Sariputta | Menuruti Jodoh dan Tidak Memaksakan Kehendak Sariputta

Menuruti Jodoh dan Tidak Memaksakan Kehendak

Master Chin Kung

👁 1 View
2017-09-22 10:43:57

Memaksakan kehendak artinya diri sendiri memang berniat melakukannya, bahkan memaksakan diri untuk melakukannya, menuruti jodoh artinya jodoh sudah saatnya masak. Misalnya membangun vihara, ini bukan urusan satu orang saja, jika hari ini ada orang yang mengantarkan sejumlah uang kepada anda, juga cukup untuk membangun vihara, maka ini diperbolehkan, jodoh telah masak, harus melakukannya. Namun jika ada orang yang mengantar uang kepada anda untuk dibangun vihara, dan uang tersebut tidak mencukupi, jika anda pergi menggalang dana, ini yang disebut memaksakan kehendak.

Juga seperti contoh mencetak buku kebaktian, saya hanya memiliki sedikit uang, ketika orang lain mencetak buku sutra, saya boleh memberi dana sukarela, ini namanya menuruti jodoh, ini harus dilakukan. Namun jika diri sendiri memiliki uang yang cukup, sekali mencetak 1000 jilid juga tak masalah. Ketika kemampuan kurang maka kurangi bertindak, lakukan sesuai kemampuan. Contohnya jika pemasukan vihara lancar maka aktivitas boleh banyak, jika pemasukkan sedikit maka aktivitas dikurangi, jika pemasukan tidak ada aktivitas dihentikan dulu. Jangan membuat perencanaan segudang, barulah pikiran dapat tenang, melatih diri ada pada ketenangan batin.

Ketika Buddha Sakyamuni masih berada di dunia, sepanjang hidupNya tidak menggalang dana, hal ini harus dipahami, kita harus meneladani Beliau. Masa selanjutnya baru ada yang disebut menggalang dana, betapa susahnya menggalang dana, seharusnya juga harus menuruti jodoh, yakni orang lain dengan niat sukacita berdana, namun tidak boleh ada desakan. Dalam keseharian kami berusaha  berhemat untuk melakukan kebajikan. Contohnya mencetak buku kebaktian, melepas satwa ke alam bebas, mendanakan obat-obatan, inilah yang saya lakukan sepanjang hidup.

Beberapa tahun belakangan ini, dana dari umat terlalu banyak, maka kami membuat perencanaan untuk melakukan sesuatu. Kami bertindak menuruti pemasukan vihara, jika tidak ada maka makin bagus, tidak perlu melakukannya. Jangan membuat perencanaan, tahun ini harus melakukan apa, ini sungguh melelahkan! Tidak boleh. Buddha Dharma sangat menitikberatkan pikiran yang suci, tujuan kita adalah Alam Sukhavati, di dunia ini  kita hanya tinggal sementara saja.  

Petikan Tanya Jawab 23 Juli 2004

http://smamituofo.blogspot.co.id

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com