Sariputta | Tanya Jawab 66 Sariputta

Tanya Jawab 66

Tanya Jawab 51-100

👁 1 View
2017-09-18 14:33:16

Umat Bertanya :

Di Taiwan ada sebagian anggota Sangha yang menfokuskan diri melatih Ajaran Sukhavati, bahkan juga menfokuskan diri menyebarkan Sutra Usia Tanpa Batas. Tetapi mereka masih suka membakar makanan dan asapnya kemudian dipersembahkan kepada para makhluk di enam alam tumimbal lahir, bahkan mengajari umatnya agar juga ikut melakukan hal serupa di rumah, apakah hal ini bertentangan dengan Kitab Tai Shang?   

Master Chin Kung Menjawab :

Sepertinya bertentangan. Dalam belajar Buddha Dharma, pintu Dharma apa yang anda pilih, maka melatih diri menuruti ajaran tersebut, tidak perlu mencampurbaurkan ajaran aliran lain ke dalam pintu Dharma yang kita latih.

Kita mempelajari Ajaran Sukhavati, Ajaran Sukhavati tertuang dalam 5 sutra 1 sastra, kita belajar Ajaran Sukhavati, pedoman dalam Aliran Sukhavati adalah 5 sutra dan 1 sastra, di dalam 5 sutra dan 1 sastra tidak ada tercantum upacara pembakaran sedemikian, maka itu kita tidak perlu melatih diri dengan cara sedemikian.

Jika praktisi sekalian ingin berhasil maka ingatlah! Harus “menfokuskan diri pada satu metode saja”. Di dalam Aliran Sukhavati, pilihlah satu sutra saja dan kemudian melatih sesuai dengan ajaran dalam sutra tersebut, dengan demikian maka akan berhasil.

Di dalam “kisah-kisah tentang mereka yang terlahir ke Alam Sukhavati”, para praktisi itu melafal Amituofo dengan setulusnya, tidak pernah mendengar mereka melatih upacara pembakaran sedemikian. Contoh yang paling nyata adalah murid dari Master Di Xian yang bernama Guo Lou-jiang (tukang tambal periuk), dia wafat dalam posisi berdiri; ada lagi Master Xiu Wu dari Vihara Sukhavati di Harbin, sebelum menjadi Bhiksu, beliau adalah tukang bangunan, setelah menjadi Bhiksu melatih diri dengan keras dan menahan penderitaan, dengan melafal Amituofo kemudian terlahir ke Alam Sukhavati.  

Kita jangan melihat orang lain berbuat begitu maka ingin mencontohnya. Apakah cara mereka ini benar adanya, diri sendiri saja tidak mengetahuinya, maka ini disebut kepercayaan takhayul.

Kita menuruti ajaran yang ada dalam “Sutra Usia Tanpa Batas” dan “Amitabha Sutra”, apa yang tercantum maka kita laksanakan, yang tidak ada jangan dilakukan, tidak perlu mempelajari metode di dalam sutra atau sastra aliran lainnya, jika tidak, maka ini disebut tidak terfokus, pikiran suci sulit diperoleh.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com