Sariputta | Pabbajita Simbol Dari Kebajikan Sariputta

Pabbajita Simbol Dari Kebajikan

Luangpho Inthawai Santussako

👁 1 View
2019-04-26 17:10:22

- Ditahbiskan sebagai seorang pabbajja merupakan suatu hal yang dapat dijadikan teladan. Hampir setiap Raja Thailand pernah ditahbiskan sebagai seorang bhikkhu. Hingga Raja yang sekarang juga pernah menjadi bhikkhu disaat masih sebagai seorang pangeran. Dapat dijadikan sebagai teladan yang baik bagi masyarakat di generasi mendatang. Untuk kaum perempuan juga dapat ditahbiskan sebagai Maechi. Karena Negara Thailand telah mengakui bahwa garis bhikkhuni telah punah. Saat masa dimana terjadi penyerangan terhadap Buddha Sasana, bhikkhuni tidak dapat mempertahankan diri. Sehingga harus musnah tanpa sisa.

- Setelah ditahbiskan sebagai samana juga haruslah sungguh-sungguh hidup sesuai dengan jalur Dhamma. Harus dapat mengendalikan tubuh, ucapan, dan pikiran sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Apabila berbuat tidak baik disaat berstatus sebagai seorang samana, juga akan semakin merugikan. Dimana sebagai seorang samana, baik bhikkhu maupun maechi hidup atas pemberian dari umat awam. Umat awam juga memberikan berbagai kebutuhan serta penghormatan. Semua ini dikarenakan kedudukan seorang samana lebih tinggi, lebih mulia, serta memiliki pengendalian diri melebihi umat awam sehingga patut diberikan penghormatan. Apabila seorang samana tidak ubahnya dengan umat awam di dalam bertindak, tentunya umat awam juga tidak akan bersedia memberikan penghormatan.

- Saat ini samakin banyak bhikkhu yang telah ditahbiskan demi memperoleh perolehan, kedudukan, serta pujian. Yang ditahbiskan untuk bersungguh-sungguh mencari jalan mencapai magga, phala, dan nibbana juga ada. Ditahbiskan sebagai seorang samana berarti memutuskan segala persoalan di dunia. Maksudnya adalah tidak lagi memikirkan segala hal yang membawa pada tekanan untuk pikiran dari luar. Hidup dalam ketenangan, bersungguh-sungguh mencari ketenangan hingga dapat mencapai magga, phala, dan nibbana.

- Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang pabbajita tidaklah semestinya ada perbedaan antara di depan dan di belakang. Ketika berada di muka umum bertindak seperti ini, saat berada seorang diri bertindak lain lagi. Saat berada di hadapan orang banyak harus bersikap penuh pengendalian, demikian juga ketika dalam keadaan sendirian. Jangan ada perbedaan antara di depan dan di belakang. Haruslah menjadi seorang yang pantas untuk mengenakan kain kasava. Kain kasava merupakan simbol dari pakaian yang dikenakan oleh seorang yang terbebas dari kilesa.

- Pada saat Sang Buddha masih menyempurnakan paramitta, beliau terlahir sebagai seekor gajah. Bodhisatta merupakan pimpinan dari sekelompok gajah. Terdapat seorang pemburu yang berniat untuk menjadikan gajah sebagai hewan buruan. Kerap kali sekelompok gajah ini dapat selalu menghindarinya. Suatu kali terdapat seorang pacceka Buddha duduk di satu tempat. Sekelompok gajah ini melewati tempat tersebut, pimpinan gajah hingga gajah yang terakhir mendekat untuk bersujud memberikan penghormatan terlebih dahulu kepada Pacceka Buddha kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Melihat kejadian ini, pemburu memiliki pemikiran untuk mencuri jubah dari Pacceka Buddha. Saat Pacceka Buddha sedang mandi di sebuah sungai, pemburu inipun mencuri jubahnya. Kemudian mengenakannya dan duduk di sisi jalan yang akan dilewati sekelompok gajah. Saat melintas pimpinan gajah yang adalah Bodhisatta juga memberikan penghormatan seperti biasanya, diikuti oleh seluruh pengikutnya. Setelah itu, dari hari ke hari jumlah gajah dalam kelompok tersebut terus berkurang. Kini pimpinan gajah mulai merasa curiga. Inilah tipikal daripada seorang yang memiliki kebijaksanaan. Memiliki rasa curiga terlebih dahulu merupakan jalan dari munculnya kebijaksanaan. Jika tidak memiliki kecurigaan sama sekali akan bodoh terus-menerus. Pimpinan gajah ini adalah Bodhisatta, apabila Bodhisatta terlahir sebagai manusia akan lebih unggul dari manusia lainnya, jika terlahir sebagai seekor binatang juga akan lebih unggul dibandingkan dengan binatang lainnya. Setelah itu mulai mencoba memperhatikan disaat bertemu dengan pemburu yang mengenakan jubah kasava. Berjalan mendekat dengan penuh kewaspadaan dan memperhatikan gerak-gerik dari si pemburu. Setelah cukup dekat, pemburu tersebut segera berdiri dengan mengangkat busur panahnya. Pimpinan gajah yang sejak awal penuh dengan kewaspadaan segera menerjangnya. Lalu menginjak busurnya. Dalam keadaan si pemburu yang tidak berdaya, gajah ini berkata. "Mengapa anda melakukan kejahatan dengan mengenakan kain kasava, pergilah dan jangan lakukan perbuatan ini lagi." Bodhisatta tidak menginjaknya hingga mati dikarenakan memiliki rasa hormat pada kain kasava. Seperti inilah sifat yang berbudi luhur, memiliki rasa hormat sekalipun hanya terhadap kain kasava. Sebagai seorang samana, tidaklah selayaknya membangun diri demikian. Haruslah berusaha di jalan Dhamma.

- Untuk mencapai magga, phala, dan nibbana tidaklah harus menjadi seorang samana. Sebagai umat awam juga dapat mencapainya bila bersungguh-sungguh dan benar jalannya. Seperti makan, bukan berarti makan akan kenyang bila sebagai bhikkhu, lantas sebagai umat awam makan tidak kenyang. Makan tetap akan kenyang baik sebagai bhikkhu ataupun umat awam. Hanya saja sebagai seorang samana akan lebih mudah. Dikarenakan tidak perlu banyak memikirkan tugas dan pekrjaan layaknya umat awam. Sebagai umat awam tentunya memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi dalam memelihara kehidupan.

- Jika selama hidup sebagai seorang samana berlaku baik, setelah meninggalkan latihan juga akan tetap dikenang. Akan memiliki kawan yang diperoleh saat masih menjalani hidup sebagai pabbajita. Meskipun terpisah dalam jarak yang jauh, juga akan terasa dekat. Karena berada dalam jalur kebajikan yang sama. "Visassa paramaṁ yatti," Keakraban adalah kerabat yang sesungguhnya. Meskipun berada dekat, jika berbeda pandangan akan terasa seolah jauh. Seperti Sang Buddha dengan Devadatta, meskipun berada dekat seolah terpisah diantara dua dunia yang berbeda. Karena baik dan jahat tidak dapat berjalan berdampingan.

- Siapa yang melihat Dhamma, dia melihat Tathagata. Hiduplah sesuai pada jalur Dhamma. Dhamma akan menjaga orang yang menjalankannya agar tidak jatuh ke tempat yang jahat. Dhamma akan menjaga seorang yang menjalankannya agar tidak sengsara.


Anumodana.
Bhante Piter Gunadhammo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com