Sariputta | Suttapitaka | Bhaddaji Sariputta

Bhaddaji

Bhaddaji (AN 5.170)

Pada suatu ketika Yang Mulia Ānanda sedang menetap di Kosambī di Taman Ghosita. Kemudian Yang Mulia Bhaddaji mendatangi Yang Mulia Ānanda dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika mereka telah mengakhiri ramah tamah itu, ia duduk di satu sisi. Yang Mulia Ānanda berkata kepadanya:

“Teman Bhaddaji, apakah yang terunggul di antara penglihatan-penglihatan? Apakah jenis pendengaran terunggul? Apakah kebahagiaan yang terunggul? Apakah persepsi terunggul? Apakah yang terunggul di antara penjelmaan-penjelmaan?”

“(1) Ada, teman, Brahmā, sang penakluk, yang tidak terkalahkan, yang maha melihat, maha kuasa. Dapat melihat Brahmā adalah penglihatan terunggul. (2) Ada para deva dengan cahaya gemerlap yang diliputi dan dibanjiri dengan kebahagiaan. Kadang-kadang mereka mengucapkan ucapan inspiratif: ‘Oh, sungguh bahagia! Oh, sungguh bahagia!’ Dapat mendengar suara itu adalah jenis pendengaran terunggul. (3) Ada para deva dengan keagungan gemilang. Karena bahagia, mereka mengalami kebahagiaan yang sangat damai: ini adalah kebahagiaan terunggul. (4) Ada para deva dari landasan kekosongan: ini adalah persepsi terunggul. (5) Ada para deva dari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi: ini adalah penjelmaan terunggul.”

“Apakah Yang Mulia Bhaddaji setuju dengan semua ini?”

“Yang Mulia Ānanda adalah seorang terpelajar, maka biarlah ia sendiri yang menjelaskan hal ini.”

“Maka dengarkanlah, teman Bhaddaji, dan perhatikanlah. Aku akan berbicara.”

“Baik, teman,” Yang Mulia Bhaddaji menjawab. Yang Mulia Ānanda berkata sebagai berikut:

“(1) Dalam cara bagaimana pun, teman, seseorang melihat sesuatu segera setelah hancurnya noda-noda terjadi: ini adalah penglihatan terunggul.
(2) Dalam cara bagaimana pun, seseorang mendengar sesuatu segera setelah hancurnya noda-noda terjadi: ini adalah jenis pendengaran terunggul.
(3) Dalam cara bagaimana pun, seseorang berbahagia segera setelah hancurnya noda-noda terjadi: ini adalah kebahagiaan terunggul.
(4) Dalam cara bagaimana pun, seseorang mempersepsikan sesuatu segera setelah hancurnya noda-noda terjadi: ini adalah persepsi terunggul.
(5) Dalam cara bagaimana pun, seseorang menjelma segera setelah hancurnya noda-noda terjadi: ini adalah penjelmaan terunggul.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com