Sariputta | Suttapitaka | Mālukyaputta Sariputta

Mālukyaputta

Māluk­ya­puttat­thera­gāthā (Thag 16.5)

Ketika melihat suatu pemandangan,
Perhatian menjadi bingung,
Jika perhatian diarahkan pada aspek yang menyenangkan.
Mengalaminya dengan pikiran yang penuh keinginan,
Seseorang akan tetap melekatinya.

Banyak perasaan yang tumbuh
Muncul dari penglihatan
Pikiran menjadi rusak
Karena ketamakan dan kekejaman.
Menimbun penderitaan seperti ini,
Dikatakan sebagai jauh dari nibbāna.

Ketika mendengar suatu suara,
Perhatian menjadi bingung,
Jika perhatian diarahkan pada aspek yang menyenangkan.
Mengalaminya dengan pikiran yang penuh keinginan,
Seseorang akan tetap melekatinya.

Banyak perasaan yang tumbuh
Muncul dari suara
Pikiran menjadi rusak
Karena ketamakan dan kekejaman.
Menimbun penderitaan seperti ini,
Dikatakan sebagai jauh dari nibbāna.

Ketika mencium suatu aroma,
Perhatian menjadi bingung,
Jika perhatian diarahkan pada aspek yang menyenangkan.
Mengalaminya dengan pikiran yang penuh keinginan,
Seseorang akan tetap melekatinya.

Banyak perasaan yang tumbuh
Muncul dari aroma
Pikiran menjadi rusak
Karena ketamakan dan kekejaman.
Menimbun penderitaan seperti ini,
Dikatakan sebagai jauh dari nibbāna.

Ketika melahap suatu rasa kecapan,
Perhatian menjadi bingung,
Jika perhatian diarahkan pada aspek yang menyenangkan.
Mengalaminya dengan pikiran yang penuh keinginan,
Seseorang akan tetap melekatinya.

Banyak perasaan yang tumbuh
Muncul dari rasa kecapan
Pikiran menjadi rusak
Karena ketamakan dan kekejaman.
Menimbun penderitaan seperti ini,
Dikatakan sebagai jauh dari nibbāna.

Ketika menyentuh suatu objek sentuhan,
Perhatian menjadi bingung,
Jika perhatian diarahkan pada aspek yang menyenangkan.
Mengalaminya dengan pikiran yang penuh keinginan,
Seseorang akan tetap melekatinya.

Banyak perasaan yang tumbuh
Muncul dari objek sentuhan
Pikiran menjadi rusak
Karena ketamakan dan kekejaman.
Menimbun penderitaan seperti ini,
Dikatakan sebagai jauh dari nibbāna.

Ketika mengetahui suatu fenomena pikiran,
Perhatian menjadi bingung,
Jika perhatian diarahkan pada aspek yang menyenangkan.
Mengalaminya dengan pikiran yang penuh keinginan,
Seseorang akan tetap melekatinya.

Banyak perasaanyang tumbuh
Muncul dari fenomena pikiran
Pikiran menjadi rusak
Karena ketamakan dan kekejaman.
Menimbun penderitaan seperti ini,
Dikatakan sebagai jauh dari nibbāna.

Melihat suatu pemandangan dengan perhatian,
Tidak ada keinginan pada pemandangan.
Mengalaminya dengan pikiran yang bebas dari keinginan
Seseorang tidak melekatinya.

Karena ini adalah untuk seseorang yang hidup dengan penuh perhatian,
Ketika berulang-ulang melihat suatu pemandangan,
Perasaan berakhir, bukan bertambah,
Mengurangi penderitaan seperti ini
Dikatakan sebagai berada di hadapan nibbāna.

Mendengar suatu suara dengan perhatian,
Tidak ada keinginan pada suara.
Mengalaminya dengan pikiran yang bebas dari keinginan
Seseorang tidak melekatinya.

Karena ini adalah untuk seseorang yang hidup dengan penuh perhatian,
Ketika berulang-ulang mendengar suatu suara,
Perasaan berakhir, bukan bertambah,
Mengurangi penderitaan seperti ini
Dikatakan sebagai berada di hadapan nibbāna.

Mencium suatu aroma dengan perhatian,
Tidak ada keinginan pada aroma.
Mengalaminya dengan pikiran yang bebas dari keinginan
Seseorang tidak melekatinya.

Karena ini adalah untuk seseorang yang hidup dengan penuh perhatian,
Ketika berulang-ulang mencium suatu aroma,
Perasaan berakhir, bukan bertambah,
Mengurangi penderitaan seperti ini
Dikatakan sebagai berada di hadapan nibbāna.

Melahap suatu rasa kecapan dengan perhatian,
Tidak ada keinginan pada rasa kecapan.
Mengalaminya dengan pikiran yang bebas dari keinginan
Seseorang tidak melekatinya.

Karena ini adalah untuk seseorang yang hidup dengan penuh perhatian,
Ketika berulang-ulang melahap suatu rasa kecapan,
Perasaan berakhir, bukan bertambah,
Mengurangi penderitaan seperti ini
Dikatakan sebagai berada di hadapan nibbāna.

Menyentuh suatu objek sentuhan dengan perhatian,
Tidak ada keinginan pada objek sentuhan.
Mengalaminya dengan pikiran yang bebas dari keinginan
Seseorang tidak melekatinya.

Karena ini adalah untuk seseorang yang hidup dengan penuh perhatian,
Ketika berulang-ulang menyentuh suatu objek sentuhan,
Perasaan berakhir, bukan bertambah,
Mengurangi penderitaan seperti ini
Dikatakan sebagai berada di hadapan nibbāna.

Mengetahui suatu fenomena pikiran dengan perhatian,
Tidak ada keinginan pada fenomena pikiran.
Mengalaminya dengan pikiran yang bebas dari keinginan
Seseorang tidak melekatinya.

Karena ini adalah untuk seseorang yang hidup dengan penuh perhatian,
Ketika berulang-ulang mengetahui suatu fenomena pikiran,
Perasaan berakhir, bukan bertambah,
Mengurangi penderitaan seperti ini
Dikatakan sebagai berada di hadapan nibbāna.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com