Sariputta | Suttapitaka | Ayam Sariputta

Ayam

Kukku­ṭaṅ­gapañha (Mil 7.2 2)

“Seperti halnya ayam bertengger pada saat yang tepat; demikian juga seorang bhikkhu seharusnya segera melaksanakan tugas-tugasnya2 setelah mengumpulkan dana makanan dan pergi ketempat yang sunyi untuk bermeditasi.

“Seperti halnya seekor ayam bangun pagi; demikian juga seorang bhikkhu seharusnya bangun pagi.

“Seperti halnya seekor ayam terus-menerus mengais tanah mencari makan; demikian juga seorang bhikkhu seharusnya terus-menerus merenungkan makanan yang dimakannya dengan berpikir: ‘Saya makan bukan untuk kenikmatan dan bukan untuk penampilan, melainkan hanya untuk menepis rasa sakit karena lapar dan agar saya dapat menjalankan kehidupan suci. Dengan demikian saya akan mengakhiri penderitaan’.

“Seperti halnya seekor ayam meskipun mempunyai mata namun buta di waktu malam; demikian juga seorang bhikkhu seolah-olah buta ketika sedang bermeditasi, tidak memperhatikan objek-objek indera yang mungkin akan mengganggu konsentrasinya.

“Dan seperti halnya seekor ayam meskipun diusir dengan tongkat dan batu tidak meninggalkan tempatnya bertengger; demikian juga seorang bhikkhu tidak meninggalkan kewaspadaannya, tidak peduli apakah dia sedang sibuk membuat jubah, membangun, mengajar, mempelajari kitab suci, atau melakukan apa pun.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com