Sejarah Vihara Buddha Guna


Vihara Buddha Guna berada di tengah-tengah komplek lima rumah ibadah dikenal dengan areal Puja Mandala (Pura Jagatntha, Mesjid Ibnu Batutah, Gereja Bukit Doa dan Gereja Khatolik Maria Bunda Segala Bangsa) dibangun secara harmonis berdampingan yang terletak di lingkungan Desa Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.


Puja Mandala Seluas ± 2 hektar ini diprakarsai pembangunanya oleh pemerintah, muncul dari ide Bapak Joop Ave yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Dalam mengemban tugas yang diamanatkan, bahwa hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya; sehat lahir batin, sejahtera material dan spiritual, dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang agama yaitu:



  • Peningkatan keimanan dan kataqwaan

  • Peningkatan kerukunan kehidupan beragama

  • Peningkatan peran serta umat dalam pembangunan melalui pendidikan dan perluasan sarana dan prasarana ibadah.


Karena itu dalam pembangunan suatu kawasan terlebih kawasan pariwisata yang dilengkapi berbagai fasilitas umum, seperti lapangan olahraga, rumah ibadah, fasilitas kesehatan dan sebagainya.


Didasari oleh keinginan luhur untuk mewujudkan amanat tersebut di atas, pemerintah melalui P.T (Persero) Bali Tourism Development Coorporation (B.T.D.C) memutuskan melengkapi Kawasan Pariwisata Nusa Dua dengan fasilitas rumah ibadah untuk memberikan pelayanan bagi umat beragama yang tinggal di Nusa Dua dan sekitarnya serta para wisatawan mancanegara. Dengan harapan kemegahan dan keindahan areal ini mencerminkan tingginya semangat kerukunan kehidupan umat beragama di Indonesia, serta karya cipta Putra Putri Indonesia ini menampilkan Arsitektur Tradisional Bali secara proporsional tanpa meninggalkan ciri khas masing-masing rumah ibadah.


Dalam rangka pengembangan kawasan yang memenuhi persyaratan di atas, dan untuk mencerminkan mantapnya Tri Kerukunan Hidup Beragama, P.T Bali Tourism Development Coorporation sejak tahun 1991 telah mengadakan pendekatan kepada pimpinan lembaga keagamaan di daerah Bali, untuk menginformasikan dan membahas rencana pembangunan lima rumah ibadah yang lahanya disediakan oleh P.T Bali Tourism Development Coorporation dan pembangunanya dibiayai oleh masing-masing lembaga keagamaan dengan berbagai persyaratan dari P.T Bali Tourism Development Coorporation.


Tanggal 19 Juni 1994


Menyadari bahwa pembangunan Vihara di area P.T Bali Tourism Development Coorporation adalah menyangkut tanggung jawab dan citra dari umat Buddha di Daerah Bali, melalui hasil konsultasi antar pengurus DPD Perwalian Umat Buddha (WALUBI) Provinsi Bali, yang diketuai Bapak Hindra Suarlim, bertempat di Balai Serba Guna Vihara Dharmayana Kuta, maka berhasil dibentuk panitia untuk mengatur pelaksanaan pembangunan Vihara Buddha Guna dengan ketua panitia terpilih Bapak Putu Adiguna.


Tanggal 20 Oktober 1994


Setelah 4 (empat) bulan Panitia Pembangunan terbentuk dilakukan upacara Peletakan Batu Pertama (Ground Breaking Ceremony) di Puja Mandala yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ahim Abdurahim, Bapak Nadirsyah Direktur Utama P.T Bali Tourism Development Coorporation , Tokoh Umat Buddha dan pejabat lainya.


Nama Vihara Buddha Guna diberikan oleh Y.M Girirakkhito Mahathera Ketua DPD Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Buddha Guna memiliki arti sifat-sifat mulian dari Sang Buddha yaitu:



  1. Pannya Guna : sifat mulia dari kebijaksanaan

  2. Visudhi Guna : sifat mulia dari kesucian

  3.  Karuna Guna : sifat mulia dari belas kasih
    Sifat-sifat mulia Sang Buddha lebih terperinci diuraikan dalam Buddhanusati, perenungan terhdap sifat-sifat mulia Sang Buddha.


Tanggal 08 Januari 1997


Walaupun peletakan batu pertama ini telah dilakukan namun lahan untuk berdirinya Vihara belum terbangun namun usaha pembangunan Vihara Buddha Guna tetap diupayakan dan demi kelancaran usaha mulia ini maka dipilihlah Ibu Erlina Kang sebagai Ketua Panitia Pembangunan Vihara Buddha Guna.


Tanggal 24 Maret 1997


Dengan usaha keras Pantia Pembangunan Vihara Buddha Guna dan dukungan segala pihak yang menanamkan jasanya pada usaha mulia ini, Pembangunan Vihara Buddha Guna akhirnya baru dapat dimulai hingga pada akhir bulan Juli 1997 usaha pembngunan ini telah terealisasi 50%.


Tanggal 21 Juli 1997


Akibat perekonomian Bangsa Indonesia pada saat tersebut terkena krisis sehingga dana pembangunan yang tersedia belum mencukupi untuk merampungkan pembanguan maka panitia pembangunan memutuskan untuk menggalang dana dengan mengadakan Arisan Gotong Royong, untuk menghimpun dana umat yang lebih luas dengan dikoordinasikan oleh Forum Ibu-ibu Bddhis Bali. Upaya ini mendapat dukungan dengan anggota 650 nomor arisan dengan arisan seratus ribu rupiah per bulan dan berlangsung selama 36 (tiga puluh enam) bulan dan berakhir Desember 2000. Dengan penuh tanggung jawab dan konsentrasi pembangunan terus diupayakan.


Tanggal 29 Desember 1997


Berlangsung Upacara Peresmian Puja Mandala Yang dihadirioleh Menteri Agama Republik Indonesia, Bapak Tarmizi Taher, pejabat pusat, pejabat daerah, tokoh-tokoh kelima agama. Namun Vihara Buddha Guna belum rampung pembangunanya, umat Buddha turut bermudita citta atas turut diresmikanya rumah ibadah yang lainya di areal tersebut.


Tanggal 2 Juli 2000


Vihara Buddha Guna telah rampung dibangun dan diresmikan pembangunanya dengan melakukan Upacara Pemberkahan yang dikenal dengan Abhiseka Buddha Rupang yang diawali dengan prosesi Abhiseka Buddha Rupang dari Vihara Buddha Sakyamuni – Denpasar. Buddha Rupang didatangkan dari Thailand yang diusahakan oleh Y.M Dhammasuto Thera, Padesanayaka Sangha Theravda Indonesia Daerah Bali. Pemberkahan dilakukan oleh Sangha Theravada Indonesia yang dipimpin oleh Sanghanayaka Sangha Theravada Indonesia Y.M Dhammasubho Mahathera. Upacara Pemberkahan didukung oleh Magabudhi Bali, Forum Ibu-ibu Buddhis Bali, dan Ibu-ibu vihara se-Bali, Vihara-vihara se-Bali serta dihadiri Umat Buddha di Bali dan luar Bali. Sejak saat ini Vihara Buddha Guna telah difungsikan sebagai tempat pembabaran Dhamma, Y.M Dhammasuto Thera sebagai Kepala Vihara dan untuk operasionalnya dipercayakan kepada PMd. Made Romarsana dan Ibu Vessa Adistya.


Tanggal 15 November 2005


Kegiatan Vihara Buddha Guna semakin digalakan dengan menyelenggarakan kegiatan Sekolah Minggu Buddhis yang tekah dibentuk 15 November 2005 diketuai oleh Ibu Helen Hartono, S. Ag. dan terbentuknya Dayaka Sabha Vihara Buddha Guna dengan terpilihnya PMd. Made Romarsana sebagai Ketua Dayaka Sabha Vihara Buddha Guna. Kegiatan dapat diselenggarakan atas dukungan Umat Buddha yang berasal dari Desa Alasangker Buleleng yang bertempat tinggal dan mencari nafkah di kawasan Nusa Dua.


Tanggal 3 Maret 2006


Buddha Rupang Vihara Buddha Sakyamuni – Denpasar Bali, didatangkan langsung dari Thailand dan disemayamkan sementara di Vihara Buddha Guna selama sebulan lebih. Tanggal 13 April 2006 dilaksanakan Upacara Abhiseka Buddha Rupang yang dirangkaikan dengan Pembukaan Sebulan Penghayatan Dhamma ke-8 dan Tanggal 14 April 2006 Upacara Prosesi Abhiseka Buddha Rupang dimulai dari Vihara Buddha Guna Nusa Dua menuju Vihara Buddha Sakyamuni yang dipimpin oleh para Bhikkhu Sangha Theravada Indonesia dan Bhikkhu dari Thailand, didukung oleh ribuan umat Buddha dari nusantara.


Tanggal 30 April 2007


Terbentuklah Pengurus Daerah Forum Ibu-ibu Buddhis Kabupaten Badung dengan terpilih sebagai Ketua Ibu Vessa Adistya, dengan menjadikan Vihara Buddha Guna sebagai tempat pusat kegiatanya. Dengan terbentuknya wadah bagi Ibu-ibu menyalurkan aspirasi dan inspirasi maka Kegiatan di Vihara Buddha Guna semakin terselenggara dengan baik, demikian pula umat dapat berperan lebih aktif di setiap keagamaan Buddha di Bali.


Tanggal 1 Mei 2007


Perayaan Tri Suci Waisak 2551, kondisi Viahara Buddha Guna sangat memprihatinkan. Sejak dimulainya pembangunan dan Upacara Abhiseka Buddha Rupang, Bangunan Vihara Buddha Guna Nusa Dua nyaris tidak tersentuh perawatan dan perbaikan yang memadai, membuat kondisi bangunan Viahara Buddha Guna sungguh erlu mengaharpkan perhatian yang serius dan dipandang perlu untuk diadakan pemugaran.


Sebagai tahap awal pemugaran Y.M Dhammasuto Thera menyarakan untuk mengerok cat tembok bangunan viahar yang terkelupas dan melakukan pengecatan dam mengatsi kebocoranya, namun mengingat kondisi bhante yang pada saat itu mulai menderita sakit dan dana renovasi belum memadai, serta mengingat dana yang dibutuhkan –cukup besar, maka akirnya usaha ini jadi tertunda. Terlebih setelah sepeninggalan Y.M Dhammasuto Thera bervassa diluar Pulau Bali maka, usaha perbaikan Vihara Buddha Guna semakin mengalami kesulitan.


Menyadari pentingnya dilakukan perbaikan Vihara Buddha Guna sesegera mungkin, P.Md. Made Romarsana selaku Dayaka Sabha Vihara Buddha Guna dan Ibu Vessa Adistya selaku Ketua PD Forum Ibu-ibu Buddhis, serta P.Md. Ketut Aryana melakukan diskusi mencari jalan keluar usaha perbaikan Vihara yang menjadi Image Umat Buddha Bali. Akhirnya melalui pertimbangan yang matang, mengingat keberadaan dan sejarah Vihara Buddha Guna maka diutuskanlah untuk mendiskusikan dengan Ibu Erlina Kang Adiguna mantan Ketua Kehormatan Pembangunan Vihara Buddha Guna dan Pendiri/Pembina Forum Ibu-ibu Buddis Bali yang selama ini memberikan perhatian atas kondisi yang dihadapi.


Tanggal 13 Februari 2008


Melalui rapat yang bertempat di Keraton Jimbaran Resort dan Spa dibentuklah Panitia Renovasi dan Pembangunan Vihara Buddha Guna, yang diketuai oleh PMd. Ketut Aryana dan Ibu Erlina Kang Adiguna sebagai Penanggung jawab serta diputuskan panitia yang dibentuk simple namun mampu menjalani tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Pada rapat ini diputuskan untuk merenovasi Vihara Buddha Guna secara bertahap dan menggalang dana dengan cara-cara yang cerdas. Dengan dana awal yang begitu minim, panitia menjalankan tugas renovasi tahap pertama dengan mengatasi kerusakan-kerusakan yang urgen dilakukan.


Tanggal 8 Oktober 2008


Melalui acara Arisan Gotong Royong Forum Ibu-ibu Buddhis Bali, dilakukan juga malam dana bagi Renovasi dan Pembangunan Viahara Buddha Guna, di Hongkong Garden Denpasar. Melalui Dhamma Talk yang disampaikan oleh Y.M Sucirano Thera dan didukung motivasi dari Ibu Erlina Kang Adiguna, akhirnya dapat mengumpulkan dana sebesar 1 milyar rupiah lebih. Dana ini akhirnya dapat mendukung proses pemugaran tahap ke-2 Vihara Buddha Guna.


Tanggal 20 Oktober 2008


Y.M Bhikkhu Dhammiko berkenan hadir untuk blessing pembongkaran secara serentak sebagai tanda dimulainya Tahap II Renovasi Vihara Buddha Guna Nusa Dua. Dengan dipimpin oleh Penanggung Jawab Ibu Erlina Kang Adiguna, Ketua Panitia PMd. Ketut Aryana, didukung oleh team pembangunan dan pelaksana pembangunan yang dipercayakan membuat usaha pemugaran semakin giat dilakukan.


Tanggal 23 Juli 2009


Peletakan batu pertama Kuti Bhikkhu yang dibangun 2 (dua) lantai terdiri dari 3 (tiga) ruang tidur dilantai atas dan ruang pertemuan dilantai dasar, bangunan ini didanakan oleh Keluarga Bapak Putu Adiguna. Pembangunan terus ditingkatkan dengan pemikiran lebih lanjut dan pembangunan dilakukan secara swakelola dengan pertimbangan akan dapat ditangani secara intensif. Upacara Peletakan Batu dipimpin oleh Y.M Dhammasubho Mahathera.


Tanggal 2 Agustus 2010


Dilakukan penyegaran panitia yang dimana panitia ditangani langsung oleh Penanggung Jawab Panitia Renovasi dan Pembangunan Vihara Buddha Guna, Ibu Erlina kang Adiguna didukung oleh Penanggung Jawab Arsitektur PMd. N. Setiabudi, S. T., Penanggung Jawab Konstruksi Mila Rosina Dewi, Penanggung Jawab Keuangan Ibu Vessa Adistya dan Ibu Mahayani, pemugaran Vihara Buddha Guna dilakukan lebih terarah.


Melalui diskusi yang intensif antara Ibu Erlina Kang Adiguna dan N. Setiabudi, S. T yang menggali keluhuran nila-nilai Buddhis yang dapat dituangkan dalam Arsitektur Vihara Buddha Guna, dibantu oleh Seniman Patung Bapak Marayasa, proyek pemugaran ini semakin menemukan konsep desain yang makin matang.


Kerja keras panitia ditingkatkan dengan pemikiran yang lebih efektif dan efisien diharapkan menghasilkan karya yang lebih fungsional. Renovasi gedung utama yang akan difungsikan sebagai Dhamma Hall, mulai dilakukan dengan menggunakan konstruksi baja, dengan bentang ruang yang semakin besar diharapkan mampu menampung kegiatan yang lebih beragam, dana renovasi disumbangkan oleh Keluarga Bapak Herminto – Denpasar.


Dilanjutkan dengan pembangunan Gedung 3 (tiga) Lantai yang difungsikan sebagai Sekolah Minggu Buddhis di lantai atas. Ruang Makan, dapur di lantai dasar dan beberapa toilet dan gudang di basement didanakan oleh Bapak John Sastrawan sekeluarga (Ramayana Group) – Denpasar


Fasilitas ruang makan Bhikkhu pun dibangun dilantai dasar tepatnya dibelakang bangunan utama menjadikan vihara ini diproyeksikan dapat mendukung kegiatan-kegiatan Sangha di masa akan datang. Bangunan ini didanakan oleh Keluarga Bapak Kusnan Kirana (Lion Group) – Jakarta.


Bangunan kembar depan yang telah ada pun semakin fungsional setelah di renovasi yang difungsikan sebagai perpustakaan di bagian atas dan ruang tidur karyawan di lantai bawah (bangunan barat) dan kantor depan dan security di lantai atas dan ruang tidur tamu di bawahnya (bangunan timur).


Dengan ditambahkan ornamen-ornamen, patung-patung, dan relief-relief bernafaskan Buddhis, tulisan kata-kata yang sarat akan pesan-pesan Dhamma, Kisah Kelahiran Sang Buddha yang penuh kebajikan bagi alam semesta, akhirnya Viahara Buddha Guna pada bulan April 2011 rampung 95%.


Tanggal 218 April 2011


Dilaksanakan Upacara Pemberkahan Vihara Buddha Guna oleh Sangha Theravada Indonesia, dipimpin oleh Sanghanayaka Theravada Indonesia, Y.M Jotidhammo Mahathera dan wejangan Dhamma oleh Mahanayaka Sangha Theravada Indonesia, Y.M Sri Pannyavaro Mahathera. Pemugaran dilanjutkan dengan melengkapi relief-relief untuk menampilkan keutuhan konsep Pemugaran Vihara Buddha Guna yang diangkat dari nama vihara yang memilki makna “ Kebajikan Sang Buddha” yang membawa kebahagian semesta alam dengan ikon Buddha.


Tanggal 22 Desember 2011


Bertepatan dengan hari Ibu dan ulang tahun ke-17 Forum Ibu-ibu Buddhis Bali maka diselenggarakan sebuah kegiatan yang memaknai perayaan hari yang bersejarah ini dengan meresmikan penggunaan vihara ini sebagai kado Dhamma dari Forum Ibu-ibu Buddhis yang telah berusia 17 tahun sebagai Abdi Dhamma.


Upacara Purna Pugar (Grand Opening) Vihara Buddha Guna, yang diresmikan oleh Gubernur Bali Bapak Made Mangku Pastika didampingi oleh Sanghanayaka Sangha Theravada Indonesia, Y.M Jotidhammo Mahathera, Dirjen Bimas Buddha R.I Bapak Joko Wuryanto, Bhikkhu sangha, para pejabat, Direktur Bali Tourism Development Coorporation (B.D.T.C), Tokoh Lintas Agama, Tokoh Adat dan Budaya, Tokoh Umat Buddha Nasional serta umat Buddha Bali.


Diharapkan dengan upacara ini dapat menjadi moment yang penting bagi kehadiran Vihara Buddha Guna dalam pengembangan Buddha Dhamma di Pualu Dewata. Di masa mendatang Vihara Buddha Guna dicanangkan sebagai Bali Theravadin Buddhist Cooperation (BTBC). Semoga kehadiran Vihara Buddha Guna dapat menambah nuansa spritualis di Kawasan Puja Mandala. Menampilkan kemegahan Buddha Dhamma dengan Arsitek yang Elegan (mewah dan menawan) yang melambangkan keagungan dari Sang Buddha serta dapat bermanfaat dan meningkatkan edukasi tentang Buddha Dhamma.
Akhirnya semoga semua usaha yang mulia ini memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk dan pengembangan Dhamma di Pulau Dewata.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.
Sadhu,… Sadhu,…Sadhu………