Sariputta | Suttapitaka | Kasus Pengetahuan (1) Sariputta

Kasus Pengetahuan (1)

Ñāṇavatthu 1 (SN 12.33)

Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian empat-puluh-empat kasus pengetahuan. Dengarkanlah dan perhatikanlah, Aku akan menjelaskan.”

“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Para bhikkhu, apakah empat-puluh-empat kasus pengetahuan? Pengetahuan penuaan-dan-kematian, pengetahuan asal-mulanya, pengetahuan lenyapnya, pengetahuan jalan menuju lenyapnya. Pengetahuan kelahiran … Pengetahuan penjelmaan … Pengetahuan kemelekatan … Pengetahuan ketagihan … Pengetahuan perasaan … Pengetahuan kontak … Pengetahuan enam landasan indria … Pengetahuan nama-dan-bentuk … Pengetahuan kesadaran … Pengetahuan bentukan-bentukan kehendak, pengetahuan asal-mulanya, pengetahuan lenyapnya, pengetahuan jalan menuju lenyapnya. Ini, para bhikkhu, adalah empat puluh empat kasus pengetahuan.

“Dan apakah, para bhikkhu, penuaan-dan-kematian? … definisi seperti pada §2 … Demikianlah penuaan ini dan kematian ini bersama-sama disebut penuaan-dan-kematian. Dengan munculnya kelahiran maka muncul pula penuaan-dan-kematian. Dengan lenyapnya kelahiran maka lenyap pula penuaan dan kematian. Jalan mulia berunsur delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya penuaan-dan-kematian; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.

“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memahami penuaan-dan-kematian demikian, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, ini adalah pengetahuan prinsip. Melalui prinsip ini yang terlihat, dipahami, seketika dicapai, didalami ia menerapkan metode ini pada masa lampau dan masa depan sebagai berikut: ‘Para petapa dan brahmana mana pun di masa lampau yang secara langsung mengetahui penuaan-dan-kematian, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, semua ini diketahui secara langsung dengan cara yang sama seperti Aku juga mengetahuinya sekarang. Para petapa dan brahmana mana pun di masa depan yang secara langsung mengetahui penuaan-dan-kematian, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, semua ini diketahui secara langsung dengan cara yang sama seperti Aku juga mengetahuinya sekarang.’ Ini adalah pengetahuan kesimpulan.

“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia telah memurnikan dan membersihkan kedua jenis pengetahuan ini—pengetahuan prinsip dan pengetahuan kesimpulan—maka ia disebut seorang siswa mulia yang sempurna dalam pandangan, sempurna dalam penglihatan, yang telah sampai pada Dhamma sejati ini, yang melihat Dhamma sejati ini, yang memiliki pengetahuan seorang pelajar, pengetahuan sejati seorang pelajar, yang telah memasuki arus Dhamma, seorang mulia dengan kebijaksanaan penembusan, yang berdiri tegak di depan pintu Tanpa-kematian.

“Dan apakah, para bhikkhu, kelahiran? … Apakah bentukan-bentukan kehendak? definisi seperti pada §2… Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya bentukan-bentukan kehendak; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.

“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memahami bentukan-bentukan kehendak demikian, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, ini adalah pengetahuan prinsip. Melalui prinsip ini yang terlihat, dipahami, seketika dicapai, didalami, ia menerapkan metode ini pada masa lampau dan masa depan … Ini adalah pengetahuan kesimpulan.

“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia telah memurnikan dan membersihkan kedua jenis pengetahuan ini—pengetahuan prinsip dan pengetahuan kesimpulan—maka ia disebut seorang siswa mulia yang sempurna dalam pandangan … yang berdiri tegak di depan pintu Tanpa-kematian.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com