Sariputta | Suttapitaka | Melalui Pengerahan Usaha Sariputta

Melalui Pengerahan Usaha

Kilesaparinibbāna [Sasaṅkhāra] (AN 4.169)

“Para bhikkhu, ada empat jenis orang ini terdapat di dunia. Apakah empat ini?

(1) “Di sini, seseorang mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha dalam kehidupan ini. (2) Orang lainnya mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani. (3) Orang lainnya lagi mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha dalam kehidupan ini. (4) Dan orang lainnya lagi mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani.

(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seseorang mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha dalam kehidupan ini? Di sini, seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan ketidak-menarikan jasmani, mempersepsikan kejijikan pada makanan, mempersepsikan ketidak-senangan pada seluruh dunia, dengan merenungkan ketidak-kekalan dalam segala fenomena terkondisi; dan ia memiliki persepsi kematian yang ditegakkan dengan baik secara internal. Ia berdiam dengan bergantung pada kelima kekuatan seorang yang masih berlatih: kekuatan keyakinan, kekuatan rasa malu, kekuatan rasa takut, kekuatan kegigihan, dan kekuatan kebijaksanaan. Kelima indria ini secara menonjol muncul dalam dirinya: indria keyakinan, kegigihan, perhatian, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Karena kelima indria ini menonjol, maka ia mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha dalam kehidupan ini. Ini adalah bagaimana seseorang mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha dalam kehidupan ini.

(2) “Dan bagaimanakah seseorang mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani? Di sini, seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan ketidak-menarikan jasmani … dan ia memiliki persepsi kematian yang ditegakkan dengan baik secara internal. Ia berdiam dengan bergantung pada kelima kekuatan seorang yang masih berlatih: kekuatan keyakinan … dan kebijaksanaan. Kelima indria ini secara lemah muncul dalam dirinya: indria keyakinan … kebijaksanaan. Karena kelima indria ini lemah, maka ia mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani. Ini adalah bagaimana seseorang mencapai nibbāna melalui pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani.

(3) “Dan bagaimanakah seseorang mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha dalam kehidupan ini? Di sini, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … jhāna ke empat. Ia berdiam dengan bergantung pada kelima kekuatan seorang yang masih berlatih: kekuatan keyakinan … dan kebijaksanaan. Kelima indria ini secara menonjol muncul dalam dirinya: indria keyakinan … dan kebijaksanaan. Karena kelima indria ini menonjol, maka ia mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha dalam kehidupan ini. Ini adalah bagaimana seseorang mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha dalam kehidupan ini.

(4) “Dan bagaimanakah seseorang mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani? Di sini, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … jhāna ke empat. Ia berdiam dengan bergantung pada kelima kekuatan seorang yang masih berlatih: kekuatan keyakinan … dan kebijaksanaan. Kelima indria ini secara lemah muncul dalam dirinya: indria keyakinan … dan kebijaksanaan. Karena kelima indria ini lemah, maka ia mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani. Ini adalah bagaimana seseorang mencapai nibbāna tanpa pengerahan usaha ketika hancurnya jasmani.

“Ini, para bhikkhu, adalah keempat jenis orang itu yang terdapat di dunia.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com