Sariputta | Suttapitaka | Sīha Sariputta

Sīha

Sīhasenāpati (AN 7.57)

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Vesālī di Hutan Besar di aula beratap lancip. Kemudian Sīha sang jenderal mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata:

“Mungkinkah, Bhante, menunjukkan buah dari memberi yang terlihat secara langsung?”

“Baiklah, Sīha, Aku akan bertanya kepadamu sehubungan dengan hal ini. Engkau boleh menjawabnya sesuai dengan apa yang menurutmu benar.”

(1) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Ada dua orang, satu tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, dan yang lainnya memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang senang dalam derma. Bagaimana menurutmu, Sīha? Kepada siapakah para Arahant akan menunjukkan belas kasihan terlebih dulu: kepada seorang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau kepada yang lainnya yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Mengapakah, Bhante, para Arahant akan menunjukkan belas kasihan kepada orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar terlebih dulu? Mereka akan terlebih dulu menunjukkan belas kasihan kepada orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma.”

(2) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Siapakah yang akan didatangi oleh para Arahant terlebih dulu: orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Mengapakah, Bhante, para Arahant akan mendatangi orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar terlebih dulu? Mereka akan terlebih dulu mendatangi orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma.”

(3) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Dari siapakah para Arahant akan menerima dana terlebih dulu: dari orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau dari orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Mengapakah, Bhante, para Arahant akan menerima dana dari orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar terlebih dulu? Mereka akan terlebih dulu menerima dana dari orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma.”

(4) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Kepada siapakah para Arahant akan mengajar Dhamma terlebih dulu: kepada orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau kepada orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Mengapakah, Bhante, para Arahant akan mengajar Dhamma kepada orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar terlebih dulu? Mereka akan terlebih dulu mengajar Dhamma kepada orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma.”

(5) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Yang manakah yang akan memperoleh reputasi baik: orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Bagaimana mungkin, Bhante, orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar dapat memperoleh reputasi baik? Adalah orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma yang akan memperoleh reputasi baik.”

(6) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Yang manakah yang akan mendatangi kumpulan apa pun—apakah khattiya, brahmana, perumah tangga, atau petapa— dengan percaya diri dan tenang: orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Bagaimana mungkin, Bhante, orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar dapat mendatangi kumpulan apa pun—apakah khattiya, brahmana, perumah tangga, atau petapa—dengan percaya diri dan tenang? Adalah orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma yang akan mendatangi kumpulan apa pun … dengan percaya diri dan tenang.”

(7) “Bagaimana menurutmu, Sīha? Dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, yang manakah yang akan terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga: orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar, atau orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma?”

“Bagaimana mungkin, Bhante, orang yang tanpa keyakinan yang pelit, kikir, dan kasar dapat terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian? Adalah orang yang memiliki keyakinan, seorang pemberi yang dermawan yang bersenang dalam derma yang akan terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian.

“Bhante, aku tidak mempercayai Sang Bhagavā karena keyakinan sehubungan dengan enam buah dari memberi yang terlihat secara langsung yang dinyatakan oleh Beliau. Aku mengetahuinya juga. Karena aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan para Arahant menunjukkan belas kasihan kepadaku terlebih dulu. Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan para Arahant mendatangiku terlebih dulu. Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan para Arahant menerima dana dariku terlebih dulu. Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan para Arahant mengajarkan Dhamma kepadaku terlebih dulu. Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan aku telah memperoleh reputasi baik: ‘Sīha sang jenderal adalah seorang penyumbang, seorang sponsor, seorang penyokong Saṅgha.’ Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan kumpulan apa pun yang kudatangi—apakah khattiya, brahmana, perumah tangga, atau petapa—aku mendatanginya dengan percaya diri dan tenang. Aku tidak mempercayai Sang Bhagavā karena keyakinan sehubungan dengan enam buah dari memberi yang terlihat secara langsung yang dinyatakan oleh Beliau. Aku mengetahuinya juga. Tetapi ketika Sang Bhagavā memberitahuku: ‘Sīha, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, akan terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga,’ aku tidak mengetahui hal ini, dan di sini aku mempercayai Sang Bhagavā karena keyakinan.”

“Demikianlah, Sīha, demikianlah! Dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, akan terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com