Sariputta | Mendidik Bhikkhu Muda Sariputta

Mendidik Bhikkhu Muda

Luangpho Inthawai Santussako

👁 1 View
2019-04-26 15:27:01

- Acara sudah semakin dekat, agar para Bhikkhu di Vihara turut membantu persiapan untuk menerima para tamu yang datang. Khususnya mengenai air minum dan air yang dipakai untuk keperluan lain, sudah semestinya dipersiapkan dari sekarang, jangan sampai ada kekurangan. Tugas apapun yang diberikan kepada diri sendiri jika tidak mampu untuk melaksanakannya janganlah diterima, mungkin karena alasan kondisi fisik ataupun kurangnya keahlian pada bidang yang ditugaskan. Harus mengatakan terus terang mengenai ketidakmampuan untuk melaksanakannya, jangan hanya menerimanya begitu saja lantas pada pelaksanaannya tidaklah dilaksanakan dengan baik, alhasil berantakan semuanya. Jika ada Bhikkhu siapapun yang seperti itu sampaikanlah kepada Luangpho, Luangpho tidak akan mengizinkannya masuk ke Vihara seperti menggariskan kapur anti serangga agar semut tidak dapat melewatinya.

- Luangpho mengajarkan murid agar menjadi pribadi yang kuat, tidak lemah, memiliki daya tahan, serta memiliki tanggung jawab atas tugasnya. Tugas sehari-hari di Vihara yang dikerjakan bersama juga haruslah mengerjakannya dengan baik, jangan hanya selalu menghindari pekerjaan dengan alasan membutuhkan waktu untuk Bhavana. Seperti yang telah Luangpho sampaikan kemarin mengenai perkataan dari Luangpu Ben yaitu saat mengerjakan sesuatu juga dapat melaksanakan Bhavana, Bhavana tidak lah harus selalu dengan duduk meditasi. Saat makan, ketika minum coklat atau kopi, serta saat mengobrol tidak mengatakan kalau telah menyiakan waktu Bhavana, namun disaat berhadapan dengan pekerjaan mengapa mengatakan ingin praktek Bhavana, semua ini merupakan bentuk Kilesa di dalam diri.

- Apabila melihat ada diantara Bhikkhu yang tinggal disini memiliki sifat yang selalu menghindari pekerjaan, tidak sungguh-sungguh belajar, hanya bernaung untuk makan dan tinggal dari hari-kehari, lingkungan Kuti sendiri dibiarkan bala oleh dedaunan, atau hidup layaknya orang mati, sampaikanlah kepada Luangpho. Ini sebagai perkataan untuk mengintrospeksi diri sendiri serta memperhatikan juga teman para Bhikkhi yang lainnya. Apabila tidak memiliki kesungguhan untuk belajar, lalu tinggal untuk apa, tinggal dengan memberatkan Khruba Acarn serta kawan para Bhikkhu yang lainnya, membiarkan yang lainnya mengangkat beban sementara diri sendiri tidak melakukan apa-apa. Jika memang mampu untuk tinggal seorang diri, untuk apa tinggal disini bersama dengan teman para Bhikkhu yang lainnya, hanya akan membuat yang lain tidak senang hati saat melihatnya.

- Luangpho pernah melalui segala pekerjaan pada zaman masih sebagai Bhikkhu muda sehingga mengetahui segala tata cara pengerjaannya. Saat ini juga menurunkannya atau mewariskannya kepada murid-murid. Suatu saat nanti disaat menjadi Kepala Vihara juga dapat mengetahui cara pengerjaan berbagai hal, mengetahui mana yang tinggi dan mana yang rendah, mengetahui situasi dan kondisi, cermat dalam memecahkan masalah yang mungkin dapat muncul secara tiba-tiba, serta dapat menempatkan diri dwngan benar. Luangpho mengajarkan Bhikkhu murid-murid Luangpho untuk menjadi pemimpin atau Kepala Vihara di masa depan, bukannya menjadi Bhikkhu pengikut. Apabila selama tinggal dengan Khruba Acarn tidak sungguh-sungguh belajar, hasilnya disaat keluar dari Vihara Khruba Acarn nanti juga tidak bisa apa-apa. Luangpho sudah banyak memperhatikannya sejak tinggal bersama Luangta Maha Bua, Bhikkhu yang tidak sungguh-sungguh belajar tidak menjadi apa-apa setelah meninggalkan Vihara. Hal yang bermanfaat dalam membawa perkembangan dalam menjalani hidup sebagai Bhikkhu inilah yang Luangpho sampaikan.

- Siapapun yang tinggal di Vihara Khruba Acarn tidaklah berarti akan baik semuanya. Yang tidak baik juga ada, tinggal tanpa bersungguh-sungguh untuk belajar, jika ada diantara para Bhikkhu yang tinggal di Vihara Luangpho yang memiliki ciri demikian sampaikanlah kepada Luangpho, bantu-bantu untuk saling memperhatikan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seperti apa masa depan seseorang kelak sudah ada cirinya yang dapat dilihat sedari awal. Apabila memiliki daya juang, semangat belajar, memiliki tanggung jawab, berpegang teguh pada Dhamma dan Vinaya; Bhikkhu ini nantinya akan berkembang. Seperti anak kecil yang giat dalam belajar, masa depannya tentu akan cerah.

- Setiap hal yang sudah pernah temui akan Luangpho sampaikan untuk didengar sebagai pelajaran. Dimana ada harta karun, ada sarang lebah, ada ular, harimau, maupun singa juga akan memberitahukannya; karena Luangpho sudah lebih dulu melewatinya. Selanjutnya terserah pada kalian apakah akan masuk ke telinga ataukah hanya masuk telinga kiri lalu keluar telinga kanan, atau seperti menyiramkan air ke punggung seekor anjing yang seketika tidak ada setetespun air yang menempel pada bulu seekor anjing setelah anjing itu menggoyangkan seluruh tubuhnya.

- Luangta Maha Bua pernah mengatakan mengenai kesulitannya untuk mengandalkan Bhikkhu yang membuat harus berpikir berkali-kali, padahal para Bhikkhu yang tinggal saat itu di Vihara beliau cukup banyak. Saat itu Luangpho masih tinggal dengan beliau, terpikir dalam hati mengapa harus sampai susah-susah, semua Bhikkhu yang tinggal juga mendedikasikan dirinya demi melayani beliau disaat tinggal menggantungkan hidup pada beliau. Kini sampai pada titik ini Luangpho baru merasakannya, bahwa dalam mengandalkan Bhikkhu untuk mengerjakan sesuatu bukanlah hal yang biasa, terkadang diberikan tugas untuk memperbaiki sesuatu namun hasilnya bahkan berbalik jauh lebih parah dari sebelumnya, kadang juga sudah menyampaikannya berkali-kali masih juga belum paham dan berbalik bertanya kembali. Ingatlah perkataan ini baik-baik, suatu saat ketika menjadi Khruba Acarn dan memiliki murid-murid para Bhikkhu yang tinggal bersama tentunya akan merasakannya.

- Kedengarannya semua yang Luangpho sampaikan ini cukup keras. Namun seperti inilah mendidik Bhikkhu, bagaimana bisa mendidik dengan selalu bersikap lembut. Ini semua juga bukanlah berarti Luangpho menganggap diri sendiri sebagai Sasada, tidak demikian karena Sasada hanya ada satu yaitu Sang Buddha. Luangpho hanya salah satu bagian dari yang telah mempelajari Dhamma Sang Buddha, selanjutnya Khruba Acarn, setelah menerimanya dari Khruba Acarn juga berusaha menjalaninya dan menyampaikannya untuk menurunkannya kepada Bhikkhu murid-murid Luangpho. Bagi umat awam juga dapat mendengarnya sebagai pandangan yang Luangpho berikan agar dapat juga memiliki gambaran mengenai kehidupan seorang Bhikkhu. Apabila melihat seorang Bhikkhu tidak hidup sesuai dengan Dhamma Vinaya, tidak memiliki Sila, serta tidak memiliki Hiri Ottappa juga dapat untuk mengingatkan. Karena sebagai Buddha Mamaka berada dalam satu wadah atau keranjang yang sama, jika tidak saling mengingatkan lalu siapa yang akan mengingatkan. Melihatlah pada diri sendiri juga pada orang lain, sebelum akan menegur orang lain juga melihat diri sendiri. Jangan menjadi seperti kertas amplas yang hanya selalu menghaluskan benda lain sementara permukaan diri sendiri kasar seluruhnya.


Anumodana.
Bhante Piter Gunadhammo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com