Sariputta | Suttapitaka | Pohon Besar (1) Sariputta

Pohon Besar (1)

Mahārukkha 1 (SN 12.55)

Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, ketika seseorang berdiam dengan merenungkan kepuasan dalam hal-hal yang dapat dilekati, maka ketagihan meningkat. Dengan ketagihan sebagai kondisi, maka kemelekatan [muncul] … Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini.

“Misalkan, para bhikkhu, ada sebatang pohon besar, dan semua akarnya yang bergantungan ke bawah dan ke sekeliling akan mengalirkan getah ke atas. Demikianlah, dengan ditopang oleh getah tersebut, dan diberi makan oleh getah itu, pohon besar itu akan bertahan sangat lama. Demikian pula, ketika seseorang berdiam dengan merenungkan kepuasan dalam hal-hal yang dapat dilekati, maka ketagihan meningkat … Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini.

“Para bhikkhu, ketika seseorang berdiam dengan merenungkan bahaya dalam hal-hal yang dapat dilekati, maka ketagihan lenyap. Dengan lenyapnya ketagihan, maka lenyap pula kemelekatan … Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan ini.

“Misalkan, para bhikkhu, ada sebatang pohon besar. Kemudian seseorang datang membawa sekop dan keranjang. Ia menebang pohon itu hingga ke akarnya, menggalinya, menarik keluar akarnya, hingga ke serabut akar dan serat yang halus. Ia memotong-motong pohon itu menjadi beberapa potong, mencincangnya, dan mengirisnya. Kemudian ia menjemur irisan-irisan itu di bawah sinar matahari dan tiupan angin, membakarnya dan mengumpulkan abunya. Setelah melakukan hal itu, ia kemudian menebarkan abu itu agar tertiup angin kencang atau menghanyutkannya dalam aliran sungai. Demikianlah pohon besar itu terpotong pada akarnya, dibuat seperti tunggul pohon palem, dihancurkan hingga tidak mungkin tumbuh lagi di masa depan.

“Demikian pula, para bhikkhu, ketika seseorang berdiam dengan merenungkan bahaya dalam hal-hal yang dapat dilekati, maka ketagihan lenyap … Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan ini.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com