Sariputta | Mempelajari Sesuatu Yang Membawa Kelahiran Dan Kematian Sariputta

Mempelajari Sesuatu Yang Membawa Kelahiran Dan Kematian

Luangpho Inthawai Santussako

👁 1 View
2019-04-26 15:39:03

- Luangpho ingin menyampaikan mengenai acara hari kelahiran Luangpho yang jatuh pada tanggal 27 bulan ini. Dalam acara ini tidak mengeluarkan surat undangan, karena Luangpho juga tidak membuat acara, acaralah yang mendatangi Luangpho, dalam acara ini juga tidak ada upacara-upacara khusus. Disaat banyak orang berdatangan, kita pun tidak dapat diam begitu saja, bagaimanapun haruslah menyambutnya. Luangta Maha Bua juga tidak pernah membuat acara hari ulang tahun, untuk hal ini bukanlah juga berarti "Melihat cara gajah membuang kotoran, lantas membuang kotoran mengikuti gajah," ini hanya merupakan salah satu bentuk sudut pandang saja.

- Kebetulan acara akan jatuh pada hari Sabtu, kemungkinan akan banyak orang yang datang karena tersedia waktu luang juga di hari Minggu. Namun bisa saja tidak banyak orang yang datang karena berpikiran bahwa akan banyak orang, sehingga akhirnya memilih untuk tidak datang. Jika tidak datang juga baik, kalau datang pun baik, baik kedua-duanya, apabila ingin datang juga silahkan. Seandainya tidak datang pun, jagalah Sila dan melaksanakan Dhamma, walaupun berada jauh tetaplah sebagai saudara seDhamma, meskipun berada dekat namun berbuat tidak baik dan membuat masalah tetap saja tidaklah baik.

- Hari ini juga adalah hari Uposatha, agar bertekad sendiri untuk menjaga Sila. Luangpho akan memberikan tuntunan Sila secara rutin pada setiap hari Uposatha hanya pada saat masa Vassa, diluar dari itu agar bertekad sendiri. Meskipun menerima Sila dari seorang Bhikkhu, jika tidak menjaganya setelah menerimanya pun akan sama saja, dengan hanya menjaga ucapan dan perbuatan dengan benar saja sudah merupakan Sila.

- Dalam menanam kebajikan haruslah mengumpulkannya demi masa depan sendiri. Mengumpulkan harta benda juga demi masa depan sendiri, sebagai simpanan jika suatu hari nanti memiliki keperluan ataupun menderita sakit sehingga perlu dirawat, jika tidak memiliki simpanan tidak tahu harus berbuat apa.

- Ajaran Sang Buddha perlu untuk dipelajari. Saat ini keyakinan diri sendiri terhadap ajaran Buddha telah sebesar apa. Seberapa yakin jika setelah meninggal dunia akan terlahir kembali, Sang Buddha menyatakan kalau setelah kematian tidaklah tamat, setelah kematian akan terlahir kembali, jika masih belum cukup yakin haruslah untuk mempelajarinya. Jika kelahiran hanyalah satu kali saja, bagaimana mungkin Sang Buddha dapat mengetahui kehidupan lampau. Seperti misalnya hidup mulai dari hari ini; maka tidaklah mungkin untuk mengetahui akan hari kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, dan seterusnya.

- Untuk melakukan apapun haruslah mengacu pada dasar sebab akibat. Apa yang dimaksud dengan dasar sebab akibat? Luangta Maha Bua mengatakan bahwa "Dasar sebab akibat itu seperti 1+1=2, 2+2=4, 4+4=8, 8+8=16; dijumlahkan terus-menerus dengan mengacu pada kebenaran demikian, maka hasilnya adalah benar. Walaupun seorang profesor yang mengatakannya; jika 1+1=3, 2+2=5, 4+4=9; maka hasilnya pun tidaklah benar, karena keluar dari dasar sebab akibat.

- Tidak lama lagi akan tiba hari tahun baru Thailand atau festival Songkran. Luangpho ingin mengingatkan, khususnya bagi orang-orang yang telah lanjut usia agar memberitahukan anak-cucunya untuk berhati-hati dan jangan minum arak. Diri sendiri harus menyayangi diri sendiri serta memikirkan masa depan dari sendiri. Jika diri sendiri tidak menyayangi diri sendiri, tidak menyayangi keluarga, lantas siapa yang akan menyayangi diri sendiri. Harus mengajarkan seperti itu kepada anak, kalau sudah kecelakaan lalu harus dirawat di Rumah Sakit, orangtua dan sanak keluarga jugalah yang ikut sengsara. Apabila mengalami kecelakaan sampai meninggal dunia juga sangatlah disayangkan, orangtua hanya dapat menangis, menangis pun tidak lagi ada gunanya, hal yang terbaik adalah mengingatkan anak terlebih dahulu sebelum sampai mengalami kecelakaan yang berujung kematian, kalau anak tidak mendengarnya maka terserah padanya, yang terpenting orang tua sudah memberitahu, jika orangtua tidak memberitahulan terlebih dahulu, maka itu adalah kelalaian dari orangtua. Dari berita yang sudah sering kita dengar setiap tahunnya mengenai nyawa yang melayang pada festival Songkran yang mencapai 200-300 orang, sangatlah disayangkan. Ada juga yang dapat selamat namun mengalami patah kaki atau tangan, bahkan sampai menjadi cacat. Sungguh ironis, alih-alih dapat saling memberikan bantuan untuk memajukan negara justru berbalik harus membutuhkan bantuan. Luangpho sebagai Bhikkhu yang dituakan hanya dapat mengingatkan, karena mabuk dan kesenangan yang hanya sesaat harus menanggung dampak buruk yang berkepanjangan.


Anumodana.
Bhante Piter Gunadhammo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com