Sariputta | Suttapitaka | Kelemahan Sang Bodhisatta Sariputta

Kelemahan Sang Bodhisatta

Buddha­avi­he­ṭha­ka­pañha (Mil 5.5 5)

45. Kelemahan Sang Bodhisatta

“Dikatakan oleh Sang Buddha, ‘Di dalam semua kelahiranku sebagai manusia, aku telah memiliki kebiasaan tidak menyakiti makhluk hidup.’ Tetapi ketika Beliau menjadi seorang petapa yang bernama Lomasa Kassapa, Beliau menyuruh membunuh ratusan binatang untuk dipersembahkan sebagai korban. Mengapa waktu itu Beliau tidak penuh welas asih?”

“Persembahan itu, O baginda, dilakukan ketika Lomasa Kassapa kehilangan ingatan karena tergila-gila pada Putri Candavati; pada waktu itu beliau tidak sadar pada apa yang diperbuatnya. Seperti halnya orang gila yang kehilangan akal sehatnya akan menapak di api, atau menangkap ular berbisa, atau berlari-lari telanjang bulat di jalanan, demikian juga Sang Bodhisatta yang sedang hilang ingatan, sehingga Beliau melakukan persembahan korban itu. Nah, suatu kejahatan yang dilakukan orang gila tidak bisa dianggap sebagai pelanggaran yang serius, begitu juga mengenai buah yang dihasilkan di dalam kehidupannya yang akan datang. Misalkan saja, O baginda, ada orang gila yang bersalah melakukan pelanggaran hukum yang berat, hukuman apakah yang akan baginda jatuhkan kepadanya?”

“Hukuman apa yang patut bagi orang gila? Kami akan memerintahkan agar dia dipukuli dan kemudian dibebaskan, begitu saja.”

“Jadi, O baginda, sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh orang gila dapat diampuni. Demikian juga dalam kasus Lomasa Kassapa. Setelah sadar kembali, beliau meninggalkan kehidupan duniawi dan kemudian terlahir di alam Brahma.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com