk pergi sebelum matahari terbit, untuk melindungi dunia dari panas yang berlebihan’- E. Washburn Hopkins, EPic Mythology, Delhi 1974, hal. 84.
Terbaca araniyehi devehi sadisavanno, ariyavakaso ti attho pada Be untuk araniyehi devehi sadisavanna-ariyavakaso ti attho pada teks (Se tertulis araniyehi devehi sadisavanno; ariyava kasati ti attho).
Terbaca upatthaka pada Se Be untuk upatthaka pada teks.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com