Sariputta | Suara Peringatan Dari Seorang Yang Lahir Lebih Dulu Sariputta

Suara Peringatan Dari Seorang Yang Lahir Lebih Dulu

Luangpho Inthawai Santussako

👁 1 View
2019-04-26 15:29:34

Sebagai bagian dari Buddha Mamaka, masing-masing haruslah hidup sesuai dekat peraturan yang telah ditetapkan. Sebagai umat awam selayaknya menjaga peraturan dalam Pañcasila yang ditetapkan oleh Sang Buddha, untuk Samanera juga menjaga Dasasila, bagi Bhikkhu yang adalah sebagai panutan patut untuk menjaga Sila yang lebih banyak lagi yaitu 227 Sila serta Dhamma dan Vinaya. Apabila seorang Bhikkhu tidak menjalankan Silanya dengan baik ataupun tidak memiliki Hiri dan Ottappa, umat awampun dapat mencelanya dan tidak bersedia untuk bersujud memberikan penghormatan. Demikian juga jika umat awam tidak memiliki Pañcasila, orang lain pun akan mencelanya bahkan tidaklah mungkin bagi seorang Bhikkhu untuk tidak mencelanya juga. Oleh karena itu, saat berada dalam wadah yang sama yaitu dalam Buddha Sasana sudahlah seharusnya untuk saling memandang yang lainnya serta memandang diri sendiri masing-masing. Seperti inilah seharusnya Buddha Mamaka saling mengingatkan, baik umat awam terhadap Bhikkhu maupun Bhikkhu terhadap umat awam, karena jika tidak saling mengingatkan tentunya tidak ada orang lain yang akan mengingatkan. Sang Buddha telah mengatakan mengenai sesuatu yang dapat menyebabkan Buddha Sasana ini merosot dan hancur, yaitu Buddha Mamaka itu sendiri, dan Buddha Mamaka ini jugalah yang dapat membuat Buddha Sasana maju dan bertahan lama.

- Berusahalah untuk menjadi orang baik sesuai dengan status yang dimiliki. Disaat sebagai seorang ayah, berusaha untuk menjadi ayah yang baik, ketika sebagai ibu, anak, atasan, bawahan juga menjadi orang yang baik. Sebagai Khruba Acarn Luangpho sendiri juga berusaha untuk menjadi Khruba Acarn yang baik, sebagai murid Luangpho juga haruslah menjadi murid yang baik dengan memiliki pikiran, ucapan serta perbuatan yang baik. Apabila memiliki pikiran, ucapan, dan perbuatan yang baik; berada dimanapun akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan.

- Sesuatu yang berupa kejahatan janganlah dilakukan baik lewat perbuatau maupun ucapan, karena setelah melakukannya diri sendiri yang melakukannya jugalah yang akan menderita. Sebagai sesama Buddha Mamaka seperti halnya berada dalam satu lapangan pada pertandingan sepak bola. Apabila ada yang bermain tidak baik, menendang kaki pemain lain, bertengkar, ataupun memaki suporter; maka perlu diberikan kartu merah oleh wasit. Demikian juga sebagai sesama Buddha Mamaka yang berada dalam satu wadah yang sama, jika menemukan siapapun yang tidak baik haruslah saling membantu untuk mengatasinya ataupun mengeluarkannya.

- Apabila melakukan kejahatan, di dunia pun akan dimasukkan ke dalam penjara. Ketika sudah berada dalam penjara diri sendirilah yang akan menderita, setelahnya juga menyebabkan orangtua serta sanak keluarga lainnya menderita. Pihak keluarga juga akan membantu agar ada keringanan hukuman, namun apalah daya karena orang yang melakukannya berbuat tanpa berpikir panjang, alhasil juga merusak masa depan diri sendiri. Karena itu, untuk melakukan apapun haruslah berpikir dengan baik terlebih dahulu. Luangpho hanya memberitahukan saja berdasarkan apa yang dilihat dari pengalaman hidup selama ini. Karena usia Luangpho sudah tua, hidup lebih dahulu dari anak-cucu sekalian. Seperti seorang yang berjalan menelusuri hutan lebih dahulu; karena itu mengatakannya kalau di sebelah sana ada harimau, disana ada singa, juga ada ular, ada lubang, dan sebagainya; agar berhati-hati. Luangpho mengatakan kebenaran dan memberitahukan demikian, jika tidak dipercaya silahkanlah untuk memperhatikannya sendiri.

- Mengenai acara hari kelahiran Luangpho juga sudah semakin dekat. Bagi siapa yang ingin datang untuk bersama-sama menanam kebajikan dalqm acara tersebut juga silahkan. Luangpho tidak mengeluarkan surat undangan karena memang tidak pernah merayakan apapun untuk diri sendiri, semuanya juga berawal karena banyak saudara-saudari seDhamma yang datang pada hari tersebut, Luangpho yang sebagai tuan rumah juga tidak mungkin hanya berdiam diri saja, bagaimanapun haruslah menyambutnya, minimal menjamu dengan makanan bagi tamu-tamu yang datang, saat ini juga sudah ada 111 Sala Dana yang sudah mendaftar untuk memberikan makanan bagi para tamu. Bagi yang tidak bisa datang juga tidak apa-apa, berada dimanapun asalkan mengembangkan kebajikan sudah terhitung sebagai saudara-saudari seDhamma dari Luangpho. Sekalipun berada dekat, jika tidak baik Luangpho juga tidak senang hati, karena Luangpho hanya berpihak pada kebajikan. Jika datang untuk mencuri barang ini dan itu atau tas milik orang lain, lebih baik tidak usah datang. Apabila datang dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan baik; datang dengan membawa keceriaan; datang untuk menjalin persaudaraan; maka silahkan datang. "Vissasa parama ñatti," kedekatan/keakraban adalah persaudaraan yang tertinggi.


Anumodana.
Bhante Piter Gunadhammo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com