Sariputta | Jangan Menjadi Harimau Di Luar Area Sariputta

Jangan Menjadi Harimau Di Luar Area

Luangpho Inthawai Santussako

👁 1 View
2019-04-26 15:41:11

 Bulan April ini merupakan bulan untuk menanam kebajikan, namun juga akan cukup banyak kesibukan, karena hari kelahiran Luangpho jatuh di bulan April. Terserah mau memandangnya pada sudut yang mana, apakah dari sudut yang penuh dengan kesibukan ataukah dari sudut untuk menanam kebajikan. Memandang dari sudut demi menanam kebajikan adalah lebih baik. Kemungkinan akan banyak saudara-saudari seDhamma yang datang, pada tahun-tahun sebelumnya pun banyak, namun tahun ini mungkin akan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya karena jatuh pada hari Minggu. Luangpho tidak mengeluarkan surat undangan, bagi siapa yang ingin datang juga bisa datang untuk berkumpul bersama-sama menanam kebajikan, karena Luangpho adalah seorang Bhikkhu milik masyarakat atau milik semua orang.

- Beberapa hari Luangpho tidak berada di Vihara. Sebagian orang mungkin ingin mengetahui bahwa Luangpho pergi kemana saja, selanjutnya akan mengurutkannya untuk disampaikan. Luangpho keluar dari Vihara sejak pagi subuh tanggal 29, menerima undangan makan di Rumah Sakit Pusat Khonkaen, kemudian melihat ujicoba dari alat kedokter baru yang berfungsi untuk menangani kanker hati, harganya 130,000,000.00 ฿. Disana juga hadir Gubernur Provinsi Khonkaen dan beberapa petinggi lainnya, merupakan bentuk dari memberikan kepentingan dalam hal ini. Dari sana Luangpho dimohon untuk melihat gedung dari Rumah Sakit yang satunya lagi. Disana mereka juga mengatakan kalau membutuhkan alat kedokteran untuk menangani kanker payudara. Mereka mengatakan kalau harganya senilai 30,000,000.00 ฿. Luangpho juga menerimanya untuk membantu mencarikan dananya demi kepentingan umum. Setelahnya Luangpho langsung menuju ke Provinsi Mukdahan untuk menghadiri acara menanam kebajikan untuk memperingati Maechi Kaew. Tanggal 31 kembali ke Udon Thani, kemudian menerima undangan makan di Kota Udon Thani pada tanggal 1 kemarin. Setelah itu pergi untuk rapat mengenai jalan baru yang dibangun untuk akses menuju Chedi Luangta. Disana mengambil keputusan untuk membuat sesuatu yang berupa simbol dari Luangta Maha Bua untuk dapat dilihat oleh pengendara yang melalui jalan tersebut karena jalan itu dipersembahkan untuk Luangta Maha Bua dan sebagai akses langsung menuju ke Wat Pa Ban Taad agar siapapun yang melaluinya dapat juga sekalian pergi memberikan penghormatan pada Chedi Luangta. Mengenai desainnya telah disepakati untuk mempercayakannya kepada perusahaan 'Sata Panij' untuk membuat modelnya. Selesai menanda tangani perjanjiannya disana, barulah melanjutkan perjalanan kembali ke Vihara.

- Demikian banyaknya kegiatan Luangpho, bukan berarti menjadi Bhikkhu tua lantas dapat berdiam diri saja di Vihara. Bilamana ada yang membutuhkan bantuan demi manfaat umum, Luangpho juga akan menerimanya. Namun untuk menerima setiap permintaan tidaklah mungkin, karena perlu melihat kesanggupan dari fisik juga, jika memang sungguh tidak bisa Luangpho juga akan menolaknya dahulu, akan tetapi menolak semuanya juga tidaklah mungkin. Untuk pergi kemanapun haruslah memikirkan kendisi tubuh berkali-kali. Jangan sampai orang lain dapat mencela, kalau mencela orang lain tidak apa, namun jika sampai mencela Luangpho Int? "Luangpho Int sebagai Bhikkhu yang menjaga Dhamma dan Vinaya, mengajarkan orang lain untuk mengetahui kebajikan, mengetahui mana yang pantas dan tidak pantas, mengetahui situasi dan kondisi, mengetahui status dari diri sendiri, mengapa Luangpho Int sendiri tidak dapat mengukur kemampuan diri sendiri." Luangpho juga tidak ingin mendengar seperti itu, roboh di tempat orang lain. Seperti inilah tubuh jasmani yang sudah menua dan lemah. Sang Buddha mengatakan bahwa "Bara have pañcakhandha", lima Khandha adalah beban yang berat.

- Tubuh jasmani yang telah memasuki masa tua sama dengan mobil tua. Bagian-bagian dari mobil sudah banyak yang rusak dan tidak lagi dalam kondisi prima. Kalau pikiran mungkin dapat berpikir jika tubuh ini masih sanggup, sama dengan pengendara yang dapat berpikir untuk pergi ke berbagai tempat dengan mobilnya yang sudah tua. Mobil yang kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk dibawa berpergian jauh lagi hanya akan mogok atau menimbulkan masalah di tengah jalan. Ketika telah sampai pada saat ini, pengendara sendirilah yang akan menjadi malu karena memaksakan untuk memakai mobil yang sudah tua menempuh perjalanan jauh, sama juga dengan diri sendiri yang memaksakan tubuh jasmani yang sudah tidak lagi mampu.

- Hingga saat ini juga terus berusaha untuk mengacu pada Dhamma dan Vinaya dalam segala tindakan yang dilakukan. Terkadang juga melihat pada kebiasaan yang telah dijalankan, seperti meniup kepala atau menepuk kepala untuk memberikan berkah. Kalau ada orang yang mendekati Luangta Maha Bua dan menyodorkan kepalanya, Luangta akan berkata "Ehm, saya bukan Bhikkhu ular kobra yang dapat menyembur, saya tidak menepuk kepala, saya bukan kucing yang menepuk kepala tikus." Apabila Luangpho mengikuti seperti apa yang Luangta katakan, apakah mungkin dapat seperti itu? Terkadang Luangpho hanya menepuk kepala sambil mengatakan semoga berbahagia, banyak rezeki, dan memiliki keberuntungan. Kalau ada pertanyaan apakah mengikuti jalur dari Luangta dalam hal ini, tentu saja jawabannya tidak, namun jika dilihat dari sisi Vinaya juga tidak sepenuhnya dapat disalahkan. Luangpu La terkadang juga memberikan berkah untuk orang lain dengan cara menepuk kepalanya. Kalau Luangpu Cam akan mengetuk kepala siapapun dengan tongkatnya sebagai bentuk memberikan berkah, tidak peduli laki-laki ataupun perempuan. Namun cara yang beliau lakukan juga tidak sepenuhnya salah karena menyentuh perempuan dengan menggunakan tongkat, tidak bersentuhan secara langsung. Namun bagaimanapun janganlah sampai berlebihan, menyembur kepala orang lain hingga kelihatan menjijikan. Luangpho selalu berupaya memberikan contoh yang baik untuk generasi mendatang. Meskipun sejak zaman dahulu juga banyak hal yang membuat Buddha Sasana ini berantakan, namun pada zaman Luangpho Int saat ini jangan sampai merusak Buddha Sasana. Orang lain maupun orang di generasi berikutnya, Luangpho sendiri tidak dapat menjaminnya, namun setidaknya Luangpho berusaha sebaik mungkin untuk tidak memberikan contoh yang buruk, karena sesuatu yang telah keluar dari jalur akan sangat cepat sekali melencengnya. Mungkin saja nantinya akan sampai dengan memegang kepala dari perempuan, namun bagaimanapun kita tetap menghormatinya karena sebagai Bhikkhu yang sudah tua, jika dipandang akan lebih condong kepada Metta dibandingkan Kilesa Tanha.


Anumodana.
Bhante Piter Gunadhammo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com