Sariputta | Suttapitaka | Burung Peṇāhikā Sariputta

Burung Peṇāhikā

Peṇāhi­kaṅga­pañha (Mil 7.6 3)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan dua sifat burung peṇāhikā harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, burung peṇāhikā, iri hati pada pasangannya, tidak memelihara anaknya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus iri hati terhadap kekotoran batin yang timbul pada dirinya dan, melempar mereka ke dalam lubang pengendalian benar 1dengan cara penerapan kesadaran, harus mengembangkan kesadaran terhadap tubuh jasmani dalam pikirannya. Inilah, Baginda, sifat pertama burung peṇāhikā yang harus diterapkan.

Dan lagi, Baginda, burung peṇāhikā, ketika berkelana pada siang hari di wilayah hutannya, pada malam hari mendatangi sekawanan burung sejenis untuk melindungi diri; begitu juga,
Baginda, yogi, bhikkhu harus mendatangi tempat terpencil agar bebas dari belenggu, tetapi jika dia tidak menemukan kebahagiaan di sana, lalu mendatangi Sangha untuk melindungi dirinya dari bahaya dan ketakutan, dia harus berlindung pada Sangha. Inilah, Baginda, sifat kedua burung peṇāhikā yang harus diterapkan.

Dan ini juga, Baginda, diucapkan oleh Brahma Sahampati di hadapan Sang Buddha:

‘Sering berpindah-pindah;
Kamu harus bebas dari belenggu.
Jika di sana kamu tidak memperoleh kebahagiaan
Berdiamlah bersama Sangha, terlindungi dan sadar.’

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com