Sariputta | Malapetaka Bisa Dihindarkan Dengan Bersifat Welas Asih Sariputta

Malapetaka Bisa Dihindarkan Dengan Bersifat Welas Asih

👁 1 View
2017-09-21 00:35:40

Pada masa dinasti Ming, ada seorang Upasaka yang bernama Wang, dia adalah seorang Buddhist yang taat. Dia membaca sutra dan memberi hormat pada Buddha setiap hari. Pada masa itu di mana-mana terjadi bencana alam dan malapetaka. Wang sangat prihatin dengan keadaan ini. Ketika dia mendengar bahwa di Xiao Dongtian, hidup seorang Bhiksu yang dapat melihat ke masa lalu juga masa depan, dia bertekad untuk menemui si Bhiksu untuk meminta nasihat.

Setelah memberi hormat pada Bhiksu itu, Wang berkata: "Di mana-mana banyak bandit. Perang terjadi terus menerus. Mohon Bhante berbaik hati dan mengasihani untuk menolong semua mahluk hidup." Bhiksu itu lalu tersenyum dan berkata: "Jika manusia dapat melepaskan kehidupan dan menghindari pembunuhan, mereka akan bebas dari bencana dan malapetaka." Setelah mengatakan itu, dia menutup matanya dan duduk bermeditasi.

Catatan: Jaman ini adalah jaman peperangan, kelaparan, penyakit, bencana alam dan malapetaka karena ulah manusia terjadi silih berganti. Ini semua dikarenakan oleh karma dari pembunuhan. Masalah-masalah ini bukanlah pemberian dari setan atau roh. Kejadian-kejadian ini mengingatkan manusia untuk berhenti membunuh. Jika seseorang bisa berhenti membunuh, dia akan terbebas dari bencana dan malapetaka. Jika satu keluarga bisa berhenti membunuh, keluarga itu akan tebebas dari bencana dan malapetaka. Jika kegiatan tidak membunuh bisa diperluas ke satu desa, satu wilayah, satu propinsi dan satu negara, rakyat negara itu akan terbebas dari segala bencana. Kini, manusia hanya bisa menyalahkan alam (surga) ketika bencana dan malapetaka menyerang. Mereka tidak menyadari bahwa ini semua dikarenakan oleh perbuatan kita sendiri. Kitalah yang menyebabkan bencana alam dan malapetaka menimpa kita sendiri. Jika seseorang dapat bersumpah untuk melepaskan kehidupan dan menghindari pembunuhan, maka meskipun dia dikelilingi oleh mara bahaya atau di tengah peperangan atau menjumpai kelaparan dan penyakit, dia tetap tidak akan terpengaruhi. Jika setiap orang bisa sungguh-sungguh mempercayai ini dan menjalankannya dengan rajin, karma baik akan mengikutinya bagaikan bayangan tubuh. Dari dulu hingga kini, pahala dan balasan dari perbuatan baik dan buruk dapat dilihat dengan nyata. Malah, banyak ditemukan catatan-catatan tentang hukum karma dalam kehidupan sebenarnya. Pertanyaannya, mengapa orang-orang masih ragu-ragu untuk memulai kegiatan baik untuk tidak membunuh?

http://www.buddhasutra.com

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com