Sariputta | Suttapitaka | Merindukan Sariputta

Merindukan

Patthanā 1 (AN 5.135)

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima faktor, putra sulung dari seorang raja khattiya yang sah merindukan menjadi raja. Apakah lima ini? (1) Di sini, putra sulung dari seorang raja khattiya yang sah terlahir baik dari kedua pihak ibu dan ayah, dari keturunan murni, tidak dapat disangkal dan tidak tercela sehubungan dengan kelahirannya hingga tujuh generasi dari pihak ayah. (2) Ia tampan, menarik, anggun, memiliki penampilan yang luar biasa baik. (3) Ia menyenangkan dan disukai oleh orangtuanya. (4) Ia menyenangkan dan disukai oleh para penduduk pemukiman-pemukiman dan luar kota. (5) Ia terlatih dan mahir dalam berbagai seni dari para raja khattiya yang sah, apakah menunggang gajah, menunggang kuda, mengendarai kereta, memanah, atau berpedang.

“Ia berpikir: (1) ‘Aku terlahir baik dari kedua pihak … tidak dapat disangkal dan tidak tercela sehubungan dengan kelahiran, mengapa aku tidak boleh merindukan menjadi raja? (2) Aku tampan, menarik, anggun, memiliki penampilan yang luar biasa baik, mengapa aku tidak boleh merindukan menjadi raja? (3) Aku menyenangkan dan disukai oleh orangtuaku, mengapa aku tidak boleh merindukan menjadi raja? (4) Aku menyenangkan dan disukai oleh para penduduk pemukiman-pemukiman dan luar kota, mengapa aku tidak boleh merindukan menjadi raja? (5) Aku terlatih dan mahir dalam berbagai seni dari para raja khattiya yang sah, apakah menunggang gajah, menunggang kuda, mengendarai kereta, memanah, atau berpedang, mengapa aku tidak boleh merindukan menjadi raja?’ Dengan memiliki kelima faktor ini, putra sulung dari seorang raja khattiya yang sah merindukan menjadi raja.

“Demikian pula, para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu merindukan hancurnya noda-noda. Apakah lima ini? (1) Di sini, seorang bhikkhu memiliki keyakinan. Ia berkeyakinan pada pencerahan Sang Tathāgata sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna … guru para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Yang Suci.’ (2) Ia jarang sakit atau menderita, memiliki pencernaan yang baik yang tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas melainkan sedang dan sesuai untuk berusaha. (3) Ia jujur dan terbuka, seorang yang mengungkapkan dirinya sebagaimana adanya kepada Sang Guru dan teman-temannya para bhikkhu yang bijaksana. (4) Ia membangkitkan kegigihan untuk meninggalkan kualitas-kualitas yang tidak bermanfaat dan mendapatkan kualitas-kualitas yang bermanfaat; ia kuat, teguh dalam pengerahan usaha, tidak mengabaikan tugas melatih kualitas-kualitas bermanfaat. (5) Ia bijaksana; ia memiliki kebijaksanaan yang melihat muncul dan lenyapnya, yang mulia dan menembus dan mengarah menuju kehancuran penderitaan sepenuhnya.

“Ia berpikir: (1) ‘Aku memiliki keyakinan. aku berkeyakinan pada pencerahan Sang Tathāgata sebagai berikut: “Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna … guru para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Yang Suci, ” mengapa aku tidak boleh merindukan hancurnya noda-noda? (2) Aku jarang sakit atau menderita, memiliki pencernaan yang baik yang tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas melainkan sedang dan sesuai untuk berusaha, mengapa aku tidak boleh merindukan hancurnya noda-noda? (3) Aku jujur dan terbuka; aku mengungkapkan diriku sebagaimana adanya kepada Sang Guru dan teman-temanku para bhikkhu yang bijaksana, mengapa aku tidak boleh merindukan hancurnya noda-noda? (4) Aku telah membangkitkan kegigihan untuk meninggalkan kualitas-kualitas yang tidak bermanfaat … tidak mengabaikan tugas melatih kualitas-kualitas bermanfaat, mengapa aku tidak boleh merindukan hancurnya noda-noda? (5) Aku bijaksana; aku memiliki kebijaksanaan … [yang] mengarah menuju kehancuran penderitaan sepenuhnya, mengapa aku tidak boleh merindukan hancurnya noda-noda?’

“Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu merindukan hancurnya noda-noda.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com