Sariputta | Suttapitaka | Kamma Sariputta

Kamma

Kamma (SN 35.146)

“Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian mengenai kamma baru dan lama, lenyapnya kamma, dan jalan menuju lenyapnya kamma. Dengarkan dan perhatikanlah, Aku akan menjelaskan …

“Dan apakah, para bhikkhu, kamma lama? Mata adalah kamma lama, dilihat sebagai dihasilkan dan dirancang oleh kehendak, sebagai sesuatu untuk dirasakan. Telinga adalah kamma lama … Pikiran adalah kamma lama, dilihat sebagai dihasilkan dan dirancang oleh kehendak, sebagai sesuatu untuk dirasakan. Ini disebut kamma lama.

“Dan apakah, para bhikkhu, kamma baru? Perbuatan apa pun yang dilakukan saat ini melalui jasmani, ucapan, atau pikiran. Ini disebut kamma baru.

“Dan apakah, para bhikkhu, lenyapnya kamma? Ketika seseorang mencapai kebebasan melalui lenyapnya tindakan jasmani, tindakan ucapan, dan tindakan pikiran, ini disebut lenyapnya kamma.

“Dan apakah, para bhikkhu, jalan menuju lenyapnya kamma? Yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.

“Demikianlah, para bhikkhu, Aku telah mengajarkan kamma lama, Aku telah mengajarkan kamma baru, Aku telah mengajarkan lenyapnya kamma, Aku telah mengajarkan Jalan menuju lenyapnya kamma. Apa pun yang harus dilakukan, para bhikkhu, oleh seorang guru yang penuh belas kasih, demi cinta kasih kepada para siswanya, yang menginginkan kesejahteraan mereka, itu telah Kulakukan untuk kalian. Ada bawah pepohonan ini, para bhikkhu, ada gubuk-gubuk kosong ini. Bermeditasilah, para bhikkhu, jangan lengah, agar kalian tidak menyesal nanti. Ini adalah instruksi kami kepada kalian.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com