Sariputta | Suttapitaka | Kuk Berlubang Satu (1) Sariputta

Kuk Berlubang Satu (1)

Chiggala 1–2 (SN 56.47–48)

“Para bhikkhu, misalkan seseorang melemparkan sebuah kuk berlubang satu ke tengah samudra raya, dan ada seekor kura-kura buta yang akan naik ke permukaan, sekali setiap seratus tahun. Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, dapatkah kura-kura buta itu, yang naik ke permukaan setiap seratus tahun sekali, memasukkan lehernya ke dalam kuk berlubang satu itu?”

“Jika kura-kura itu bisa, Yang Mulia, pasti setelah waktu yang sangat lama sekali.”

“Adalah lebih cepat, Aku katakan, bagi kura-kura buta itu, yang naik ke permukaan setiap seratus tahun sekali, memasukkan lehernya ke dalam kuk berlubang satu itu daripada orang dungu yang telah pergi ke alam rendah [dapat memperoleh] kelahiran di alam manusia. Karena alasan apakah? Karena di sini, para bhikkhu, tidak ada perilaku yang dituntun oleh Dhamma, tidak ada perilaku baik, tidak ada aktivitas bermanfaat, tidak ada aktivitas berjasa. Di sana-sini diselimuti dengan tindakan saling menyerang, menyerang yang lemah. Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan … kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ … Suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com