Sariputta | Suttapitaka | Bukan-Dhamma (2) Sariputta

Bukan-Dhamma (2)

Adhamma 2 (AN 10.172)

“Para bhikkhu, apa yang bukan-Dhamma dan apa yang adalah Dhamma harus dipahami, dan apa yang berbahaya dan apa yang bermanfaat juga harus dipahami. Setelah memahami apa yang bukan-Dhamma dan apa yang adalah Dhamma, dan juga apa yang berbahaya dan apa yang bermanfaat, seseorang harus berlatih sesuai dengan Dhamma dan sesuai dengan apa yang bermanfaat.”

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah mengatakan ini, Yang Sempurna Menempuh Sang Jalan bangkit dari dudukNya dan memasuki kediamanNya. Kemudian, segera setelah Sang Bhagavā pergi, para bhikkhu mempertimbangkan: “Teman-teman, Sang Bhagavā mengajarkan ringkasan singkat ini: ‘Para bhikkhu, apa yang bukan-Dhamma dan apa yang adalah Dhamma harus dipahami … seseorang harus berlatih sesuai dengan Dhamma dan sesuai dengan apa yang bermanfaat.’ Kemudian Beliau bangkit dari dudukNya dan memasuki kediamanNya tanpa menjelaskan maknanya secara terperinci. Sekarang siapakah yang akan menjelaskan maknanya secara terperinci?” Kemudian mereka berpikir: “Yang Mulia Mahākaccāna dipuji oleh Sang Guru dan dihargai oleh teman-temannya para bhikkhu yang bijaksana; ia mampu menjelaskan secara terperinci makna dari ringkasan singkat ini. Marilah kita mendatangi Yang Mulia Mahākaccāna dan menanyakan kepadanya makna dari ini. Kita akan mengingatnya sebagaimana yang ia jelaskan kepada kita.”

Kemudian para bhikkhu itu mendatangi Yang Mulia Mahākaccāna dan saling bertukar sapa dengannya, setelah itu mereka duduk di satu sisi dan berkata: “Teman Mahākaccāna, Sang Bhagavā mengajarkan kami ringkasan singkat ini … … Kemudian Beliau bangkit dari dudukNya dan memasuki kediamanNya tanpa menjelaskan maknanya secara terperinci. Segera setelah Sang Bhagavā pergi, kami mempertimbangkan: ‘Teman-teman, Sang Bhagavā mengajarkan ringkasan singkat ini [seluruhnya seperti di atas hingga:] … Marilah kita mendatangi Yang Mulia Mahākaccāna dan menanyakan kepadanya makna dari ini. Kita akan mengingatnya seperti yang ia jelaskan kepada kita.’ Sudilah Yang Mulia Mahākaccāna menjelaskannya kepada kami.”

[Yang Mulia Mahākaccāna menjawab:] “Teman-teman, ini seperti seseorang yang memerlukan inti kayu, mencari inti kayu, mengembara dalam mencari inti kayu, melewatkan akar dan batang dari pohon yang memiliki inti kayu, berpikir bahwa inti kayu harus dicari di antara dahan-dahan dan dedaunan. Dan demikian pula dengan kalian. Ketika kalian saling berhadapan dengan Sang Guru kalian melewatkan Sang Bhagavā, dengan berpikir untuk menanyakan maknanya kepadaku. Karena, teman-teman, dalam mengetahui, Sang Bhagavā tahu; dalam melihat, Beliau melihat; Beliau telah menjadi penglihatan, Beliau telah menjadi pengetahuan, Beliau telah menjadi Dhamma; Beliau telah menjadi Brahmā; Beliau adalah pembabar, pewarta, pengurai makna, pemberi tanpa-kematian, Raja Dhamma, Sang Tathāgata. Itu adalah waktunya ketika kalian seharusnya mendatangi Sang Bhagavā dan bertanya kepada Beliau tentang maknanya. Kalian harus mengingatnya sebagaimana Yang Beliau jelaskan kepada kalian.”

“Tentu saja, teman Kaccāna, dalam mengetahui, Sang Bhagavā tahu; dalam melihat, Beliau melihat; Beliau telah menjadi penglihatan … Sang Tathāgata. Itu adalah waktunya ketika kami seharusnya mendatangi Sang Bhagavā dan bertanya kepada Beliau tentang maknanya, dan kami akan mengingatnya sebagaimana Yang Beliau jelaskan kepada kami. Namun Yang Mulia Mahākaccāna dipuji oleh Sang Guru dan dihargai oleh teman-temannya para bhikkhu yang bijaksana. Ia mampu menjelaskan secara terperinci makna dari ringkasan ini. Sudilah Yang Mulia Mahākaccāna menjelaskannya jika tidak menyusahkan.”

“Kalau begitu, dengarkanlah, teman-teman, dan perhatikanlah dengan seksama. Aku akan berbicara.”

“Baik, teman,” para bhikkhu itu menjawab. Yang Mulia Mahākaccāna berkata sebagai berikut:

“Teman-teman, Sang Bhagavā mengajarkan ringkasan singkat ini tanpa menjelaskan maknanya secara terperinci: ‘Para bhikkhu, apa yang bukan-Dhamma dan apa yang adalah Dhamma harus dipahami, dan apa yang berbahaya dan apa yang bermanfaat juga harus dipahami. Setelah memahami apa yang bukan-Dhamma dan apa yang adalah Dhamma, dan juga apa yang berbahaya dan apa yang bermanfaat, seseorang harus berlatih sesuai dengan Dhamma dan sesuai dengan apa yang bermanfaat.’ Sekarang apakah, teman-teman, yang bukan-Dhamma dan apakah yang adalah Dhamma? Dan apakah yang berbahaya dan apakah yang bermanfaat?

(1) “Membunuh, teman-teman, adalah bukan-Dhamma; menghindari membunuh adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan membunuh sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari membunuh sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(2) “Mengambil apa yang tidak diberikan adalah bukan-Dhamma; menghindari mengambil apa yang tidak diberikan adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan mengambil apa yang tidak diberikan sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari mengambil apa yang tidak diberikan sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(3) “Hubungan seksual yang salah adalah bukan-Dhamma; menghindari hubungan seksual yang salah adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan hubungan seksual yang salah sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari hubungan seksual yang salah sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(4) “Berbohong adalah bukan-Dhamma; menghindari berbohong adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan berbohong sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari berbohong sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(5) “Ucapan memecah-belah adalah bukan-Dhamma; menghindari ucapan memecah-belah adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan ucapan memecah-belah sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari ucapan memecah-belah sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(6) “Ucapan kasar adalah bukan-Dhamma; menghindari ucapan kasar adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan ucapan kasar sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari ucapan kasar sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(7) “Bergosip adalah bukan-Dhamma; menghindari bergosip adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan bergosip sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan menghindari bergosip sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(8) “Kerinduan adalah bukan-Dhamma; tanpa-kerinduan adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan kerinduan sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan tanpa-kerinduan sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(9) “Niat buruk adalah bukan-Dhamma; niat baik adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan niat buruk sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan niat baik sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

(10) “Pandangan salah adalah bukan-Dhamma; pandangan benar adalah Dhamma. Berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal mula dengan pandangan salah sebagai kondisi: ini adalah apa yang berbahaya. Berbagai kualitas bermanfaat yang mencapai pemenuhan melalui pengembangan dengan pandangan benar sebagai kondisi: ini adalah apa yang bermanfaat.

“Teman-teman, dengan cara inilah aku memahami secara terperinci makna dari ringkasan singkat dari Sang Bhagavā. Sekarang, jika kalian menghendaki, kalian boleh mendatangi Sang Bhagavā dan bertanya kepada Beliau tentang makna dari ini. Kalian harus mengingatnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Sang Bhagavā kepada kalian.”

“Baik, teman,” para bhikkhu itu menjawab, dan setelah merasa puas dan gembira mendengar pernyataan Yang Mulia Mahākaccāna, mereka bangkit dari duduk mereka dan mendatangi Sang Bhagavā. Setelah bersujud kepada Beliau, mereka duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā: “Bhante, Sang Bhagavā mengajarkan ringkasan ini … [di sini mereka menceritakan semua yang telah terjadi, menambahkan:] … Kemudian, Bhante, kami mendatangi Yang Mulia Mahākaccāna dan bertanya kepadanya tentang maknanya. Yang Mulia Mahākaccāna menjelaskan maknanya kepada kami dengan cara ini, dengan kata-kata dan frasa-frasa ini.”

“Bagus, bagus, para bhikkhu! Mahākaccāna bijaksana. Mahākaccāna memiliki kebijaksanaan tinggi. Jika kalian mendatangiKu dan bertanya kepadaKu tentang makna dari ini, Aku akan menjelaskannya kepada kalian dengan cara yang sama seperti Mahākaccāna. Demikianlah makna dari ini, dan demikianlah kalian harus mengingatnya.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com