Sariputta | Suttapitaka | PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA MATTA Sariputta

PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA MATTA

Mat­tāpeti­vatthu (Pv 15)

‘Telanjang dan berpenampilan buruk engkau.’ Ini dikatakan ketika Sang Guru sedang berdiam di hutan Jeta sehubungan dengan seorang peti yang bernama Matta.

Dikatakan bahwa di Savatthi ada seorang laki-laki kaya yang memiliki keyakinan dan bakti. Namun istrinya, yang dikenal dengan nama Matta, tidak memiliki keyakinan maupun bakti. Dia pemarah dan juga mandul. Karena takut bahwa garis keturunan keluarga akan terputus, pria kaya itu mengambil istri lagi yang bernama Tissa dari klan yang sama. Tissa memiliki keyakinan dan bakti, sehingga disayang dan menarik bagi suaminya. Tak lama kemudian, dia hamil dan sepuluh bulan kemudian melahirkan seorang putra, yang diberi nama Bhuta. Dia menjadi nyonya rumah dan menopang empat bhikkhu dengan penuh perhatian. (Istri) yang mandul itu menjadi iri1 padanya. Suatu hari mereka berdua mencuci kepala mereka dan berdiri dengan rambut basah. Laki-laki kaya yang mencintai Tissa karena sifat-sifatnya itu sering berdiri bercakap-cakap dengan Tissa, dengan hati penuh hormat. Karena tidak tahan melihatnya dan karena dikuasai iri hati, Matta menyapu rumah dan menumpahkan sampah yang telah terkumpul itu ke kepala Tissa. Pada waktunya, Matta meninggal dan terlahir di dalam kandungan peta. Karena kekuatan perbuatan-perbuatannya, dia mengalami kesengsaraan berunsur lima. Kesengsaraan ini [83] diperkenalkan di dalam teks. Kemudian pada suatu petang2 dia menampakkan diri kepada Tissa yang sedang mandi di belakang rumah. Ketika melihatnya, Tissa bertanya kepadanya dengan syair ini:

1. ‘Telanjang dan berpenampilan buruk engkau, kurus kering dan dengan nadi yang menonjol. Engkau yang kurus, dengan tulang iga yang menonjol, siapakah engkau, siapakah engkau yang berdiri di sana?’
Makhluk itu menjawab dengan syair ini:

2. ‘Saya Matta, engkau Tissa. Saya dulu adalah madumu di masa lalu. Karena telah melakukan suatu perbuatan yang jahat, saya mati dari sini dan menuju alam para peta.
Di sini, Saya Matta, engkau Tissa (aham Matta tuvam Tissa): engkau bernama Tissa sedangkan saya bernama3 Matta. Di masa lalu (pure):4 di dalam kehidupanku sebelumnya. Saya dulu adalah: ahum=ahosim -mu: te5 =tuyham (bentuk tata bahasa alternatif) sesama istri.

Tissa bertanya sekali lagi tentang perbuatan yang telah dilakukannya dengan syair ini:

3. ‘Kalau demikian, perbuatan jahat apakah yang telah dilakukan olehmu lewat tubuh, ucapan atau pikiran? Sebagai akibat dari perbuatan yang manakah engkau pergi dari sini menuju alam para peta?’
Peti itu kemudian menjelaskan perbuatan yang telah dilakukannya dengan syair ini:

4. ‘Saya berperangai cepat marah dan kasar, saya dulu iri hati, jahat dan licik. Karena telah mengucapkan kata-kata yang jahat tentang engkau, saya pergi dari sini menuju alam para peta.’
4 Di sini, berperangai cepat marah (candi): memiliki kecenderungan marah. Kasar (pharusa): pembicaraannya kasar. Saya dulu: asim=ahosim (bentuk tata bahasa alternatif). Tentang engkau, saya: taham=tam aham (ketentuan gabungan). Kata-kata yang jahat (duruttam): pembicaraan yang jahat, pembicaraan yang tak berguna.

Dari sini dan selanjutnya mereka terus bertukar percakapan dengan syair-syair ini:

5. ‘Saya juga tahu semua ini, betapa cepat marahnya engkau dulu; tetapi ada sesuatu yang lain yang ingin saya tanyakan: mengapa engkau tertutup debu?’
6. ‘Engkau dulu telah mencuci kepala dan berpakaian bersih serta mengenakan perhiasan; tetapi saya dulu pun demikian, bahkan perhiasanku lebih daripada engkau.
7. Ketika saya melihat engkau bercakap-cakap6 dengan suami kita, engkau menyebabkan iri hati dan kemarahan yang kuat muncul di dalam diriku.
8. [84] Karena itu saya mengambil debu dan menumpahkan debu itu kepadamu. Karena akibat perbuatan itulah saya sekarang tertutup debu.’
9. ‘Saya juga tahu semua ini, (bagaimana) engkau menumpahkan debu kepadaku; tetapi ada sesuatu yang lain yang ingin saga tanyakan: mengapa engkau diserang penyakit gatal?’
10. ‘Kita berdua dulu pergi ke tepi hutan untuk mengambil tanaman-tanaman obat. Engkau membawa kembali tanaman-tanaman obat sedangkan saya membawa kapikacchu.7
11. Kemudian tanpa sepengetahuanmu, saya menaburkan kapikacchu itu di ranjangmu. Sebagai akibat perbuatan itulah saya sekarang terserang penyakit gatal.’
12. ‘Saya juga tahu semua ini, (bagaimana) engkau menaburkan kapikacchu di ranjangku; tetapi ada sesuatu yang lain yang akan saya tanyakan kepadamu: mengapa engkau telanjang?’
13. ‘Ada perkumpulan handai taulan, pertemuan8 sanak saudara yang terjadi; dan engkau diajak hadir bersama suami kita, tetapi saya tidak.
14. Kemudian tanpa sepengetahuanmu, saya mengambil baju-bajumu. Sebagai akibat dari perbuatan itulah saya sekarang telanjang.’
15. ‘Saya juga tahu semua ini, (bagaimana) engkau mengambil baju-bajuku; tetapi ada sesuatu yang lain yang ingin saya tanyakan: mengapa engkau berbau tinja?’
16. ‘Saya membuang wangi-wangian dan karangan bunga dan minyak-minyakmu yang mahal ke dalam kakus -perbuatan jahat itu dilakukan olehku. Sebagai akibat dari perbuatan itulah saya sekarang berbau tinja.’
17. ‘Saya juga tahu semua ini, (bagaimana) perbuatan jahat itu dilakukan olehmu; tetapi ada sesuatu yang lain yang ingin saya tanyakan: mengapa engkau memiliki kehidupan yang sengsara?’
18. ‘Kekayaan apa pun yang ditemukan di rumah kita adalah milik kita berdua sama rata – tetapi walaupun persembahan-jasa telah tersedia, saya tidak membuat perlindungan bagi diri saya sendiri. Sebagai akibat dari perbuatan itulah saya sekarang mempunyai kehidupan yang sengsara.
19. Bahkan pada saat itu pun engkau berbicara kepadaku dengan mengatakan, “Engkau mengejar perbuatan-perbuatan yang jahat; tentunya bukan lewat perbuatan-perbuatan jahatlah suatu keadaan yang bahagia dapat dicapai dengan mudah”.’
20. ‘Engkau dulu mendekatiku dari sisi yang salah9 dan lebih-lebih lagi engkau juga cemburu padaku. Lihatlah apa akibat yang ada dari perbuatan-perbuatan yang jahat itu.
21. [85] Engkau dulu memiliki rumah, pembantu dan perhiasan-perhiasan ini. Semua ini sekarang dinikmati10 oleh orang-orang lain -harta milik tidaklah langgeng.
22. Ayah Bhuta sekarang sedang pulang dari pasar. Mungkin dia bisa memberimu sesuatu. Jangan pergi dulu dari sini.’
23. ‘Saya telanjang dan berpenampilan buruk, kurus kering dengan nadi yang menonjol. Ini memalukan bagi wanita. Jangan biarkan ayah Bhuta melihat saya.’
24. ‘Kalau demikian, apa yang bisa saya berikan kepadamu atau apa yang dapat saya lakukan untukmu agar engkau bisa bahagia dan diperlengkapi secara melimpah dengan semua yang engkau inginkan?’
25. ‘Empat bhikkhu sebagai Sangha dan empat sebagai individu11 – tolong berikan makanan kepada delapan bhikkhu dan tujukan dana itu pada saya; dengan demikian saya akan bahagia dan diperlengkapi secara melimpah dengan semua yang saya inginkan.’
26. ‘Baiklah’, Tissa menyetujui. Dia memberi makan delapan bhikkhu, memberi mereka pakaian dan menujukan dana itu untuk Matta.
27. Begitu Tissa mempersembahkan ini, hasilnya langsung muncul, makanan pakaian dan minuman sebagai buah dari dana ini.
28. Maka Matta menjadi murni, terbungkus pakaian yang bersih dan segar, mengenakan kain yang lebih halus daripada kain Kasi. Dan, dengan berhiaskan berbagai pakaian dan perhiasan, dia mendatangi madunya itu.
29. ‘Engkau yang berdiri dengan kecantikan yang memukau, wahai devata, menerangi segala penjuru bagaikan Bintang Penyembuh,
30. Disebabkan oleh apakah kecantikanmu yang seperti itu? Disebabkan oleh apakah hal ini bisa tercapai olehmu di sini sehingga muncul kenikmatan-kenikmatan apa pun yang menyenangkan hatimu?
31. Saya bertanya kepadamu, devi nan amat agung, tindakan-tindakan berjasa apakah yang telah engkau lakukan ketika engkau menjadi manusia dulu? Disebabkan karena apakah keagunganmu yang bersinar sedemikian ini dan kecantikanmu yang memancar ke segala penjuru?’
32. ‘Saya Matta, engkau Tissa. Saya dulu adalah madumu di masa lalu. Karena telah melakukan suatu perbuatan yang jahat, saya telah pergi dari sini ke alam para peta; tetapi sekarang, melalui pemberian yang diberikan olehmu, saya dapat bersenang-senang, karena tidak memiliki rasa takut dari penjuru mana pun.’
33. ‘Semoga engkau hidup lama, saudaraku, bersama semua sanak saudaramu (dan semoga engkau mencapai) kediaman para Vasavatti, tempat yang bebas dari penderitaan dan polusi.
34. Berperilakulah di sini sesuai Dhamma dan berikanlah dana, wahai si cantik; lenyapkan noda keegoisan bersama akarnya dan pergilah tanpa cela menuju tempat surgawi.’
5 [86] Di sini, saya juga tahu semua ini, betapa cepat marahnya engkau dulu (sabbam aham pi janami yatha tvam candika ahu): ‘Saya cepat marah dan kasar’ yang engkau katakan ini, saya juga tahu semua ini -betapa engkau dahulu cepat naik darah, bersifat pemarah, berucap kasar, iri hati, jahat, dan licik. Tetapi ada sesuatu yang lain yang ingin saya tanyakan (aññañ ca kho tam pucchami): tetapi sekarang ada hal lain yang ingin saya tanyakan kepadamu. Mengapa engkau tertutup debu? (kenasi pamsugunthita): apakah yang menyebabkan engkau tertutup debu dan sampah, yang artinya (karena tindakan apa) yang membuat (debu dan sampah) ditumpahkan ke seluruh tubuhmu?

6 Engkau telah mencuci kepalamu (sisam nahata): engkau telah menyiram dari kepala ke bawah. Bahkan lebih (adhimattam): jauh melebihi. Bahkan perhiasanku lebih (samalankatara): berhias dengan sangat eksklusif dan lengkap. Bacaan alternatifnya adalah secara berlebihan (adhimatta): luar biasa mabuk, mabuk dengan kesombongan dan kecongkakan, yang artinya dipenuhi kesombongan. Daripada engkau (taya): daripada engkau, sayangku.

7 Engkau bercakap-cakap dengan suami kita (samikena samantayi): engkau berbicara dengan suami kita, saling berbicara.

9 Diserang penyakit gatal (khajjasi kacchuya): dimakan oleh kudis,12 yang artinya terserang (dengan itu).

10 Untuk mengambil tanaman-tanaman obat: bhesajjahari=bhesajjahariniyo (bentuk tata bahasa alternatif): mengambil obat-obatan.13 Kita berdua (ubhayo): kita berdua, yang artinya engkau dan saya. Ke tepi hutan (vanantam): ke hutan. Engkau membawa kembali tanaman-tanaman obat (tvañ ca bhesajjam ahari): engkau membawa kembali tanaman obat yang akan berguna untukmu, seperti yang dituliskan oleh para tabib. Sedangkan saya membawa pulang kapikacchu (ahañ ca kapikacchuno): sedangkan saya membawa kembali buah kapikacchu, buah yang menyebabkan rasa tidak keruan bila disentuh. Kapikacchu juga disebut ‘sayam gutta’,14 dan ini berarti saya membawa kembali daun dan buah sayam gutta.

11 Saya menaburkan kapikacchu itu di ranjangmu (seyyam ty aham samokirim): saya menyebari seluruh ranjangmu dengan buah kapikacchu dan daunnya.

13 Handai taulan (sahayanam): teman-teman. Perkumpulan (samayo): pertemuan. Sanak saudara (ñatinam): dari keluarga sendiri. Pertemuan (samiti): datang bersama. Diminta (amantita): diundang untuk pesta. Bersama dengan suami kita (sasamini): bersama dengan tuan kita, yang artinya bersama dengan orang yang menopang kita. Tetapi saya tidak (no ca kho ‘ham): tetapi saya tidak diajak- beginilah caranya bagian ini harus ditafsirkan.

14 Saya … baju-bajumu: dussam ty aham=dussam te aham (kumpulan gabungan). Mengambil (apanudim): menyerobot, mengambil dengan mencuri.

16 [87] Mahal (paccaggham): segar, atau sangat mahal. Saya membuang (atharesim): saya melempar. Bau kotoran (guthagandhini): berbau kotoran, mengeluarkan bau tinja.

18 Kekayaan apa pun yang ditemukan di rumah kita (yam gehe vijjite dhanam): kekayaan apa pun yang diterima di rumah kita adalah milik kita berdua sebagai sanak saudara, milikmu dan milikku, secara sama dan rata. Tersedia (santesu): diketahui. Perlindungan (dipam): menopang; dia berbicara dengan mengacu pada tindakan-tindakan yang berjasa.

19 Ketika peti itu telah menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh Tissa, sekali lagi dia berbicara sambil mengatakan, ‘Bahkan pada saat itu pun engkau (berbicara) kepadaku’ dll., yang merupakan pengakuan kesalahan yang dirasakannya karena tidak memperhatikan kata-katanya. Di sini, bahkan pada saat itu (tad eva): bahkan15 ketika itu, pada saat yang sama ketika saya berada dalam kehidupan sebagai manusia. Bacaan alternatifnya adalah ‘dengan cara yang itu juga (tath’ eva), yang berarti apa yang sekarang telah terjadi dengan cara yang ini juga (cara engkau berbicara kepadaku). Kepadaku (mam): dia menunjuk dirinya sendiri. Engkau (tvam): Tissa. Berbicara (avaca): memberitahu. ‘(Engkau mengejar) perbuatan-perbuatan yang jahat’ dll. dikatakan untuk menunjukkan cara dia berbicara. Teks menuliskan ‘perbuatan-perbuatan yang jahat’. Engkau melakukan hanya perbuatan-perbuatan jahat, tetapi keadaan yang bahagia tidak dapat dengan mudah dicapai lewat perbuatan-perbuatan jahat, sebaliknya keadaan menderitalah yang mudah dicapai (dengan demikian). Dia mengatakan bahwa hal itu (sekarang telah terjadi) dengan cara yang sama dengan cara dia dulu berbicara untuk mendorongnya.

Ketika mendengar ini, Tissa mengucapkan tiga syair, yang bermula ‘Engkau dulu mendekatiku dari sisi yang salah’:

20 Di sini engkau mendekatiku dari sisi yang salah (vamato mam tvam paccesi): engkau memiliki pandangan yang salah mengenai saya walaupun saya ingin agar engkau sejahtera, engkau menganggap aku bersikap bermusuhan. Engkau cemburu padaku: mam usuyyasi=mayharn usuyyasi (bentuk tata bahasa alternatif); engkau iri padaku. Lihatlah apa akibat yang ada dari pebuatan-perbuatan yang jahat (passa papanam kammanam vipako hoti yadiso): dia berkata, ‘Lihatlah sendiri apa akibat dari perbuatan-perbuatan yang jahat dan betapa mengerikannya itu.’

21 Semua ini sekarang dinikmati oleh orang-orang lain (te aññe paricarenti): rumah-rumah ini, para pembantu serta perhiasan-perhiasan yang dahulu dimiliki olehmu sekarang dinikmati, digunakan oleh orang-orang lain. Semua ini (ime) diberikan dengan pengubahan gender.16 Harta milik tidaklah langgeng (na bhoga honti sassata): harta-milik ini benar-benar tidak berlangsung lama, tidak stabil, (hanya bertahan) selama waktu seseorang (di dalam suatu kehidupan) dan harus ditinggalkan jika pergi (menuju suatu kehidupan yang baru).17 Oleh karena inilah iri hati dan keegoisan harus tidak boleh dibiarkan -beginilah artinya.

22 [88] Ayah Bhuta sekarang (idani Bhutassa pita): ayah Bhuta, ayah putraku, orang kaya, sekarang. Dari pasar: apana=apanato (tata bahasa alternatif) kembali ke rumah ini. Mungkin dia dapat memberimu sesuatu (app’ eva te dade kiñci): bila laki-laki kaya itu telah pulang, dia mungkin akan memberimu sesuatu yang cocok untuk diberikan sebagai persembahan jasa. Jangan pergi dulu dari sini (ma su tava ito aga): dia berkata karena welas asih, ‘Jangan pergi dari sini, dari halaman di belakang rumah ini, sampai nanti.’

23 Ketika mendengar hal ini, peti tersebut mengucapkan syair yang (bermula:) ‘Telanjang dan berpenampilan buruk saya’, untuk menjelaskan betapa dia merasa terbuang. Di sini, ini memalukan bagi wanita (kopinam etam itthinam): bertelanjang dan keburukan ini dll. yang memalukan18 bagi wanita harus dijauhi19 karena perlu ditutupi. Jangan biarkan ayah Bhuta melihat saya (ma mam Bhutapitaddasa): ‘Oleh karena itu jangan biarkan ayah Bhuta, laki-laki kaya itu, melihat saya’, dia berkata dengan malu.

24 Ketika mendengar hal ini, Tissa dipenuhi dengan (keinginan untuk) membantu dan mengucapkan syair (yang bermula:) ‘Kalau demikian, apa yang bisa saya berikan kepadamu.’ Di sini, kalau demikian (handa) adalah partikel yang dimasukkan ke dalam metri causa. Apa yang bisa saya berikan kepadamu?: kin t’aham dammi=kin te aham dammi (ketentuan gabungan); apakah saya harus memberimu pakaian atau makanan? Atau apa yang bisa saya lakukan untukmu? (kim va ca te karom’ aham): atau pelayanan lain apa yang dapat saya lakukan untukmu di sini pada saat ini?

25 Ketika mendengar hal ini, peti tersebut mengucapkan syair (yang bermula dengan:) ‘Empat bhikkhu sebagai Sangha.’ Di sini, empat bhikkhu sebagai Sangha dan empat sebagai individu (cattaro bhikkhu sanghato cattaro pana puggale): empat bhikkhu dari kelompok bhikkhu20 yang mewakili Sangha dan empat bhikkhu sebagai individu – tolong berikan makanan kepada delapan bhikkhu itu sampai puas dan tujukan dana itu untukku, tolong berikan atas namaku dana yang telah ditentukan itu. Dengan demikian saya akan bahagia (tadaham sukhita hessam) yang artinya bila engkau telah mempersembahkan21 dana itu kepadaku maka saya akan bahagia, akan mencapai kebahagiaan, dan akan memiliki secara melimpah semua yang saya inginkan.

Ketika mendengar hal ini, Tissa memberitahukan perihal itu kepada suaminya dan pada hari berikutnya suaminya memberikan makanan kepada delapan bhikkhu dan mempersembahkan dana itu untuk Matta. Langsung dia memperoleh keelokan surgawi dan sekali lagi mendekati Tissa. Untuk menjelaskan hal ini, mereka yang mengulang teks menyelipkan tiga syair yang bermula dengan: ‘”Baiklah”, Tissa menyetujui.’ Sementara berdiri di sana setelah mendekat, Tissa bertanya kepadanya22 lewat tiga syair yang bermula: ‘(Engkau yang berdiri) dengan kecantikan yang memukau.’ [89] Matta mengungkapkan identitasnya dengan syair (yang bermula dengan:) ‘Saya Matta’ dan menunjukkan penghargaannya dengan syair (yang bermula dengan:) ‘Semoga engkau berumur panjang’, dan mendorongnya dengan syair (yang bermula dengan:) ‘Berperilakulah di sini sesuai Dhamma.’

32 Di sini, diberikan olehmu: tava dinnena=taya dinnena (bentuk tata bahasa alternatif).

33 Tempat yang bebas dari penderitaan dan polusi (asokam virajam thanam): tempat surgawi yang bebas dari kesengsaraan karena tidak ada kesengsaraan dan yang bebas dari polusi karena tidak ada keringat dan debu – dia mengatakan semua ini dengan acuan pada devaloka. Kediaman (avasam): tempat.23 Para Vasavattis (Vasavattinam): mereka yang menggunakan (vattentanam) kekuatan mereka (vasam) dengan keagungan surgawi.24

34 Bersama akarnya (samulam): bersama noda keserakahan, karena noda keserakahan memang benar-benar merupakan akar keegoisan. Tanpa cela (anindita): tanpa cerca, pantas dipuji. Pergilah menuju tempat surgawi (saggam upehi thanam): semoga engkau dapat pergi ke tempat surgawi, yang artinya semoga engkau terlahir di dalam keadaan bahagia, yang disebut ‘surgawi’ (saggam)25 karena keadaan itu sungguh luar biasa (sutthu-aggatta) di dalam rangkaian objek indera seperti misalnya objek-objek yang nampak dan sebagainya. Sisanya sudah cukup jelas.26

Tissa kemudian mengajukan hal itu kepada laki-laki kaya tersebut. Lalu laki-laki kaya itu mengajukan hal itu kepada para bhikkhu, dan para bhikkhu mengajukannya kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengambil hal itu sebagai suatu kebutuhan yang muncul dan mengajarkan Dhamma kepada mereka yang berkumpul di sana. Ketika mendengarnya, orang-orang yang telah merasa tergugah ini, kemudian melenyapkan noda keegoisan dan sebagainya. Mereka pun menjadi gemar berdana dan sebagainya, sehingga menjadi orang-orang yang pasti menuju keadaan yang bahagia.

Catatan:

1 Terbaca usuyati dengan Se be untuk dussayati pada teks.

2 Terbaca sañjhaya dengan Be (Se samjjhaya) untuk saññaya pada teks.

3 Terbaca Matta nama dengan Se Be untuk Matta pada teks.

4 Terbaca pure ti dengan Se Be untuk pure pada teks.

5 Terbaca te ti dengan Se Be untuk te pada teks.

6 Terbaca samantayi dengan Se Be untuk amantayi pada teks.

7 Mucuna pruritus.

8 Terbaca samiti dengan Se Be untuk samitim pada teks.

9 vamato, secara harfiah dari kiri. Bandingkan dengan latihan yang menjanjikan keberuntungan dengan cara memutari lewat sebelah kanan misalnya PvA 74 di atas.

10 Terbaca paricarenti dengan Se Be untuk parivarenti pada teks.

11 Bandingkan dengan PvA 81.

12 kacchurogena, secara harfiah dengan penyakit kacchu atau penyakit gatal.

13 osadhi-bandingkan PvA 71 di atas.

14 Secara harfiah terlindungi sendiri – disebabkan karena sifatnya yang tidak menyenangkan. Be terbaca sayam bhuta di seluruh bagian yang berarti tumbuh sendiri atau bergantung pada diri sendiri.

15 Terbaca eva dengan Se Be untuk evam pada teks.

16 Harus merupakan bentuk jamak nominatif netral, imani, yang cocok dengan tan ‘evabharanani, dan bukan ime, maskulin, seperti di dalam syair itu.

17 Bandingkan PvA 175 di bawah. Ini mungkin suatu ungkapan ketidakkekalan yang agak tidak biasa, karena di sini ketidakkekalan pemiliknyalah yang membuat objek yang dimiliki itu bersifat tidak kekal, bukannya sifat hakiki di dalam objek-objek itu sendiri.

18 kopinam, secara harfiah bagian luar kemaluan wanita dan juga dapat diartikan apa yang memalukan (bandingkan Latin pudere, malu) atau juga kain cawat. Lihat juga petikan PvA 172 di bawah. ‘Inilah kain cawatku’ pada Gehman tidak pas benar. Arti dari kopinam diberikan oleh Childers tetapi tidak ada di PED.

19 Terbaca rundhaniyam dengan Se Be untuk rundhamanam pada teks.

20 Terbaca bhikkhusanghato dengan Se Be untuk bhikkhu sanghato pada teks.

21 Terbaca mama uddisissasi dengan Se Be untuk mamadisissasi pada teks.

22 Terbaca pana nam dengan Se Be untuk pattam pada teks.

23 thanam – demikian Be untuk aditthanam; Se terbaca adhitthanattanam, tempat tertentu di sini. Bandingkan PED sv adhitthana.

24 Terbaca adhipateyyena dengan Se Be untuk adhi- pada teks.

25 Terbaca saggam dengan Se Be untuk sagam pada teks; bandingkan PvA 9 di atas.

26 Terbaca uttanam dengan Se Be untuk vuttanam pada teks.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com