Sariputta | Manfaatkan Media Sosial Untuk Menyebarkan Ajaran Buddha Seluas-luasnya Sariputta

Manfaatkan Media Sosial Untuk Menyebarkan Ajaran Buddha Seluas-luasnya

Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2017-09-13 23:00:14

Banyak orang yang berpikir, maraknya gadget, internet dan media sosial membuat orang menjadi individualis, susah bersosial dengan orang sekitar, susah diajak meditasi dan konsentrasi, hingga menjadi tempat subur untuk menyebarkan informasi-informasi negatif.

Berbeda dengan pandangan Bhikkhu Uttamo. Menurut Bhante Uttamo, gadget dan media sosial tidak bisa dijadikan alasan orang susah konsentrasi. “Kalau orang memang belum bisa diajak meditasi, karena susah konsentrasi dan lain-lain, bukan salah gadgetnya, memang orangnya saja yang belum mempunyai kemauan kuat untuk meditasi,” ujarnya kepada BuddhaZine.

Justru, menurut Bhante, dengan perkembangan teknologi terutama internet, harus dimanfaatkan oleh umat Buddha untuk belajar Dhamma. “Dengan mudahnya memperoleh informasi itu, seharusnya umat Buddha bisa memanfaatkan untuk memperoleh informasi Dhamma seluas-luasnya,” imbuh Bhante yang kini menjadi Kepala Pondok Meditasi Balerejo, Blitar, Jawa Timur.

Lalu Bhante menceritakan mengapa ia memilih membuat situs internet www.samaggi-phala.or.id pada 13 November 1998 untuk menyebarkan Dhamma. Langkah Bhante Uttamo termasuk berani karena pada saat itu internet masih merupakan barang langka.

“Pada awalnya karena saya bukan Buddhis, saya merasa kesulitan untuk memperoleh ajaran Buddha, sehingga setelah menjadi bhikkhu, saya ingin mempermudah penyediaan informasi bagi yang membutuhkan. Dan internet merupakan salah satu cara yang paling mudah dan cepat menjangkau umat dan simpatisan Buddhis di seluruh dunia.”

Bhante Uttamo, pada masa pencarian spiritual untuk menjawab berbagai pertanyaan yang mengganjal dalam benaknya sempat mempelajari berbagai agama dan kepercayaan. Ketika itu jalannya untuk berjodoh dengan agama Buddha penuh jalan berliku dan kesulitan mengakses ajaran Buddha, karena buku Buddhis belum banyak.

Pertemuannya dengan Pandita Buddha di sebuah kelenteng di Yogyakarta tahun 1980 pada masa kuliah menjadi awal “tercerahkannya”, membuat semua jelas, dan pertanyaan-pertanyaan tentang realitas kehidupan pada saat itu bisa diterima dengan masuk akal.

Dari situlah Bhante Uttamo mulai mendalami ajaran Buddha sampai akhirnya menjadi bhikkhu di tahun 1986 dan kini telah menyelesaikan vassa ke-30. Karena belajar dari pengalaman sulitnya mengakses ajaran Buddha, Bhante Uttamo kemudian mempunyai cara khusus untuk menyebarkan ajaran Buddha, salah satunya melalui web Samaggi Phala.

Dari pengalaman Bhante Uttamo selama ini mengelola situs Samaggi Phala dan channel Youtube, banyak orang yang belum mengenal Buddhis mengirim pertanyaan-pertanyaan melalui email. “Setelah membaca web Samaggi Phala, akhinya banyak orang yang belum mengenal ajaran Buddha jadi bertanya dan belajar agama Buddha,” jelas Bhante.

Menurutnya, pengunjung web Samaggi Phala lebih banyak ingin mempelajari ajaran Buddha, melihat dan mencari kitab suci Tipitaka, lagu-lagu Buddhis, dan artikel Dhamma dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Bhante Uttamo menekankan, pada era sosial media seperti saat ini, Dhammaduta dan umat Buddha harus pandai memanfaatkannya untuk mengakses dan memberitakan ajaran Buddha seluas-luasnya.

 

Sumber : BuddhaZine

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com