Sariputta | Tanya Jawab 30 Sariputta

Tanya Jawab 30

Tanya Jawab 01-50

👁 1 View
2017-09-20 08:24:30

Umat Bertanya :

Guru, anda selalu bilang bahwa jika memberi persembahan dana kepada vihara atau anggota Sangha harus menggunakan kebijaksanaan; bila vihara tersebut tidak menyebarkan Dharma, anggota Sanghanya kehilangan keyakinan pada Dharma, maka dengan memberi persembahan kepada mereka maka si pemberi dana juga harus bertanggungjawab.

Tetapi anda sendiri juga sering memuji Master Tan Chan yang menyumbangkan vihara, dengan prinsip bahwa “hukum karma ditanggung pelakunya masing-masing”. Anda juga berkata bahwa : “Berbuat kebajikan jangan takut disalahgunakan”.

Andaikata kami menggunakan hati yang menghormati Triratna, tidak mempedulikan keburukan vihara atau anggota Sangha tersebut, walaupun ini tidak sesuai dengan kebenaran, tenggelam dalam kesenangan, saya ingin bertanya apakah kami dapat memupuk jasa kebajikan dengan sempurna?

Master Chin Kung Menjawab :

Jika dapat mengamalkan “tidak melihat kesalahan orang lain”, maka akan memahami bahwa hukum karma ditanggung masing-masing pelakunya, tetapi ini harus ada kebijaksanaan. Jika berbuat jahat dan tidak menuruti Dharma, merusak citra Ajaran Buddha, melakukan karma buruk yang berat, maka jasa kebajikan anda telah sempurna dan terlahir ke Alam Sukhavati, tetapi si penerima yang melakukan karma buruk yang berat pasti jatuh ke tiga alam sengsara, untuk menjaga si penerima, kita juga harus memiliki sedikit hati maitri karuna.

Pendirian masing-masing itu berbeda, Master Tan Chan adalah seorang Bhiksu, vihara yang dia sumbangkan kebanyakan diperuntukan kepada anggota Sangha, vihara tempat pengambilan sila, ini adalah sebuah hati welas asih, sebuah hati balas budi. Dan vihara-vihara yang disumbang Master Tan Chan letaknya berjauhan satu sama lain, sehingga tidak mampu menjaga keseluruhannya, maka itu dikatakan “hukum karma ditanggung masing-masing pelakunya”. Jika sebaliknya letak vihara saling berdekatan, maka dapat sering ke sana dan mengurusnya, tetapi kondisinya tidaklah sedemikian. Maka itu semuanya tidak bisa disamaratakan.

Cara terbaik untuk mendanakan vihara adalah meminjamkan vihara tersebut kepada anggota Sangha atau umat untuk digunakan. Umpamanya, saya mendirikan sebuah vihara, hak milik ada pada saya, anggota Sangha ataupun umat berkeluarga boleh menjadi pengurusnya, saya boleh menyewakan kepada mereka, dan memungut uang sewa sebagai simbolis saja, yakni setahun satu dollar saja, jika mereka mengurus vihara dengan benar maka sewa dilanjutkan, jika malah sebaliknya bertentangan dengan Dharma maka menarik kembali vihara tersebut dari kepengurusan mereka. Dengan cara demikian, kelak juga takkan ada timbul masalah perebutan kepemilikan vihara. 

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com