Sariputta | Suttapitaka | Monyet Sariputta

Monyet

Makka­ṭaṅ­gapañha (Mil 7.2 10)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan dua sifat monyet harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, seekor monyet tinggal di pohon besar yang rindang, tertutup rapat oleh dahan-dahan, tempat berlindung bagi yang takut; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu sebaiknya tinggal dekat seorang guru, teman baik seperti: orang yang sederhana, berperilaku baik, berbudi luhur, berwatak baik, orang yang telah banyak mendengar, ahli dalam Dhamma, ramah, terhormat, patut dihargai, pembicara, lemah lembut, seorang penasihat dan pelatih, dan orang yang menceriakan, membangkitkan, mendorong dan membahagiakan (penempuh kehidupan suci). Inilah, Baginda, sifat pertama monyet yang harus diterapkan.

Dan lagi, Baginda, monyet berpindah-pindah, berdiri dan duduk di pohon yang sama; jika kantuk menyerang, dia bermalam di sana. Begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu sebaiknya mengembangkan (kesadaran) di dalam hutan; jika, ketika berdiri, berjalan, duduk atau berbaring di hutan itu, kantuk menyerang, di sana dia harus membangkitkan kesadaran. Inilah, Baginda, sifat kedua monyet yang harus diterapkan.

Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Bhikkhu Sāriputta, siswa utama Sang Buddha:

‘Berjalan dan berdiri, atau duduk dan berbaring,
Seorang bhikkhu harus bersinar di hutan—layaknya hutan yang agung.’

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com