Sariputta | Suttapitaka | Serigala Tua Sariputta

Serigala Tua

Jara­siṅgā­laṅga­pañha (Mil 7.5 6)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan dua sifat serigala tua harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, serigala tua, ketika mendapatkan makanan, makan sebanyak mungkin tanpa merasa jijik; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu memanfaatkan makanan yang dia peroleh tanpa merasa jijik, dan hanya untuk merawat tubuh jasmaninya. Inilah, Baginda, sifat pertama serigala tua yang harus diterapkan.

Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Bhikkhu Mahā Kassapa:

‘Turun dari pondokan, saya memasuki sebuah desa untuk berpindapata;
Saya berdiri dengan hormat di sisi seorang penderita kusta yang sedang makan.
Dia, dengan tangannya yang sakit, memberikan sesuap makanan;
Saat memasukkan makanan, satu jarinya putus dan jatuh ke patta juga.
Bersandar pada dinding, saya menyantap makanan itu.
Tidak ada rasa jijik yang timbul saat saya menyantapnya.’

Dan lagi, Baginda, serigala tua, ketika mendapatkan makanan, tidak memeriksanya apakah bermutu rendah atau tinggi; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh memeriksa makanan atau berpikir, ‘Apakah mutunya rendah atau tinggi, atau apakah matang atau mentah?’ Dia harus puas dengan apa yang dia terima. Inilah, Baginda, sifat kedua serigala tua yang harus diterapkan.

Dan ini juga, Baginda, diucapkan oleh Bhikkhu Upasena, putra Vanganta:

‘Dan dia harus puas dengan yang bermutu rendah;
dia tidak boleh menginginkan banyak cita rasa.
Pikiran orang yang senantiasa menginginkan cita rasa
tidak akan berhasil dalam meditasi.
Orang yang puas dengan apa pun yang dia terima,
sempurna dalam kehidupan kebhikkhuan.’

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com