Vihara Santi Graha


Tahapan demi tahapan perayaan Waisak 2558/2014 umar Buddha di Vihara Santi Graha, Jalan Diponegoro, dipanitiai oleh Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA) cabang Berau, mulai dilaksanakan sekitar pukul 19.00 Wita, kemarin (14/5).

Diketahui, Hari Trisuci Waisak merupakan hari raya penting bagi umat Buddha guna memperingati tiga peristiwa agung yang terjadi pada bulan Waisak. Yakni peristiwa kelahiran Bodhisatta Siddhattha yang kelak menjadi Buddha Gotama, peristiwa pencapaian Penerangan Sempurna Kebuddhaan, dan peristiwa mangkat Sang Buddha.

Ketua pelaksana acara, Robiyanto Wijaya mengungkapkan bahwa acara yang dilaksanakan pada malam ini (kemarin, Red.) dimulai pukul 19.00 – 21.00 Wita, merupakan tahap pertama dari semua acara yang akan dilakukan selama Hari Raya Waisak tersebut. Pada pembukaan acara suci ini, sebelum Bhikkhu Sangha (Biksu) memasuki Ruang Dhammasala, terlebih dahulu dilakukan suatu acara yang disebut Amisa Puja, yang dibawakan oleh anak-anak.

Selanjutnya, saat Bhikkhu Sangha memasuki ruangan, umat Budha pun bersikap anjali (sikap dalam beribadah), dilanjutkan penyalaan lilin, dupa, dan pembacaan Namakara Patha oleh Bhikkhu Sangha. Kemudian Bhikkhu Sangha menyampaikan Dhamma Desana atau Pesan Waisak. Lalu pelaksanaan Vihara Gita oleh anak-anak yang bersekolah minggu di Vihara Santi Graha tersebut. Tak lupa juga menyanyikan lagu Dana Paramita bersama-sama. Setelah itu, Pemercikan Tirta oleh Bhikkhu Sangha.

“Semua ini merupakan acara sakral pada tahap pertama perayaan Hari Raya Waisak,” ujar Robi, saat ditemui Berau Post, kemarin (14/5).

Lanjut Robi, pada acara penutup, Bhikkhu Sangha meninggalkan ruangan Dhammasala, dan para umat Buddha diharapkan untuk beranjali. Di acara penutup ini pula, ada pembagian hadiah lomba yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu, serta pembagian bingkisan waisak.

Dari serangkaian acara di Hari Raya Waisak, masih ada lagi acara-acara selanjutnya yang dilaksanakan sampai hari ini. Acara yang paling inti yaitu menjelang detik-detik Waisak, pada pukul 03.00 dini hari. Pada detik-detik Waisak tersebut, umat Buddha mengelilingi objek yang dipuja. Sebanyak tiga kali putaran, searah jarum jam. Saat mengelilingi objek yang dipuja, umat Buddha sambil berdoa, meminta perlindungan kepada Buddha, Dharma, dan Sangga.

Pihaknya pun berharap pada Hari Raya Waisak 2558/2014, ini membawa berkah yang melimpah pada kehidupan, dapat hidup bahagia lahir maupun batin dalam Dhamma ajaran Guru Agung Buddha.