Sariputta | Berdana Sariputta

Berdana

Bhikkhu Sri Pannavaro Dayaka Mahathera

👁 1 View
2017-10-30 09:09:47

Dhammadesana oleh YM Sri Pannavaro, Kathina 28 Okt 2017 di Vihara Jakarta Dhammacaka Jaya

Bagaimanakah berdana memberi yg merupakan praktek dhamma tertinggi?

Meskipun berdana memberi persembahan dengan sungguh2 dan pengertian yg benar, hanya dengan berdana banyak praktek dhamma dan kemajuan bathin yg bisakita peroleh.

Kualitas berdana dibedakan dari tujuannya:

Tingkat yang rendah:
Ada yg untuk pencitraan saja, ada yg mengharapkan balasan. Ini masih tetap dinamakan berdana ada manfaat tapi sedikit.

Tingkat menengah berdana menolong yang lain tapi agar hidup sejahtera, pekerjaan lancar, sehat, panjang umur, dan terlahir di alam baik bebas dr alam penderitaan. Ini juga boleh saja, karena tidak ada perbuatan yang baik yang sia2. Tapi apakah kondisi2 baik tersebut kekal selamanya? Umur yang panjang pun akan berakhir dengan kematian. Jika perubahan datang menjadi lebih buruk, itulah kekecewaan yang besar, mulainya penderitaan.

Sudahkah Saudara siap menghadapi perubahan menuju pelapukan, usia tua dan penurunan lainnya?

Berdanalah dengan motivasi dan tujuan yang tertinggi, bukan yang rendah ataupun menengah.
Berdana berharap agar kotoran2 batin menjadi kurang, kotoran2 seperti keserakahan, iri hati, dendam, jengkel, keakuan, dll. Dengan berkurangnya kekotoran batin, ketika perubahan datang, Saudara akan siap, karena telah berdana melatih untuk melepas.
Lebih baik lagi jika Saudara berdana dengan tanpa "aku".

Bagaimana caranya? Apakah kita harus merenungkan Anatta? Semua pikiran perasaan pencerapan kesadaran berubah2, hanyalah kebajikan yang berdana, tidak ada aku yang berdana. Perenungan secara intelektualitas itu sangat sulit. Karena berdana dg tanpa aku tidak hanya merenungkan tp juga harus memberikan dg sati, kesadaran, maka "aku" tidak akan muncul. Ini pun tidak mudah apalagi jika tidak pernah latihan meditasi.

Jadi bagaimana bisa memberi tanpa "aku", apa ada cara lain? Agar "aku" tidak perlu muncul?

Metta, citta, karunika

Orang yang memberi dg penuh cinta kasih dan belas kasihan. Orang yang memberi pada saat kapanpun tidak hanya saat kathina, tapi setiap saat kepada yang membutuhkan dengan metta, cinta kasih maka pikiran "aku" tidak akan sempat muncul.

Penuhilah pikiran Saudara dengan cinta kasih. Orang baik adalah sahabat kita, orang jahat pun adalah sahabat kita.

Tidak ada orang jahat permanen, suatu saat pun akan berubah baik. Tapi orang baik permanen itu ada, yaitu orang-orang yang telah mencapai Arahat.

Keakuan adalah sumber kotoran batin, semua rasa marah, jengkel, serakah berasal dari keakuan. Dengan begini Saudara akan siap menghadapi perubahan.

Orang yang memberi dg cinta kasih tidak akan berbuat buruk kepada orang lain, dia akan menjaga sila, mudah mengendalikan diri. Karena telah dipenuhi cinta kasih tidak akan tega melihat orang lain menderita, tidak mungkin muncul dendam, iri, serakah, dan lainnya.

Setiap memberi, ingatlah cinta kasih. Maka dengan ini Saudara akan langsung praktekkan dana, sila, dan bhavana. Dengan ini akan bersih dari kotoran batin meskipun hanya sesaat.

Jangan malu berdana meskipun hanya sedikit, tidak perlu membandingkan dengan yg lain, bukan jumlahnya tapi tujuan memberi yang penting.

Dana kathina tidak untuk pribadi para bhikkhu secara merata tapi untuk yang sakit, untuk pendidikan umum dan dhamma, vihara di desa2, dll. Dana akan dilaporkan kepada Sangha setiap tahun.

Jadi berdanalah dengan pikiran kualitas prima, dengan penuh cinta kasih dan tanpa keakuan. Batin Saudara akan bersih siap menghadapi apapun termasuk kematian.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com