Sariputta | Dana yang Disalahgunakan ! Sariputta

Dana yang Disalahgunakan !

Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2017-09-08 22:43:27

Pertanyaan dan Jawaban YM Bhikkhu Uttamo :

Namo Buddhaya Bhante,  Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan.

1. Kalau kita berdana dan ternyata dana tersebut disalahgunakan, apakah kita masih menerima kamma baik atau itu hanyalah kamma buruk kita saja yang sedang berbuah ?

2. Kalau kita berdana, apakah anggota keluarga kita juga menerima kamma baik ?

3. Dalam meditasi, kita dianjurkan untuk memperhatikan nafas keluar dan masuk secara alami. Bagaimana caranya kita bisa membedakan kalau kita dalam bermeditasi memperhatikan nafas kita yang alami bukan yang dikontrol oleh kita ?

Terima kasih Bhante.

Jawaban:

1. Seseorang pada saat berdana berarti ia telah melakukan suatu kebajikan. Apabila dana yang telah dipersembahkan itu disalahgunakan oleh si penerima, maka donatur tetap mendapatkan kamma baik walaupun tidak maksimal dibandingkan apabila dana tersebut dipergunakan secara benar. Kalau donatur merasa kecewa atas penyalahgunaan dananya, maka pada saat itu ia sedang memetik buah kamma buruk. Oleh karena itu, sebaiknya donatur tetap menjaga ketenangan batinnya ketika ia mengetahui adanya penyalahgunaan dana yang telah dipersembahkannya. Ia hendaknya menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran yang tidak perlu disesali. Ia sebaiknya lebih waspada sehingga di masa depan, masalah penyalahgunaan dana ini tidak terjadi lagi. Sedangkan orang yang telah menyalahgunakan dana yang diterimanya adalah termasuk melakukan kamma buruk.

2. Dalam pengertian Hukum Kamma, mereka yang telah melakukan kebajikan akan mendapatkan kebahagiaan. Oleh karena itu, para donatur sendirilah yang nantinya akan mendapatkan kebahagiaan sebagai buah kamma baiknya. Namun, secara tradisi, sering setelah seseorang berbuat baik, ia dapat mengucapkan tekad agar keluarganya berbahagia dengan kalimat : "Semoga dengan dana dan kebajikan yang telah dilakukan sampai saat ini akan membuahkan kebahagiaan untuk DIRI SAYA dalam bentuk keluarga saya selalu sehat dan bahagia."

3. Pada saat seseorang bermeditasi dengan mempergunakan pernafasan sebagai objek, ia hendaknya bernafas secara alami dan bukan diatur. Pernafasan alami ini biasanya ditandai dengan irama nafas yang tidak sama di awal, pertengahan dan akhir latihan meditasi. Pada awal meditasi, pada umumnya nafas lebih cepat iramanya dibandingkan setelah pelaku meditasi dapat berkonsentrasi. Selain itu, pada mulanya, pernafasan juga lebih dalam dan panjang daripada setelah seseorang dapat memegang obyek. Oleh karena itu, irama pernafasan yang tidak sama inilah yang membuktikan bahwa pelaku meditasi tidak mengatur pernafasan, namun hanya sekedar mengetahui proses masuk dan keluarnya pernafasan yang berjalan secara alamiah. Semoga keterangan ini dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas konsentrasi dalam bermeditasi.

Semoga bahagia.

 

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com