Tentang Vihara Dharma Suci


Minggu, 2 Desember 2012, lebih dari seribu orang memenuhi Vihara Dharma Suci. Vihara yang terletak diJl. Pantai Indah Selatan 2 Blok V No. 9, Cluster Manyar, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara itu secara resmi dibuka.


Sebenarnya Vihara Dharma Suci telah mulai digunakan sejak tahun 2010, namun baru diresmikan akhir tahun 2012 ini. Acara dipusatkan di panggung di depang gedung dan dilanjutkan di bhaktisala di lantai empat. Sejumlah anggota Sangha ikut serta dalam upacara ritual peresmian di bhaktisala, yang dipimpin oleh Ven. Huei Guang, seorang bhiksu senior kepala Vihara International Bodhisattva Sangha (IBS) di Taiwan.


Usai upacara ritual, anggota Sangha dan umat yang hadir membentuk lingkaran. Tak lama, sebuah Roda Dharma berukuran besar terbuat dari besi secara perlahan diturunkan dari langit-langit. Di roda tersebut terdapat untaian 1.080 tasbih kayu jati berukuran pas di kepalan tangan. Lantas, semua orang yang ada di bhaktisala dipersilahkan memegang untaian tasbih diiringi lantunan pelafalan “Amitofo” yang dipimpin oleh para bhiksuni Vihara Dharma Suci.


Meskipun belum lama beroperasi, namun Vihara Dharma Suci telah mengadakan sejumlah acara, mulai dari upacara ritual, wejangan Dharma, retret, meditasi, hingga festival band Buddhis. Beberapa pembicara kondang dalam negeri yang pernah mengisi wejangan Dharma antara lain Bhikkhu Pannyavaro, Bhikkhu Uttamo, Bhikkhu Kheminda, Bhikkhu Jayamedho, hingga Andrie Wongso. Sedangkan pembicara dari luar negeri antara lain Ven. Tsang Hui, Ven. Guo Jin, Ven. Huei Guang, Luang Pho Phoosit, hingga praktisi Zen David R. Loy. Vihara Dharma Suci merupakan vihara Mahayana, tapi terbuka bagi semua aliran.


Vihara Dharma Suci terdiri dari empat lantai dan berdiri di atas tanah fasilitas umum (fasum) yang dihibahkan secara gratis oleh PT. Mandara Permai, pengelola perumahan Pantai Indah Kapuk. Secara keseluruhan, desain bangunan tampak modern dan menjulang cukup tinggi, terlebih kiri kanannya masih banyak berupa tanah kosong.


\"20121205


Tiap sudut didesain penuh makna. Begitu masuk pintu utama lantai satu, lobi kanan menggambarkan empat kebenaran mulia, sedangkan sisi kiri adalah taman rusa Isipatthana. Lebih ke dalam, di depan lift bisa ditemui patung seorang nenek bersama cucunya. Banyak orang yang bertanya-tanya siapakah gerangan dia? Dia adalah Athai, seorang nenek kelahiran China yang membantu penyebaran agama Buddha di Indonesia dan berjasa sangat besar terhadap lahirnya Dharma Suci. Bahkan nama Dharma Suci pun diambil dari nama Indonesianya, Suciwati.


Ruang besar di lantai satu adalah ruang aula makan. Sesuai tradisi Mahayana, meja disusun berderet dan setiap orang memperoleh menu dan porsi makan yang sama. Jika sedang makan bersama, akan terlihat seperti sebuah keluarga besar.


Lantai dua adalah ruang kebaktian. Sebelum bhaktisala lantai empat selesai dibangun, kebaktian diadakan di lantai dua ini. Namun setelah bhaktisala bisa dipergunakan, ruang kebaktian lantai dua dipergunakan sebagai tempat pemberkatan nikah.


Lantai tiga adalah perpustakaan dan aula. Di sini biasanya diadakan wejangan Dharma, retret, hingga pentas seni.


Ruang bhaktisala di lantai empat didesain mengikuti perkembangan zaman sehingga terlihat modern, namun tanpa menghilangkan makna tradisi. Lantai marmer yang licin dan mengkilap dipilih bukan tanpa alasan, yaitu agar mengingatkan kita untuk “memperlambat irama kehidupan”, penuh kesadaran terhadap setiap langkah kaki dan lebih memperhatikan enam indera. Selain itu, akustik ruangan yang memantulkan gema suara, dapat mengingatkan kita untuk selalu sadar terhadap tindakan dan ucapan.


Seperti tertulis dalam buku penjelasan tentang bhaktisala yang dibagi pada saat peresmian, konsep spasial di dalam bhaktisala secara simbolis mencoba untuk melukiskan alam Buddha yang agung dan mulia. “Ketika menginjakkan kaki memasuki bhaktisala, akan segera disadari geometri bundar yang menaungi Buddharupang. Kesempurnaan Buddha adalah tidak terbatas dan di luar penjabaran, maka kita memaknai lingkaran sebagai sebuah simbol yang membantu menandakan sifat-sifat Dharmakaya yang meliputi segalanya, tiada awal, tiada akhir, dan tanpa diskriminasi, melampaui konsep relativitas serta ketertautan dari segala sesuatu secara hakiki,” jelas buku panduan tersebut.


Sedangkan geometri persegi dipakai pada rupang dua Arahat murid utama Buddha, Bhikkhu Ananda dan Bhikkhu Maha Kasyapa. Dalam literatur Buddhis, persegi dan lingkaran secara simbolis dikaitkan dengan non-dualitas dari kesempurnaan di atas duniawi dan ketidaksempurnaan di tengah duniawi. Geometri-geometri seakan mengundang kita untuk menemukan lebih banyak hal, merenung lebih mendalam, dan merealisasikan kebenaran tertinggi.


Salah satu ornamen yang paling mencolok di bhaktisala adalah Roda Dharma yang berada di langit-langit. Terdiri dari delapan bilah kaca dan besi berukuran besar dengan untaian 1.080 tasbih kayu jati. Ketika kita mengetahui bahwa struktur kaca dan besi seberat dua ton itu dapat dinaikkan dan diturunkan dan digantung hanya menggunakan tali besi, meskipun diketahui bahwa semuanya telah dirancang untuk keselamatan, secara alami kita akan tetap merasa khawatir.


Begitu pula dengan manusia, selalu dalam keadaan tertekan dan rasa takut di dunia yang penuh ketidakpastian. Tapi bila kita bisa menapaki Jalan Buddha, memahami Empat Kebenaran Mulia, hidup dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan, selalu melafalkan nama Buddha dalam hati serta tanpa berhenti memutarkan tasbih, kita bisa maju dalam kehidupan ini dengan percaya diri tanpa rasa takut.


\"20121205


Vihara Dharma Suci dibangun oleh Bhiksuni Zong Kai, seorang bhiksuni kelahiran Medan 50 tahun lalu. Suhu Zong Kai, begitu ia biasa disapa, memiliki prinsip segala sesuatu harus mempunyai tujuan yang jelas, begitu juga dengan tujuan didirikannya Sekolah dan Vihara Dharma Suci. Keduanya memiliki tujuan yang sama. “Kita ingin setiap orang yang datang hatinya menjadi tenang,” jelas Suhu Zong Kai. Itu pula yang tertulis dalam plang di atas pintu utama arah keluar, “Silahkan bawa pulang sukacita berkat Dharma”.


Sebelum Vihara Dharma Suci di PIK ini berdiri, lebih dulu berdiri Sekolah dan Vihara Dharma Suci di komplek Pluit Mas Blok F No. 1-5, Jakarta Utara. Yayasan Dharma Suci didirikan pada tanggal 6 Juni 1984. Menurutnya, pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam hidup, karena setiap orang yang dekat dengan pendidikan cenderung lebih dekat dengan kebajikan. Oleh sebab itu Dharma Suci mengembangkan dua sayap pengabdian yang berjalan bersama, yaitu Sekolah dan Vihara Dharma Suci.


TK dan SD Dharma Suci memulai aktivitas belajar mengajarnya pada tahun pelajaran 1985/1986, tepatnya mulai Juli 1985. Kini Sekolah Dharma Suci telah memiliki jenjang lengkap dari TK hingga SMA, serta memiliki vihara tersendiri di dalam komplek sekolah.


Sementara peletakan batu pertama dan proses pembangunan Vihara Dharma Suci PIK dimulai pada tanggal 8 September 2006, dan mulai digunakan tahun 2000 meskipun belum proses pembangunan selesai sempurna. Karena perhatian Suhu Zong Kai yang sangat besar pada pendidikan generasi muda, pada tahun pelajaran 2010/2011, di Vihara Dharma Suci PIK dibuka pula International Nursery and Primary School.


http://buddhazine.com/