Sariputta | Suttapitaka | Gajah Sariputta

Gajah

Hatthiṅgapañha (Mil 7.5 10)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan lima sifat gajah harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, ketika gajah melangkah dia melindas tanah; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, dengan bermeditasi, harus meremukkan bahkan semua kekotoran batin. Inilah, Baginda, sifat pertama gajah yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, gajah memandang ke depan (memutar) seluruh tubuhnya, dia melihat lurus ke depan, tidak mengamati benda-benda di sekelilingnya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menjadi orang yang memandang ke depan dengan seluruh tubuhnya, tidak mengamati benda-benda disekelilingnya, tidak melihat ke atas, tidak melihat ke bawah, tidak melihat ke seberang, tetapi harus melihat ke depan sejauh bajak. Inilah, Baginda, sifat kedua gajah yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, gajah tidak memiliki tempat untuk tidur yang tetap; dan ketika dia mencari makanan dia tidak mencari kesuksesan ke wilayah yang sama; dia tidak membuat tempat tinggal secara permanen; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menjadi orang yang tidak memiliki tempat untuk tidur yang tetap, tanpa rumah, dan harus berpindapata. Jika orang berpandangan terang melihat tempat layak huni di daerah yang cocok: bangunan atau kaki pohon atau gua atau lereng gunung, di sana dia bisa tinggal, tetapi dia tidak boleh menjadikannya sebagai tempat tinggal yang permanen. Inilah, Baginda, sifat ketiga gajah yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, gajah, setelah mencebur ke dalam air, atau mencebur ke dalam kolam teratai besar yang penuh dengan air segar, bersih, sejuk dan dipenuhi bunga teratai putih, biru,
merah dan kuning muda; bermain permainan gajah yang menakjubkan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, setelah mencebur ke dalam kolam penerapan kesadaran, penuh dengan Dhamma yang manis, murni, jelas, tanpa noda dan menyenangkan, dan dipenuhi bunga-bunga kebebasan; harus melepaskan dan menghilangkan kecenderungan kebiasaan dengan menggunakan pengetahuan dan permainan bhikkhu. Inilah, Baginda, sifat keempat gajah yang harus diterapkan.

Dan lagi, Baginda, gajah mengangkat kakinya dengan hati hati, dengan hati-hati juga menurunkannya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus mengangkat kakinya dengan hati hati dan penuh kesadaran, dengan hati-hati dan penuh kesadaran juga menurunkannya, baik ketika menuju (ke desa) atau kembali; menekuk atau merentangkan (lengan), dia harus bertindak dengan hati-hati dan penuh kesadaran. Inilah, Baginda, sifat kelima gajah yang harus diterapkan.

Dan ini juga, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, di dalam Saṁyutta Nikāya:

‘Mengendalikan tubuh adalah baik, baik pula mengendalikan ucapan,
Mengendalikan pikiran adalah baik, baik pula mengendalikan segala hal.
Terkendali dalam semua hal, orang yang teliti disebut berhati-hati.’


Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com