Sariputta | Kamma Adalah Kehendak. Sariputta

Kamma Adalah Kehendak.

Bhikkhu Kheminda

👁 1 View
2018-07-16 15:28:19

Arti dari kamma adalah perbuatan. Akan tetapi, sesungguhnya bukan perbuatannya melainkan kehendak yang mendorong munculnya perbuatan, baik yang muncul melalui tubuh, ucapan maupun pikiran itulah yang disebut sebagai kamma. Kamma hanya berlaku untuk mereka yang belum menghancurkan asava (kegelapan batin). Perbuatan yang dilakukan seorang arahat tidak bisa disebut sebagai kamma dan dengan demikian tidak mempunyai potensi untuk menghasilkan buah apa pun. Apa pun yang beliau lakukan sudah tidak mempunyai kekuatan untuk memunculkan efek lagi. Hal ini karena para arahat sudah menghancurkan dua akar kamma, yakni ketidaktahuan (avijja) dan nafsu-keinginan (tanha). Walaupun sudah tidak melakukan kamma baru, tetapi selama masih berada di dalam samsara para arahat tidak terbebas dari buah kamma-kamma yang dilakukan di masa lampaunya. Itulah mengapa kita sering menemukan cerita-cerita di dalam kitab suci tentang Buddha yang menderita sakit perut, sakit pinggang, difitnah, dilukai, di cela dan lain-lain. Pada saat-saat seperti itu Buddha sesungguhnya sedang memetik buah kamma buruk-Nya yang sudah matang.

Jadi, selama masih ada avijja dan tanha maka perbuatan yang disertai dengan kehendak disebut sebagai kamma. Kamma baik menghasilkan kebahagiaan dan kamma buruk menghasilkan penderitaan.

Avijja, adalah ketidaktahuan tentang Empat Kebenaran Mulia, tidak tahu bahwa hidup penuh dengan penderitaan, tidak tahu bahwa hawa nafsu-keinginan adalah asal-muasal dari penderitaan, tidak tahu bahwa ada Nibbana dan tidak tahu jalan untuk menuju ke Nibbana.

Tanha, nafsu keinginan atau kehausan, adalah segala nafsu keinginan Anda--Nafsu keinginan terhadap kenikmatan-kenikmatan indriawi (kamatanha), nafsu-keinginan terhadap eksistensi (bhavatanha) dan nafsu-keinginan terhadap noneksistensi (Vibhavatanha).

Avijja dan tanha adalah dua energi batin yang tidak baik (akusala cetasika). Lalu, bagaimana mungkin energi batin yang tidak baik ini muncul pada saat Anda sedang melakukan kamma baik? Pada saat berangkat menuju vihara, motivasi awal seseorang adalah ingin melakukan perbuatan kamma baik. Kamma baik tersebut dilakukan karena ingin terlahir di alam dewa Catummaharajika. Lihat, bahkan pada saat dia mau melakukan kamma baik, dua akar kamma aktif 'mendorong' kamma tersebut dari belakang. Memang, avijja dan tanha tidak muncul berbarengan dengan kamma baik, tetapi keduanya menjadi 'pemicu' munculnya kamma baik tersebut. Dalam bentuk seperti apa? Berpikir bahwa ada dewa adalah 'permainan' dari avijja. Sesungguhnya, tidak ada manusia, tidak ada dewa, tidak ada mahluk apa pun, yang ada hanyalah lima agregat (pancakkhandha). Kemudian, keinginan untuk terlahir sebagai dewa di surga Catummaharajika di dorong oleh energi batin yang disebut tanha atau nafsu keinginan. Jadi lihatlah, di dalam setiap pebuatan Anda, apabila tidak hati-hati akan selalu saja ada dua akar kamma ini. Itulah mengapa hingga saat ini kita masih berputar-putar di arus samsara. Selama kita belum mampu menghancurkan kedua akar dari kamma maka selama itu pulalah kita akan terus berada di dalam pusaran lingkaran kelahiran-dan-kematian tanpa awal ini!

Oleh karena yang disebut kamma adalah kehendak maka perbuatan yang tidak disertai dengan kehendak tidak bisa disebut sebagai kamma. Dengan kata lain, kamma tidak selalu merupakan perbuatan yang Anda lakukan dengan tubuh atau kata-kata yang Anda ucapkan. Apa yang Anda ucapkan atau apa yang Anda lakukan tidak bisa disebut kamma kalau kehendaknya berbeda. Seandainya saat ini Anda menjelaskan suatu hal kepada teman dan keesokan harinya Anda menyadari bahwa apa yang Anda jelaskan kemarin itu ternyata salah, maka Anda tidakbisa dikatakan telah melakukan kamma buruk yang disebut berbohong. Mungkin saja secara hukum negara, hukum yang berlaku disuatu negara, perbuatan seperti itu merupakan perlanggaran hukum negara. Akan tetapi yang pasti dia tidak melakukan kamma buruk. Kenapa? Karena pada saat mengatakan sesuatu satu hari sebelumnya, dia tidak mempunyai niat untuk mengelabui temannya. Atau, seandainya Anda sedang mengemudi mobil di petang hari, yang biasanya banyak binatang-binatang kecil, dan saat sampai di rumah ternyata di kaca depan mobil Anda terdapat banyak sekali binatang kecil yang mati, maka Anda juga tidak bisa dikatakan telah melakukan kamma buruk pembunuhan. Kenapa? Karena Anda tidak mempunyai kehendak untuk melakukan pembunuhan.

Pemahaman yang sangat sederhana ini gagal dipahami oleh sebagian umat sehingga sering kali umat jatuh dalam depresi dan stress hanya gara-gara, menurut dia, dia telah melakukan kamma buruk. Padahal sesungguhnya setelah dianalisis dengan benar ternyata dia tidak melakukan kamma buruk apa pun. Banyak manusia jatuh dalam stress dan depresi karena ketidaktahuan mereka, mereka tidak well informeted tentang Dhamma dan tidak mengerti teori-teori Dhamma sehingga akhirnya mereka menghukum diri mereka sendiri terlalu berlebihan. Inilah mengapa kita harus belajar Dhamma. Apabila Anda memiliki pengetahuan Dhamma yang benar maka banyak masalah kehidupan sehari-hari yang bisa Anda selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com