Sariputta | Suttapitaka | Kemurnian Sang Buddha Sariputta

Kemurnian Sang Buddha

Akusa­lac­cheda­na­pañha (Mil 5.1 8)

8. Kemurnian Sang Buddha

“Jika Sang Tathagata telah menghancurkan semua yang tidak baik di dalam diri-Nya saat mencapai kemahatahuan, mengapa Beliau terluka oleh pecahan batu yang dilemparkan oleh Devadatta? Jika Beliau dapat terluka, maka Beliau tidak dapat dikatakan telah terbebas dari segala kejahatan, karena tidak akan ada perasaan tanpa adanya karma. Semua perasaan berakar pada karma dan hanya dengan pengaruh karmalah perasaan timbul.”

“Tidak, baginda, tidak semua perasaan mempunyai akar pada karma. Ada delapan penyebab timbulnya perasaan:

angin yang berlebihan;
cairan empedu yang berlebihan;
lendir yang berlebihan;
campuran dari tiga cairan tubuh;
variasi temperatur;
stress lingkungan;
pengaruh luar;
karma.

Siapa pun yang berkata, ‘Hanya karma yang mengatur makhluk’, berarti dia tidak mengikutsertakan tujuh penyebab lainnya. Dan pernyataannya itu salah.
“Bila unsur angin di dalam diri seseorang terganggu, gangguan itu dapat terjadi karena salah satu dari sepuluh penyebab:

karena dingin;
karena panas;
karena lapar;
karena hawa;
karena terlalu banyak makan;
karena berdiri terlalu lama;
karena pengerahan tenaga yang berlebihan;
karena berlari;
karena pengobatan medis; atau
karena akibat dari karma.

Empedu dapat terganggu karena tiga hal: karena dingin; karena panas; atau karena makanan yang tidak tepat. Lendir dapat terganggu karena tiga hal: karena dingin; karena panas; atau karena makan dan minum. Bila ketiga cairan yang terganggu itu bercampur, terjadi rasa sakit tersendiri. Kemudian ada rasa sakit yang timbul dari variasi temperatur, stress lingkungan, dan pengaruh-pengaruh luar. Dan ada juga rasa sakit yang disebabkan oleh karma.
Jadi rasa sakit yang disebabkan oleh karma jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyebab-penyebab lainnya. Orang yang salah pandangan sudah keterlaluan bila mengatakan bahwa segala sesuatu yang dialami itu terjadi sebagai buah dari karma. Tanpa pandangan terang dari seorang Buddha, tidak ada yang dapat menentukan jangkauan dari jalannya karma. Dan ketika kaki Sang Buddha terluka oleh pecahan batu, rasa sakitnya berasal dari pengaruh luar. Tetapi meskipun Sang Buddha tidak pernah menderita rasa sakit yang disebabkan oleh karma Beliau sendiri, atau karena stress lingkungan, Beliau tetap menderita rasa sakit yang disebabkan oleh salah satu dari enam penyebab rasa sakit yang lain. Dan, O baginda, seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha, “Sivaka, ada beberapa rasa sakit yang timbul di dunia ini, karena humor yang menyakitkan. Dan engkau harus tahu apa humor itu karena hal itu hanya merupakan pengetahuan biasa saja. Para petapa dan Brahmana yang berpendapat dan menyatakan pandangan bahwa semua perasaan yang dialami itu disebabkan oleh tindakan yang lalu, mereka sudah melewati batas kepastian dan pengetahuan, dan karenanya Aku katakan bahwa mereka salah.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com