Sariputta | Ketulusan Hati Adalah Persembahan Besar Sariputta

Ketulusan Hati Adalah Persembahan Besar

👁 1 View
2019-07-31 13:50:18

Di dalam “Empat Ajaran Liao Fan” terdapat sebuah kisah, ada seorang gadis yang sangat miskin, dia mempersembahkan dua keping uang yang merupakan harta satu-satunya yang dia miliki kepada Triratna, ketua vihara sendiri yang langsung mengadakan pelimpahan jasa buat dirinya. 
Kejadian di dunia senantiasa berubah-ubah, gadis ini kemudian menjadi seorang ratu, suatu hari dia membawa sejumlah dayang istana kembali mengadakan persembahan besar-besaran di vihara tersebut. Tetapi ketua vihara tidak keluar untuk langsung memimpin upacara pelimpahan jasa, hanya mengutus murid-muridnya untuk membaca sutra dan melimpahkan jasa buat sang ratu. 
Ratu merasa sangat heran dan bertanya pada ketua vihara : “Waktu lalu saya masih begitu miskin dan berdana hanya dua keping uang, namun anda sendiri yang langsung mengadakan pelimpahan jasa buat diriku; tetapi hari ini saya membawa begitu banyak harta benda buat persembahan, mengapa anda malah mengutus murid anda untuk mengadakan pelimpahan jasa?”

Ketua vihara menjawab : “Ini dikarenakan pada masa lalu dua keping uang tersebut merupakan satu-satunya harta yang anda punyai, anda memiliki hati yang amat tulus, maka itu saya harus langsung mengadakan pelimpahan jasa buat anda; hari ini anda telah menjadi ratu, memiliki harta kekayaan yang berlimpah, persembahan yang anda bawa hari ini hanyalah sebagian kecil dari jumlah harta yang anda miliki, maka itu cukup mengutus muridku untuk melakukan pelimpahan jasa buat anda”.

Saat seseorang tidak memiliki harta kekayaan takkan timbul ketamakan, sebaliknya semakin banyak harta yang dimiliki maka semakin serakah. Yang melakukan kebajikan kebanyakan adalah orang yang tidak mampu, sedangkan orang kaya dalam berbuat kebajikan selalu memandang dari sudut yang bisa menguntungkan dirinya sendiri, barulah dia sudi melakukannya.
Sebagian orang walaupun penghasilannya tipis, namun mereka ikhlas berdana dan berbuat kebajikan, sampai setetes persembahan tersebut merupakan harta satu-satunya yang mereka miliki. Para praktisi yang berasal dari Tiongkok, mereka rela mendanakan ratusan dollar, mungkin saja ini jumlah ini merupakan gaji mereka sebulan, persembahan ini memiliki berkah yang besar . Sebaliknya banyak orang Singapura yang sebulan berpenghasilan ratusan ribu dollar, namun sedollar pun enggan didanakan, walaupun mereka sudi mengeluarkan ratusan ribu dollar untuk berbuat kebajikan, juga tak sebanding dengan jasa kebajikan para praktisi di Tiongkok yang hanya mendanakan ratusan dollar.

Praktisi sekalian, perlulah diketahui bahwa besar kecilnya jasa kebajikan dari berdana itu bukan dinilai dari besar kecilnya jumlah uang yang dikeluarkan. Dalam sutra tertera, siapa yang dapat memperoleh jasa kebajikan sempurna? Pengemis. Dia tidak mempunyai apa-apa, hari ini orang memberinya dua keping uang, dia mempersembahkan dua keping ini kepada Buddha, itu adalah satu-satunya harta yang dia miliki! Ini adalah jasa kebajikan sempurna.

Ilmu pengetahuan duniawi dan Buddha Dharma tidaklah serupa, maka itu jangan berpikir bahwa kita hidup susah jadi tidak dapt mengumpulkan berkah, sesungguhnya berkah yang diperoleh oleh orang miskin lebih besar daripada konglomerat. Konglomerat juga bukan setiap kelahirannya dapat menjadi orang kaya, demikian juga orang miskin tidak setiap kelahirannya menjadi orang miskin. Maka itu orang kaya dapat menjadi miskin dan sebaliknya orang miskin juga dapat berubah menjadi kaya, garis hidup dapat beralih.
sumber : Buku Master Ching Kung Bercerita

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com