Sariputta | Suttapitaka | Bāhiya Sariputta

Bāhiya

Bāhiya (SN 35.89)

Yang Mulia Bāhiya mendatangi Sang Bhagavā … dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, sudilah Bhagavā mengajarkan Dhamma secara singkat kepadaku, sehingga, setelah mendengarkan Dhamma dari Bhagavā, aku dapat berdiam sendirian, mengasingkan diri, dengan rajin, tekun, dan bersungguh-sungguh.”

“Bagaimana menurutmu, Bāhiya, apakah mata adalah kekal atau tidak kekal?”—“Tidak kekal, Yang Mulia.” … seperti pada §32 hingga:

… “Ia memahami: ‘Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi penjelmaan dalam kondisi makhluk apa pun.’”

Kemudian Yang Mulia Bāhiya, setelah merasa senang dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā, bangkit dari duduknya, dan, setelah memberi hormat kepada Sang Bhagavā, ia pergi dengan Beliau di sisi kanannya. Kemudian, dengan berdiam sendirian, mengasingkan diri, rajin, tekun, dan bersungguh-sungguh, Yang Mulia Bāhiya, dengan merealisasikannya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini masuk dan berdiam dalam tujuan kehidupan suci yang tidak tertandingi yang dicari oleh mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah. Ia mengetahui secara langsung: “Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi penjelmaan dalam kondisi makhluk apa pun.” Dan Yang Mulia Bāhiya menjadi salah satu di antara para Arahant.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com