Tentang Vihara Dharma Sukha


Wilayah Pluit dan sekitarnya merupakan salah satu wilayah yang mayoritas populasinya beragama Buddha, tetapi Vihara sebagai tempat kebaktian dan belajar Dhamma sulit untuk ditemukan di wilayah ini di era tahun 1990 an. Hal ini rupanya menjadi pemikiran bagi Bapak Siwie Honoris pada saat itu untuk mengalih-fungsikan sebuah rumah di Jalan Pluit Permai VIII no. 7 untuk dijadikan sebuah Vihara.


Atas dasar pertimbangan ini, Vihara Pluit Dharma Sukha didirikan pada tahun 1992 dengan prakarsa beberapa orang antara lain: Bapak Siwie Honoris, Bapak Corneles Wowor M.A., Almarhum Bapak Drs. Teja Suryaprabhava Mochtar Rashid, Ibu Metta Dewi dan Bapak Jani Dharma. Sebuah Yayasan yang menaungi Vihara ini juga dibentuk secara hukum pada saat itu dengan nama Yayasan Saha Dharma Jaya. Nama Dharma Sukha merupakan pemberian oleh Bhante Vin Mahathera.


Vihara Pluit Dharma Sukha diresmikan oleh Bapak Drs. Budi Setiawan tepat pada saat perayaan Waisak di Bulan Mei tahun 1992.


Sesuai dengan ide awal, Vihara Pluit Dharma Sukha (VPDS) saat itu mempunyai tujuan antara lain:



  • Memberikan sarana tempat kebaktian dan mendengarkan ceramah Dhamma bagi umat Buddha yang tinggal di  wilayah Pluit dan sekitarnya.

  • Memberikan tempat kebaktian modern yang bisa mengakomadasi Umat Buddha Pluit baik orang tua, muda mudi, remaja dan sekolah minggu.

  • Sebagai sarana untuk belajar Buddha Dhamma.


Sejak awal berdiri, meskipun secara notabene didirikan oleh banyak tokoh aliran Theravada, Vihara Pluit Dharma Sukha telah melaksanakan tata cara kebaktian yang tidak lazim seperti vihara Theravada ataupun vihara lainnya. Dapat di katakan VPDS merupakan vihara pertama di Indonesia yang menyediakan tempat duduk bagi umatnya dalam mengikuti kebaktian di Dharmasala. Di depan mimbar juga tersedia sebuah organ yang akan mengiringi umat menyanyikan lagu-lagu Buddhis. Umat juga dimanjakan dengan udara sejuk yang dialirkan oleh beberapa buah AC. Sekilas jika tidak melihat altar Buddha Rupang di dalam Dharmasala, orang awam tidak akan menyangka bahwa bangunan ini merupakan sebuah vihara.


VPDS memiliki prinsip untuk tidak memihak salah satu aliran dan majelis agama Buddha ada ada di Indonesia maupun di dunia internasional sepanjang aliran tersebut diakui sebagai aliran ortodoksi oleh WORLD BUDDHIST SANGHA COUNCIL. Orientasi sebagai vihara yang non sektarian ini semakin diperkuat di bawah kepemimpinan pengurus yang masih berjalan sekarang. Hal ini tercermin dari penceramah yang mengisi kebaktian hari Sabtu dan Minggu yang berasal dari berbagai aliran. Demikian pula pada saat perayaan-perayaan besar Agama Buddha, VPDS turut mengundang  para rohaniwan dari berbagai majelis yang ada di Indonesia sebagai tamu undangan. Hal ini untuk menekankan bahwa VPDS memegang prinsip yang kuat untuk tetap berjalan sebagai vihara non sektarian.


Sesuai dengan perkembangan pelayanan, umat mulai berdatangan dari luar daerah Pluit. Ragam umat juga mengalami perkembangan. Umat VPDS berasal dari berbagai tempat tanpa memandang suku, golongan serta tingkat status sosial. Dengan bertambahnya jumlah umat ini, sangat dirasakan ruangan vihara sudah sangat tidak memadai, terlebih jika ada upacara besar seperti Waisak dan Kathina. Panitia terpaksa harus menutup jalan depan vihara untuk mendirikan tenda guna menampung umat yang datang kebaktian pada hari-hari besar tersebut.


Berdasarkan kondisi di atas, maka sejak tahun 1995 dimulailah perencanaan untuk membangun sebuah Vihara baru yang lebih representative. Maka disiapkanlah sebidang tanah yang terletak tidak jauh dari vihara lama. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembangunan vihara baru ini tidak semudah yang dibayangkan, oleh karena itu dibutuhkan waktu hampir 10 tahun untuk merampungkan pembangunan gedung Vihara yang baru ini.


Graha Dharma Sukha akhirnya diresmikan pada tanggal 1 July 2007 oleh Drs. Budi Setiawan M.Sc selaku Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Departemen Agama Republik Indonesia, bertepatan dengan Perayaan Waisak yang diadakan di gedung ini.


Dengan digunakannya gedung baru sebagai sarana kebaktian dan kegiatan Vihara Pluit Dharma Sukha, diharapkan lebih banyak umat Buddha yang ingin mendengarkan Dharma dan menambah wawasan dalam agama Buddha dapat tertampung disini. Vihara Pluit Dharma Sukha diharapkan dapat membantu perkembangan agama Buddha di Indonesia.