Vihãra Mendut


 Candi Mendut di Magelang memang tak sebesar dan semegah Candi Borobudur. Tapi candi ini memiliki nuansa Buddha yang lebih kental dibandingkan dengan candi lainnya. Tempat ini asyik dikunjungi saat libur sekolah kali ini.

Candi Mendut merupakan salah satu dari tiga rangkaian Candi Buddha yang secara historis maupun simbolis terkait satu dengan yang lain. Ketiga rangkaian tersebut adalah Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur. Secara historis, Candi Mendut dan kedua candi lainnya dibangun pada waktu yang hampir bersamaan, yakni pada masa pemerintahan Smaratungga-Pramoddhawardani (824-842 M).

Kemudian, jika di tarik garis, ketiga candi tersebut berada dalam satu garis lurus dengan susunan dari Timur ke Barat adalah Candi Mendut, Candi Pawon dan Borodudur. Keterkaitan ketiga candi ini semakin nampak jelas ketika diadakan upacara Waisak. Jika di tilik lagi, upacara Waisak di kawasan Borobudur selalu diawali di Candi Mendut, kemudian Pawon dan puncaknya di Borobudur.

Dari ketiga candi tersebut, Candi Mendut merupakan candi yang nuansa Buddhanya terasa sangat kental. Selain sebagai salah satu tujuan wisata, Candi Mendut juga digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha yang berkunjung ke sini. Pengunjung bisa menyalakan hio dan berdoa di depan tiga Arca Buddha yang terdapat di dalam candi.

Ketiga Arca Buddha ini memiliki sikap tangan berbeda-beda yang memiliki pesan tertentu seperti pesan untuk tidak takut (Wara mudra), ada pula yang melambangkan Sang Buddha yang sedang menyampaikan ajarannya (Simhakarnamudra) dan yang terakhir menunjukkan Sang Buddha yang sedang memutar roda dharma (Dharmacakramudra).

Hal inilah yang tidak bisa ditemukan di candi-candi lain. Selain itu, di halaman candi terdapat sebuah pohon Bodhi rindang. Jenis pohon ini di yakini umat Buddha sebagai tempat di mana Siddharta Gautama mencapai penerangan sempurna.

Nuansa Buddha semakin lengkap dan kental ketika sebuah kompleks vihara pun berdiri tepat di sebelahnya. Selain sebagai tempat ibadah, vihara yang dikenal dengan nama Vihara Buddha Mendut ini merupakan tempat bagi para biksu dan biksuni untuk berkumpul dan belajar mengenai Agama Buddha.

Kompleks vihara ini terdiri dari beberapa tempat ibadah, asrama, perpustakaan umum dan taman. Hampir semua bagian vihara ini bebas di datangi pengunjung, kecuali asramanya. Pengunjung juga bebas menyalakan hio dan berdoa di sana.

Hal yang menarik di vihara ini adalah pengunjung dapat melihat beberapa bentuk patung Buddha. Ada patung Buddha tidur hingga patung Buddha yang paling kurus yang mungkin jarang ditemukan di tempat lain.

Bicara mengenai keunikan vihara ini, ada satu lagi yang tidak boleh dilewatkan yakni sebuah pohon langka yang bunganya sangat unik, yakni bunga Sal atau canonball flower. Perlu diketahui, tidak semua tempat ibadah umat Buddha memiliki bunga ini.

Bunganya sendiri sangat unik, kelopaknya tebal dengan benang sari berwarna oranye yang menjulur dari batang sarinya yang mirip dengan kaki ubur-ubur. Tidak seperti bunga tumbuhan lainnya, Bunga Sal ini muncul di ranting-ranting pohon dan menebarkan wangi lembut yang khas.

Untuk bisa merasakan keunikan kedua tempat ini pengunjung tidak harus merogoh kocek yang dalam. Kedua tempat unik ini dapat dinikmati hanya dengan membayar tiket masuk terusan Candi Mendut dan Pawon seharga Rp 3.300 dan bebas biaya apapun untuk menikmati keindahan dan ketenangan viharanya.

Dengan biaya yang tergolong sangat murah tersebut pengunjung dapat berada di tempat ini sepanjang hari karena kedua tempat ini buka dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Tentu saja ini salah satu pilihan menarik bagi para low budget traveler yang tetap ingin menikmati suasana unik dan menenangkan tanpa harus merogoh kocek lebih dalam lagi.