Sariputta | Suttapitaka | Sebelum PencerahanKu (1) Sariputta

Sebelum PencerahanKu (1)

Sambodha 1 (SN 35.13)

Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, sebelum pencerahanKu, sewaktu Aku masih seorang Bodhisatta, belum tercerahkan sempurna, Aku berpikir: ‘Apakah kepuasan, apakah bahaya, apakah jalan membebaskan diri sehubungan dengan mata? Apakah kepuasan, apakah bahaya, apakah jalan membebaskan diri sehubungan dengan telinga … hidung … lidah … badan … pikiran?’

“Kemudian, para bhikkhu, Aku berpikir: ‘Kenikmatan dan kesenangan yang muncul dengan bergantung pada mata: ini adalah kepuasan dalam mata. Bahwa mata adalah tidak kekal, penderitaan, dan tunduk pada perubahan: ini adalah bahaya dalam mata. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu terhadap mata: ini adalah jalan membebaskan diri dari mata.

“‘Kenikmatan dan kesenangan yang muncul dengan bergantung pada telinga … hidung … lidah … badan … pikiran: ini adalah kepuasan dalam pikiran. Bahwa pikiran adalah tidak kekal, penderitaan, dan tunduk pada perubahan: ini adalah bahaya dalam pikiran. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu terhadap pikiran: ini adalah jalan membebaskan diri dari pikiran.’

“Para bhikkhu, selama Aku belum mengetahui secara langsung sebagaimana adanya kepuasan, bahaya, dan jalan membebaskan diri sehubungan dengan enam landasan indria internal, Aku tidak mengaku telah tercerahkan hingga pencerahan sempurna yang tanpa bandingnya di dunia ini bersama dengan para deva, Māra, dan Brahmā, dalam generasi ini dengan para petapa dan brahmana, para deva dan manusia. Tetapi ketika Aku telah mengetahui secara langsung sebagaimana adanya, maka Aku mengaku telah tercerahkan hingga pencerahan sempurna yang tanpa bandingnya di dunia ini bersama dengan … para deva dan manusia.

“Pengetahuan dan penglihatan muncul dalam diriKu: ‘Kebebasan batinKu tidak tergoyahkan; ini adalah kehidupan terakhirKu; tidak ada lagi penjelmaan baru.’”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com