Sariputta | Suttapitaka | Cara Hidup yang Benar Sariputta

Cara Hidup yang Benar

Gāthā­bhi­gīta­bhoja­na­kathā­pañha (Mil 5.5 9)

49. Cara Hidup yang Benar

“Anda mengatakan bahwa Sang Buddha tidak menerima persembahan makanan yang diberikan karena membacakan paritta. Tetapi ketika berkhotbah kepada umat awam, terlebih dahulu Beliau biasanya berbicara tentang manfaat berdana dan Beliau menerima persembahan yang diberikan. Jika yang pertama benar, mengapa Beliau menerima persembahan yang diperoleh lewat berkhotbah?”

“Adalah kebiasaan Sang Tathagata untuk terlebih dahulu berkhotbah tentang manfaat berdana, dengan tujuan untuk melembutkan hati orang-orang, sebelum melanjutkan berkhotbah tentang moralitas dan hal-hal yang lebih tinggi. Tetapi bukan karena itu lalu para bhikkhu bisa dituduh memberi isyarat, menginginkan persembahan. Ada isyarat yang tidak layak, dan ada isyarat yang tidak tercela. Dalam hal ini, jika seorang bhikkhu yang mengumpulkan dana makanan berdiri di tempat yang tidak tepat atau memberi isyarat, itu merupakan isyarat yang salah. Tetapi jika dia berdiri di tempat yang layak di mana ada orang-orang yang ingin memberi dan dia berjalan terus ketika mereka tidak memberinya, ini tidak salah dan bukan berarti pengisyaratan. Makanan dari si pembajak tanah itu dipersembahkan sebagai usaha membuktikan bahwa masalah mengenai pembacaan paritta itu salah, maka Sang Tathagata menolaknya.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com