Sariputta | *KESADARAN SEHARI-HARI* Sariputta

*KESADARAN SEHARI-HARI*

Bhikkhu Sri Pannavaro Dayaka Mahathera

👁 1 View
2023-03-11 10:08:09

Saya ingin menggambarkan bahwa pikiran itu lebih ganas. Bahkan lebih buruk dibandingkan dengan ucapan dan perbuatan. Kita tidak mungkin mengucapkan apapun yang kita mau, melakukan apapun yang kita mau. Karena lingkungan.
Anda malu dengan suami, dengan istri sendiri, dengan anak-anak, dengan lingkungan. Anda menyeleksi hal yang harus diucapkan, hal yang harus dilakukan. Meskipun Anda ingin, tetapi Anda tidak melakukannya. Karena lingkungan.

Kita tidak bicara atas dasar Dhamma, sila, tidak bicara atas agama, tetapi hanya karena lingkungan, maka Anda malu berkata dan berbuat buruk.
Tetapi bagaimana dengan pikiran?

Anda bisa saja berpikir apa pun. Orang lain tidak akan tahu. Dari pikiran yang paling rendah, yang paling buruk, yang paling jahat, yang paling kejam, sampai ingin mencapai kesucian, ingin menjadi Buddha, Anda bisa saja memikirkan itu, seenak Anda.

"Termasuk yang buruk-buruk, Bhante?"
"Ya, Saudara."
Suami atau istri yang duduk disamping Anda, teman Anda tidak akan tahu. Anda barangkali berpikir apakah mereka tidak tahu. Tidak, mereka tidak akan tahu.

Karena itulah pikiran bisa menjadi sangat liar sekali. Anda bisa berpikir sesuka Anda. Pikiran yang sangat baik, sangat mulia, sangat jorok, sangat buruk, sekeliling Anda tidak kaan tahu. Ketika mereka sedang memikirkan sesuatu, Anda juga tidak akan tahu apa yang mereka pikirkan. Wajahnya sih tenang-tenang saja, senyum-senyum saja.

"Tapi Bhante, kan ada orang yang bisa membaca pikiran orang lain?"
"Ya, Saudara, orang begitu ada berapa banyak?"
Apabila ada orang yang bisa membaca pikiran orang lain dan dia tidak mengarahkan pikirannya kepada orang tertentu, dia tidak bisa otomatis tahu. Kalaupun dia mempunyai kesaktian, mempunyai abhinna, dia harus mengarahkan pikirannya pada seseorang yang ingin dia ketahui, dia baru bisa tahu. Jika dia tidak mengarahkan, maka dia tidak bisa otomatis mengetahui.

Andai otomatis tahu, orang itu tidak akan bisa tidur. Di rumah ada 10 orang. Lalu dia tahu semua hal yang dipikirkan oleh 10 orang itu, dia akan pusing. Tidak bisa tenang. Dia keluar, naik bis, kendaraan umum, semua hal yang dipikirkan orang dia tahu. Tidak mungkin. Jika dia mengarahkan kemampuannya itu pada seseorang, dia tahu pikiran orang tersebut, kalau tidak, dia tidak bisa tahu.

Apalagi Anda yang tidak mempunyai kemampuan itu. Anda tidak punya kemampuan membaca pikiran orang lain. Tetangga Anda, teman duduk Anda, belakang Anda, depan Anda, anak Anda sendiri, Anda tidak tahu apa yang sedang mereka pikirkan.

Itulah pikiran, liar sekali, ganas sekali. Tidak bisa diselesaikan dengan peraturan agama, tidak bisa diancam. "Jangan berpikir begitu ! Jangan melakukan begitu ! Memalukan, akibatnya berbahaya."
Bisa?
Sulit. Kalupun dia berpikir begitu, kita tidak tahu. Ya tentu ada akibatnya. Akan tetapi pikiran lebih bebas dari ucapan dan perbuatan. Karena itulah hanya dengan meditasi baru bisa membersihkan pikiran.

Pada saat pikiran kita hanya memegang satu objek, yang baik atau yang netral, pikiran kita tidak memikirkan yang lain-lain. Batin kita saat itu menjadi tenang, menjadi bersih. Meskipun hal-hal yang kotor masih bersembunyi. Masuk ke yang lebih dalam, lebih halus. Itu hanya bisa dibersihkan dengan meditasi yang lebih dalam.

Jika samadhi itu diterjemahkan dengan meditasi ketenangan, maka panna itu boleh diterjemahkan dengan meditasi kesadaran.
Meditasi vipassana.
"Bedanya adalah menggunakan kesadaran, Saudara."

Dalam kehidupan sehari-hari, pada saat Anda merasa senang Anda tahu. Pada saat Anda meras jenuh, Anda tahu. Pada saat Anda berpikir yang baik-baik, And atahu. Pada saat Anda ingin melkukan yang buruk-buruk, Anda tahu. Tahu saja. Tahu itulah meditasi. Janato passato, dalam bahasa Pali.

Sang Buddha mendefiniskan Janato passato sebagai tahu, tahu, dan melihat. Bukan melihat dengan mata tetapi melihat dengan kesadaran.
Timbul niat yang buruk, tahu.
Timbul keinginan yang luhur, yang baik, ingin menolong, ingin membantu, ingin meditasi, tahu.

Timbul keinginan untuk selingkuh, untuk mencuri, untuk tidak baik, tahu.

Tahu pikiran yang muncul, tahu perasaan yang muncul, itulah meditasi yang lebih dalam. Meditasi yang bisa membersihkan kotoran batin yang lebih halus.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com