Sariputta | Suttapitaka | PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA PEMBURU RUSA Sariputta

PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA PEMBURU RUSA

Miga­ludda­ka­peta­vatthu (Pv 32)

‘Engkau muda dan dihormati oleh pria dan wanita’. Ini dikatakan ketika Sang Buddha sedang berada di Hutan Bambu sehubungan dengan peta yang dulunya seorang pemburu rusa.

Dikatakan bahwa di Rajagaha seorang pemburu mencari nafkah dengan menembak dan membantai rusa siang dan malam. Dia mempunyai teman, seorang pengikut awam. Pengikut awam ini -walaupun tidak berhasil membujuk agar dia tidak senantiasa melakukan tindakan-tindakan jahat- dapat menggugah dia (untuk berperilaku) bajik pada malam hari. Dia berkata, ‘Ayolah, sahabatku, janganlah menghancurkan kehidupan makhluk hidup pada malam hari.’ Pemburu itu pun tidak lagi melakukan pembunuhan di malam hari, dia menghancurkan makhluk hidup di siang hari saja. Pada saatnya, dia mati dan muncul sebagai vimanapeta di dekat Rajagaha. Dia menjalani kesengsaraan yang besar di siang, tetapi pada malam hari dia memuaskan dirinya, 1diberkahi dan diperlengkapi dengan kesenangan-kesenangan lima indera. Ketika Y. M. Narada melihatnya, beliau bertanya kepadanya dengan syair ini:

1. [205] ‘Engkau muda dan dihormati oleh pria dan wanita; engkau tampak anggun dengan kesenangan-kesenangan indera di antara hal-hal yang memikat, tetapi pada siang hari engkau mengalami siksaan – apakah yang telah engkau lakukan di dalam kehidupanmu sebelumnya?’
1.Disini, dihormati oleh pria dan wanita(naranaripurakkhato): dihormati oleh, dilayani oleh, para devaputta dan devadhita2 sebagai pelayan. Muda (yuva): belia. Di antara hal-hal yang memikat (rajaniye): dengan hal-hal yang memikat, yang cenderung menimbulkan nafsu. Dengan kesenangan-kesenangan indera (kamagunehi): dengan apa yang sensual. Engkau tampak anggun (sobhasi): engkau cemerlang pada malam hari karena memiliki kesenangan-kesenangan ini demikianlah artinya. Untuk alasan inilah dia mengatakan, tetapi pada siang hari engkau mengalami siksaan ((divasam anubhosi kiranam): tetapi selama siang hari engkau menderita berbagai jenis siksaan, penghancuran. Atau pilihan lain (kita harus membaca:) di malam hari (rajani): pada malam hari (rattisu); ye hanya sekadar partikel. Apakah yang telah engkau lakukan di dalam kehidupanmu sebelumnya? (kim akasi purimaya jatiya): apakah tindakan yang telah engkau lakukan di dalam kehidupan sebelum ini, yang menimbulkan kebahagiaan dan penderitaan semacam ini, yang artinya ceritakan kepadaku hal ini.

Ketika mendengar ini, peta tersebut mengucapkan syair-syair ini untuk menceritakan kepada thera itu tentang tindakan-tindakan yang telah dilakukannya:

2. ‘Di Rajagaha yang indah, di Giribbaja3 yang menyenangkan itu, di masa lalu saya adalah seorang pemburu rusa, yang kejam dan bertangan penuh-darah.
3. Jahat di pikiran, saya berkelana tanpa kendali, selalu cenderung merugikan orang-orang lain dan amat kejam pada makhluk hidup, yang tidak merugikan, makhluk-makhluk yang jauh dan bermacam-macam.
4. Saya mempunyai sahabat yang baik hati, seorang pengikut awam yang memiliki keyakinan; dan dia, karena merasa kasihan, berkali-kali mengingatkan saya dengan mengatakan,
5. “Jangan melakukan tindakan-tindakan jahat, sahabatku, jangan pergi ke keadaan kesengsaraan; jika engkau ingin mencapai kebahagiaan setelah kematian, 4jauhkan diri dari pembantaian makhluk hidup, yang tak terkendali ini.”
6. Saya mendengar kata-kata ini karena menginginkan kebahagiaanku da mengkhawatirkan kesejahteraanku. Tetapi -karena sudah amat lama cenderung melakukan kejahatan dan tidak memiliki kebijaksanaan- saya tidak mengikuti nasihatnya sepenuhnya.
7. Sekali lagi, orang yang amat bijak itu, karena belas kasihan, menegur saya untuk menunjukkan pengendalian diri dengan berkata, “Jika di siang hari engkau harus membunuh makhluk hidup, maka tunjukkanlah pengendalian diri di malam hari.”
8. [206 ] Jadi, saya membunuh makhluk hidup pada siang hari, tetapi terkendali di malam hari, menjauhkan diri dari tindakan itu – sehingga kini pada malam hari saya memuaskan diri, sementara pada siang hari saya menjalani kehidupan yang sengsara dan saya dimangsa.
9. Karena tindakan bajik itulah maka saya menikmati (kesenangan-kesenangan) di malam hari sebagai makhluk bukan-manusia, sementara pada siang hari anjing-anjing yang galak menerkam saya dari semua sisi untuk memangsa saya.
10. Memang mereka yang senantiasa menerapkan diri mereka pada Ajaran Sang Sugata, dan mereka yang senantiasa menekuni Ajaran Sang Sugata – hanya mereka saja, pada hemat saya, yang akan mencapai Alam-Tanpa-Kematian, tempat yang tak terkondisi.
2 Di sini, pemburu (luddho): (orang yang) kejam. Bertangan penuh-darah (lohitapani): dengan tangan yang berlumuran darah karena berulang-ulang menghancurkan kehidupan binatang. Kejam (daruno): bengis, yang artinya orang yang menyakiti makhluk-makhluk lain.

3 Tidak merugikan: avirodhakaresu=avirodham karontesu (ketentuan bentuk majemuk); seperti misalnya rusa dan burung dan sebagainya.

5 Tak terkendali (asamyamam): tak terkontrol, dengan sifat yang jahat.

6 Nasihatnya sepenuhnya (sakalanusasanim): seluruh nasihatnya, yang artinya menghindarkan diri dari tindakan-tindakan jahat sepanjang waktu. Karena sudah amat lama cenderung melakukan kejahatan (cirapapabhirato): cenderung menuju kejahatan untuk waktu yang sangat lama.

7 Pengendalian (samyame): perilaku yang baik Menegur : nivesayi=nivesesi (bentuk tata bahasa alternatif). Jika di siang hari engkau harus membunuh makhluk hidup, maka tunjukkanlah pengendalian diri di malam hari (sace diva hanasi panino atha te rattim bhavatu sanyamo): ini menunjukkan cara dia ditegur. Dikatakan bahwa bahkan di malam hari pun dia menjalankan pembantaian makhluk hidup dengan cara memasang pancang dan jerat dan sebagainya.

8 Pada siang hari saya menjalani kehidupan yang sengsara dan dimangsa (diva khajjami duggato): sekarang saya telah masuk ke alam sengsara, telah sampai pada kesengsaraan yang luar biasa, dan saya dimangsa selama siang hari. Dikatakan bahwa buah dari tindakannya ini sesuai dengan tindakan ketika dia mengirimkan anjing-anjing untuk memangsa rusa pada siang hari – (jadi) selama siang hari, anjing-anjing yang besar akan menyerang dia dan memangsa tubuhnya sehingga tak ada apa pun yang tersisa kecuali kerangka. Akan tetapi menjelang malam hari, dia akan memperoleh kembali keadaannya semula dan menikmati keelokan surgawi. Untuk alasan inilah dikatakan: [207] ‘Karena tindakan bajik itulah maka saya menikmati kesenangan-kesenangan di malam hari sebagai makhluk bukan-manusia, sementara pada siang hari anjing-anjing yang galak menerkam saya dari semua sisi untuk memangsa saya.’

9 Di sini, galak (patihata): dalam suasana hati yang agresif seolah-olah cenderung menghancurkan. Dari semua sisi untuk memangsa saya (samanta khaditum): mereka menerkam saya dari semua penjuru untuk memangsa tubuh saya; ini dikatakan sehubungan dengan waktu ketika anjing-anjing itu mendekati, yang menyebabkan rasa takut yang luar biasa pada dirinya. Ketika mereka telah menerkamnya dan telah menghabisi tubuhnya sehingga tidak ada apa pun kecuali tulang yang tersisa, mereka akan pergi.

10 Mereka yang senantasa menerapkan diri mereka (ye ca te satatanuyogino): inilah arti ringkas syair penutup: walaupun saya memang menikmati keelokan sedemikian karena telah mengendalikan diri dari membantai makhluk hidup pada malam hari saja, namun orang-orang yang terus-menerus, sepanjang waktu, teguh mengusahakan untuk menerapkan diri mereka pada Ajaran Sang Sugata, Sang Buddha, menuju moralitas yang lebih tinggi dan seterusnya5 -hanya mereka yang berjasa inilah, pada hemat saya, yang akan mencapai Alam Tanpa Kematian, yang disebut tempat6 yang tak terkondisi, yang harus tidak dikacaukan dengan kebahagiaan duniawi – tidak akan ada apa pun yang dapat menjadi belenggu bagi mereka untuk mencapainya.

Ketika dia telah mengatakan demikian, thera tersebut mengemukakan persoalan itu kepada Sang Guru. Sang Guru menganggap hal itu sebagai kebutuhan yang muncul, dan mengajarkan Dhamma kepada mereka yang berkumpul di sana . Segalanya sama seperti yang diberikan di atas.

Catatan

Terbaca paricareti pada Se (Be paricaresi) untuk pariharati pada teks.
Arti devaputta yang sebenarnya, dibandingkan dengan istilah lain seperti devata dan deva dan sebagainya, masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Menarik untuk dicatat bahwa setidak-tidaknya secara harafiah, artinya di sini adalah anak lelaki dan anak perempuan para dewa. Bandingkan PvA 147.
Giribbaja, nama lain untuk Rajagaha yang merupakan suatu lembah yang dikelilingi bukit-bukit. Banyak dari bukit-bukit ini memiliki peran religius, seperti misalnya Puncak Burung Nazar yang dikatakan sebagai tempat Sang Buddha mengajarkan banyak sutta (khususnya Mahayana). Bukit-bukit lain menjadi tempat suci bagi kelompok Jaina dan sekarang menjadi tempat-tempat penting bagi para peziarah. Hutan Bambu, yang dikatakan merupakan tempat terjadinya banyak kisah yang diceritakan di sini, diperkirakan berada di lembah ini. Bandingkan DPPN ii 721 untuk sejarahnya dan juga MLS i 39 n. 3 untuk satu etimologi Giribbaja.
pecca.
Terbaca adhisiladike pada Se Be untuk adhisiladhike pada teks.
Terbaca asahkhatam padan ti pada Se Be dan v 10 untuk asahkhatan ti pada teks.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com