Sariputta | Sumpah yang konyol !!! Sariputta

Sumpah yang konyol !!!

Bhikkhu Assaji

👁 1 View
2017-12-14 08:45:47

Sumpah untuk Dimakan Oleh Anjing

Tidak jarang kita mendengar bahwa orang-orang bersumpah bahwa ia tidak melakukan hal ini dan itu. Tetapi sebetulnya mereka telah melakukan perbuatan buruk tersebut. Ini adalah hal yang sangat berbahaya. Saya akan menceritakan tentang hal tersebut disini:

Pada masa Sasana Buddha Kassapa, terdapat seorang umat yang telah menjadi Sotapanna. Dia memiliki keyakinan terhadap Dhamma dan mempunyai 500 pengikut. Dia tekun dalam hal berjasa seperti menanam hutan-hutan, memadatkan jalan lintas di rawa-rawa, membangun jembatan, dll.

Ia juga telah membangun suatu vihara untuk Saṅgha dan secara berkala mereka pergi ke vihara tersebut.
Istri-istri mereka juga adalah umat awam yang saleh dan sering mengunjungi vihara. Suatu hari, ada orang-orang yang tidak bermoral duduk bersama di rumah peristirahatan tersebut.

Orang-orang itu melihat kecantikan para wanita itu ketika mereka berangkat setelah beristirahat di sana dan menjadi tertarik pada wanita-wanita tersebut.
Ketika orang-orang tidak bermoral tersebut mengetahui bahwa wanita-wanita tersebut memiliki perilaku yang luhur, mereka mulai berdiskusi sambil bertanya-tanya dalam hati,

“siapa yang dapat mematahkan keluhuran salah satu dari mereka”.

“Saya bisa”,

kata seseorang Maka mereka bertaruh.

“Kita bertaruh seribu. Jika engkau bisa, kami harus memberimu seribu, tetapi jika tidak bisa engkau harus memberi kami seribu.”

Dia mencoba-coba dengan berbagai cara, karena keserakahan (untuk mendapat uang itu) dan rasa takut (kalau kalah taruhan).

Dia memainkan vina bersenar tujuh yang mengeluarkan nada yang manis ketika para wanita itu datang ke tempat peristirahatan.

Melalui suara lagu-lagu yang bersifat menggoda dan suara yang manis, dia menyebabkan salah seorang dari wanita tersebut, lewat suara lagu itu, melanggar moralitasnya.

Dia berzinah dengan wanita itu dan memenangkan taruhan seribu dari orang-orang jahat itu.

Mereka yang kalah taruhan seribu kemudian melaporkan (urusan itu) kepada suami si wanita. Karena tidak percaya pada mereka, dia menanyai istrinya,

“Apakah engkau memang demikian seperti yang dikatakan oleh orang-orang ini?”

“Saya tidak tahu hal seperti itu”,

sanggah sang wanita
Ketika si suami tidak mempercayainya, si istri menunjuk seekor anjing yang sedang berdiri di dekatnya dan mengucapkan sumpah sambil mengatakan,

“Jika saya melakukan tindakan jahat seperti itu, semoga anjing hitam yang telinganya terpotong itu memakanku di mana pun saya dilahirkan!”

Walaupun 500 wanita lain mengetahui bahwa wanita itu berzinah, namun ketika ditanya,

“Apakah dia melakukan tindakan yang jahat seperti itu?”

mereka berbohong sambil berkata,

“Kami tidak tahu hal seperti itu”,

dan mengucapkan sumpah sambil mengatakan,

“Jika kami tahu akan hal ini, semoga kami menjadi budak-budaknya di seluruh kehidupan-kehidupan kami (yang akan datang)!”

Wanita pezinah itu merana karena hatinya tersiksa oleh nurani yang tidak enak dan tidak lama kemudian ia pun meninggal dunia.

Dia muncul sebagai vimanapeti (semacam makhluk halus) di tepi danau Kannamunda, salah satu dari tujuh Danau Besar di Himalaya, raja segala gunung, dan di seluruh sisi kerajaannya muncul kolam teratai yang cocok baginya untuk mengalami hasil-hasil tindakannya.

Ketika 500 wanita lainnya meninggal dunia, mereka muncul sebagai budaknya karena telah mengucapkan sumpah itu.

Sebagai buah dari tindakan-tindakan berjasa yang telah dilakukan sebelumnya, dia menikmati keelokan surgawi di sana selama siang hari, tetapi pada tengah malam, karena didorong oleh kekuatan tindakan-tindakan jahatnya, dia bangkit dari tempat tidurnya dan pergi ke tepi kolam teratainya.

Ketika dia sampai di sana, seekor anjing hitam sebesar gajah muda yang penampilannya mengerikan, dengan telinga yang terpotong, dengan taring yang panjang, tajam, menonjol keluar dan garang, matanya melotot lebar dan menyerupai bara kayu akasia yang terbakar, lidahnya menjulur keluar bagaikan serentetan kilat halilintar yang tanpa henti, dengan cakar yang ganas dan tajam, serta bulu yang kusut, panjang dan mengerikan.

Anjing itu datang dan membanting wanita itu ke tanah dengan keras, melahapnya dengan kasar seakan-akan dikuasai rasa lapar yang luar biasa.

Setelah membuat wanita tersebut tinggal kerangka saja, anjing itu menyeretnya dengan taringnya, melemparkannya ke kolam teratai dan kemudian lenyap. Begitu dibuang ke situ, wanita tersebut segera kembali menjadi bentuknya semula.

Setelah memanjat keluar, dia menuju istananya dan berbaring di ranjangnya. 500 wanita lainnya hanya menjalani kesengsaraan sebagai budaknya.

Mereka terus hidup di sana dengan cara ini selama 550 tahun. Tetapi kemudian mereka menjadi tidak puas karena tidak ada pria.

Kita bisa melihat dari cerita di atas bahwa sumpah yang dibuat oleh mereka bisa memberi akibatnya.

Mengapa bisa demikian? Inilah yang disebut hukum kamma. Apa yang kita ucap dan pikirkan itu akan terjadi.
Mengucap hal yang tidak benar, menfitnah, menggosip, bersumpah hal-hal yang tidak benar, ini semua adalah dikarenakan tidak bisa menggunakan mulut ini untuk hal yang benar.

Apabila seseorang memiliki kebiasan untuk hanya mengatakan hal benar dan bermanfaat, kata-katanya akan dipercaya banyak orang. Ia bisa menjadi pemimpin dan orang yang dapat diandalkan.

Inilah yang disebut hukum kamma. Baik menghasilkan baik, buruk menghasilkan buruk.

Tidak sedikit kita melihat masyarakat kita yang demi harta, posisi, atau bahkan karena iseng saling mengadu domba. Masalahnya adalah, sistem alam ini, hukum kamma, walaupun buah dari perbuatan karena iseng dan yang benar-benar berniat jahat memang lebih ringan, namun tetap mengenaskan dan tragis.

Tapi semoga dengan cerita yang menginspirasi di atas, kita sadar dan tidak lagi mengadu domba atau memfitnah satu dengan yang lainnya. Kita harus bisa mengendalikan mulut kita untuk tidak melakukan kejahatan, supaya kita bisa hidup dengan tentram dan damai di kehidupan ini dan yang mendatang hingga akhirnya bisa merealisasikan Nibbana.

Sabba Danam Dhammadanam Jinati:

Dari segala macam pemberian, pemberian melalui Dhamma adalah yang tertinggi mengungguli semua pemberian lainnya

Mereka yang mengajarkan jalan ke surga dan Nibbana
Suatu hari nanti akan mencapainya

__________
Semoga anda mencapai kebahagiaan Nibbana
Forwad BroadCast Dhamma ini kesemua teman Buddhist anda melalui FB, Wa, etc
Karena persembahan Dhamma adalah persembahan tertinggi.
Persembahan Dhamma akan berbuah kebijaksanaan bagi pemberi dan penerima.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com