Sariputta | Tanya Jawab 89 Sariputta

Tanya Jawab 89

Tanya Jawab 51-100

👁 1 View
2017-09-18 13:48:44

Umat Bertanya :

Bagaimana cara membangkitkan keyakinan pada Buddha, yang benar-benar timbul dari sanubari yang paling dalam?

Master Chin Kung Menjawab :

Ini adalah pertanyaan utama dari seorang praktisi, untuk membangkitkan keyakinan pada Buddha, yang benar-benar timbul dari sanubari yang paling dalam itu adalah sulit!

Ketika baru meninggalkan keduniawian, saya mengajar di sekolah tinggi bidang Agama Buddha, sambil mulai berceramah, dua tahun kemudian baru mengambil sila. Setelah menerima sila, saya pergi ke Taichung untuk mengunjungi Upasaka Li Bing-nan, Guru Li ketika dari kejauhan melihat diriku, sambil menunjuk ke arahku beliau berseru dengan keras : “Anda harus yakin pada Buddha!”, beliau mengucapkannya beberapa kali, saya jadi bengong.

Pada saat itu, saya sudah belajar Dharma selama sembilan tahun, berceramah sudah dua tahun lamanya, kenapa masih bilang agar saya harus yakin pada Buddha? Maka itu Guru Li menjelaskan padaku bahwa untuk membangkitkan keyakinan sejati pada Buddha adalah hal yang amat sulit, banyak para Bhiksu senior tetapi sampai meninggal dunia juga masih belum dapat membangkitkan keyakinan sepenuhnya, dapat kita lihat hal ini sungguh tidak mudah. Maka itu dengan membangkitkan keyakinan pada Buddha maka pasti ada kemajuan, tidak yakin pada Buddha pasti takkan ada keberhasilan.

Syarat untuk dapat membangkitkan keyakinan pada Buddha itu ada dua yakni : yang pertama adalah pada masa kelahiran lampau memiliki akar kebajikan yang mendalam dan tebal, keyakinan ini adalah keyakinan benar, keyakinan yang tak tergoyahkan. Anda tidak memahami apa-apa, hanya sepatah Amituofo ini saja dilafal dengan setulus hati, maka akan berhasil.

Seperti murid Master Di Xian yang bernama Gou Lou-jiang dan Master Xiu Wu yang tinggal di Vihara Sukhavati di Harbin, juga tidak mengenal huruf, tidak pernah sekolah, tetapi pada masa kelahiran lampau akar kebajikannya mendalam dan tebal, keyakinan mereka adalah benar adanya.  Maka itu, setelah menjadi Bhiksu baru beberapa tahun saja, sepatah Amituofo ini memunculkan kekuatannya, mereka dapat mengetahui waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, terlahir dengan bebas tanpa rintangan.  Yang kedua adalah membangkitkan keyakinan dengan benar, praktisi yang memahami kebenaran yang tertera dalam sutra dan sastra, memasuki kondisi batin Buddha, maka akan segera dapat membangkitkan keyakinan dengan sepenuhnya.  

Hanya dua jenis praktisi ini yang sanggup membangkitkan keyakinan dengan sepenuhnya, selain dua jenis praktisi ini, jujur saja, baik anggota Sangha maupun umat berkeluarga juga masih ragu-ragu, tidak sanggup membangkitkan keyakinan dengan sepenuhnya, maka itu dalam kehidupan keseharian masih dikendalikan oleh noda pikiran dan pandangan sendiri. Orang yang dapat membangkitkan keyakinan sepenuhnya pada Buddha, pasti akan melepaskan pandangan sendiri, menuruti ajaran sutra, pasti takkan terpengaruh oleh pengertian dan pandangan duniawi, ini adalah keyakinan benar.

Kita bukan praktisi yang memiliki akar kebijaksanaan yang tinggi dan tajam, juga bukan yang memiliki akar kebajikan yang mendalam dan tebal, di bawah kondisi ini kita hanya dapat giat belajar. Sesepuh mengatakan “menyelami Sutra Pitaka”, ini bukan berarti menyuruh kita mendalami keseluruhan isi Tripitaka, jujur saja, sebagian dari praktisi tidak memiliki kesanggupan ini, karena masalah utama adalah perbedaan aksara. Walaupun sekarang Tripitaka diletakkan di hadapan kita, kita juga tidak sanggup memahaminya.

Kini kami membimbing mereka yang berbakat di bidang ceramah, mulai darimana belajarnya? Dari sekolah dasar, mata pelajarannya adalah “Di Zi Gui” dan “San Zi Jing (Kitab Tiga Aksara)”. Buku-buku ini adalah bahan pelajaran anak-anak usia 5 atau 6 tahun, kita dulu tidak mempelajarinya, sekarang kita kembali menjadi anak-anak, menanam akar dengan kuat.

Standar belajar kita adalah harus bisa menghapal, menjelaskan dan mengamalkannya, ini adalah wajib, jika tidak mampu mengamalkannya maka tiada gunanya. Untuk pelajaran sekolah dasar, kita memilih dua mata pelajaran ini, setelah berhasil menguasainya, barulah kita mempelajari Bahasa Tiongkok Kuno, syaratnya juga sama yakni harus bisa menghapal, menjelaskan dan mengamalkannya, setelah menanam akarnya, dengan landasan ini barulah kita mulai mempelajari ajaran sutra.

Maka itu, menyelami Sutra Pitaka bukan berarti menyuruhmu mempelajari keseluruhan Tripitaka, tetapi dari Tripitaka memilih satu metode dan menfokuskan diri pada metode tersebut.

Upasaka Jiang Wei-nong yang hidup pada masa-masa awal pembentukan Republik Tiongkok, merupakan contoh teladan yang baik. Sepanjang hidupnya, dia hanya menfokuskan diri pada Sutra Intan, dia menggunakan waktu selama 30-40 tahun untuk menfokuskan diri pada satu sutra saja.

Pada jaman yang sama juga ada Upasaka  Zhou Zhi-an, juga menggunakan waktu selama 30-40 tahun untuk menfokuskan diri pada Sutra Hati, Sutra Hati hanya memiliki 260 aksara, tetapi dia mencurahkan keseluruhan hidupnya untuk mempelajarinya.

Dua praktisi ini memperoleh keberhasilan, mereka telah berhasil mengamalkan “teori adalah prajna, prakteknya adalah melafal Amituofo”, dalam buku yang berjudul “Kisah praktisi masa kini yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati” ada mencantumkan kisah mereka, mereka juga terlahir ke Alam Sukhavati.

“Penjelasan Sutra Intan” buah pena Upasaka Jiang Wei-nong dan “Penjelasan Sutra Hati” buah pena Upasaka Zhou Zhi-an, merupakan hasil karya yang luar biasa, boleh dikatakan ini adalah keberhasilan terbesar dalam sejarah penjelasan kedua sutra tersebut, baik jaman dulu maupun sekarang.

Masa sekarang apabila ingin mempelajari Sutra Intan maupun Sutra Hati, tidak bisa tidak membaca penjelasan hasil karya mereka. Dengan demikian menyelami Sutra Pitaka barulah dapat membangun keyakinan hati.

  

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com