Sariputta | Jangan Tidur Menunggu Hari Kematian Sariputta

Jangan Tidur Menunggu Hari Kematian

Luangpho Inthawai Santussako

👁 1 View
2019-04-26 15:25:10

- Saat ini memang sedang dalam keadaan yang sibuk dalam rangka mempersiapkan acara. Meskipun mungkin tidak tersedia waktu untuk fokus pada Bhavana, namun tetaplah untuk tidak lengah, tetap berusaha untuk mengumpulkan jasa kebajikan. Karena Raja kematian selalu mengintai setiap waktu. Banyak teman para Bhikkhu berkumpul, dapat saling bertukar cerita satu sama lain, banyaknya orang karena dalam acara bukan berarti dapat membuat takut Raja kematian; ketika lengah Raja kematian akan langsung dapat menyergap kita.

- Luangpu Munh mengajarkan agar mengambil pelajaran dari burung puyuh, saat tertangkap dan dimasukan dalam sangkar, burung puyuh akan terus berupaya untuk mencari cara agar dapat keluar. Sekalipun diberikan makanan yang bagus saat berada dalam sangkar, burung puyuh akan memakannya disaat lapar namun tidak lantas membuatnya berpikir bahwa hidup dalam sangkar merupakan kebahagiaan. Burung puyuh akan terus berupaya mematuk kurungannya untuk meloloskan diri sambil mencari celah. Kapanpun sangkar tersebut lupa ditutup kembali, saat itulah burung puyuh akan segera terbang keluar. Maksudnya adalah agar kita selalu dapat memandang dunia ini sebagai tempat yang penuh dengan penderitaan karena akan disertai oleh usia tua, sakit, dan kematian. Oleh karena itu, harus selalu berupaya untuk mencari jalan keluar agar terbebas dari penderitaan seperti burung puyuh. Keadaan terbebas dari penderitaan yaitu Nibbana. Jadi, janganlah bersenang-senang secara berlebihan di dunia ini, hidup tanpa kesadaran, inti dari semuanya karena berpikir bahwa akan hidup selamanya di dunia ini tanpa akan mengalami usia tua, sakit, dan kematian.

- Jangan seperti seekor babi, setelah dimasukan dalam kandang dan diberikan makanan yang enak menurutnya lantas kemudian hanya tidur saja. Berpikir bahwa hidup dalam kandang merupakan suatu kebahagiaan, namun entah ia merasa bahagia atau menderita juga tidak tahu, hanya saja yang terlihat dia hanya makan kemudian tidur. Setelah cukup besar akan dibawa pergi untuk ditimbang, babi pun masih belum mengetahui apa-apa, setelah sampai di pejagalan dan dipukul kepalanya untuk diambil dagingnya barulah menyadari bahwa kematian sudah mendatanginya.

- Tinggal dalam jumlah banyak seperti ini juga membuat Luangpho merasa khawatir akan adanya percekcokan. Banyaknya pekerjaan yang dapat memicu naiknya emosi, karena itu untuk para Bhikkhu haruslah berusaha untuk saling menghindari pertengkaran, jangan saling menyantok ataupun menggigit. Sebagai seorang praktisi Dhamma atau meditator yang sudah terlatih, haruslah dapat mengendalikan pikiran sendiri, harus mampu untuk melepaskan segala perasaan yang muncul. Saat Kilesa Raga, Kilesa Dosa, Kilesa Lobha muncul haruslah dapat menyadarinya dan berusaha untuk meredamnya. Bukan hanya untuk para Bhikkhu, bagi umat awam juga sama, khususnya para ibu dapur. Jangan sampai saling membuang muka, jangan sampai saling gigit karena kita bukanlah seekor anjing. Harus ingat bahwa Raja kematian selalu mengikuti kita setiap saat.


Anumodana.
Bhante Piter Gunadhammo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com